Pahitnya Ditinggalkan

2999 Kata

Echa kembali ke kosan tak sendirian. Tentu saja bersama gadis yang wajahnya sama persis dengannya. Gadis itu masih terheran-heran dengan kehidupan di sini. Tak pernah naik angkutan umum, ia diajak naik angkutan umum tadi saat menuju rumah di mana Echa tinggal. "Rumahmu besar." Echa mendengus. Ia sedang membuka pintu kamarnya. "Ini bukan rumahku," tuturnya. "Bukan apartemen karena berbeda jauh. Tapi sejenis penyewaan seperti apartemen." Berhubung ia tak bisa berpikir, ia hanya menjawab apa adanya agar cewek ini paham. Dan gadis itu mengangguk-angguk. Ia sedikit mengerti. Setidaknya Echa cukup bisa berbahasa Inggris sehingga mereka tak sulit berkomunikasi. "Kenapa kamu tinggal sendiri di sini?" Ia tentu saja merasa aneh. Gadis ini tidak kabur dari rumah kan? Kalau ia? Ia tak akan nera

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN