Kejauhan gak, Kak, kira-kira?
Akhirnya ia mendapat agen les privat yang lain. Hanya saja lokasinya lebih banyak di Tangerang. Oke tak masalah, pikirnya. Ia akan mencoba menjelajahi dulu hari ini. Kalau anaknya cocok dengannya, ia berencana akan pindah agar lebih dekat untuk menghemat ongkos. Toh ia memang punya rencana untuk pindah dalam waktu dekat. Semua dilakukan demi mengatur ulang keuangan.
Ia nekat ke Tangerang sore ini. Jadwal bertemu sekitar jam tujuh malam di rumah si anak itu. Perjalanan dengan commuterline tentu saja cukup panjang dan memakan waktu. Sampai di stasiun tujuan, ia menumpang solat lalu bertanya-tanya angkutan umum yang bisa ia gunakan. Kalau naik ojek online jelas akan memakan uang lebih dari lima belas ribu. Sementara ia perlu menghemat itu.
Ia akhirnya tiba kurang dari jam tujuh malam. Masih tepat waktu. Anaknya masih SMP. Gadis kecil berkacamata yang tersenyum canggung saat melihat kedatangannya. Echa tersenyum tipis. Ia berhasil mengajar malam ini. Setidaknya ia sudah cukup senang. Waktu mengajar selama hampir tiga jam. Ia harus segera pulang naik ojek online sampai stasiun karena akan terlalu berisiko kalau memaksakan diri untuk naik angkutan umum sampai stasiun. Lalu menyambung perjalanan pulang menuju Depok dengan commuterline. Perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Ia melewati gang kober yang kecil itu dengan terburu-buru. Menilik memang sudah hampir jam dua belas malam saat ia tiba. Ini memang sangat berisiko. Namun ia masih harus menunggu respon lagi. Apakah anak itu bersedia ia ajarkan?
Ia memang hanya guru pengganti hari ini. Karena guru aslinya tak bisa datang. Mungkin ada urusan lain. Makanya, ini benar-benar tergantung pada nasibnya. Namun sayangnya, beberapa hari kemudian sang agen les privat mengabarkan kalau guru aslinya sudah kembali. Jadi ia hanya akan dibayar untuk satu kali pertemuan itu dan mendapat sekitar 150 ribu rupiah. Echa menghela nafas. Masih tetap harus bersyukur bukan? Setidaknya ia punya masukan.
Ia kembali bersandar pada tempat tidur, apa yang harus ia lakukan? Mencari agen lagi? Ya ada banyak lowongan kerja sebagai guru les privat tapi dari pengalamannya beberapa minggu ini, tak ada yang merespon. Padahal ia sudah berusaha keras menghubungi setiap lowongan pekerjaan. Ternyata begini ya rasanya menjadi pengangguran itu. Menyedihkan sekali.
Ya sekarang bukan waktunya untuk meratap. Ia harus segera memikirkan jalan lain. Kini ia sedang berselancar mencari kos-kosan yang lebih murah. Namun setelah berselancar ternyata ia tak menemukan lagi kos-kosan yang lebih murah dan lebih dekat dengan stasiun. Hanya kos-kosan ini. Yang harganya bahkan tak pernah ibu kosnya naikkan. Meski terkadang kalau hujan ya bocor. Rasanya agak menyedihkan tapi sepadan dengan harga yang hanya 500 ribu rupiah per bulan. Dari mana lagi ia bisa mendapatkan kos-kosan seperti ini? Ya kan?
Niat itu ia urungkan lagi. Kemudian malah terperangkap lagi. Tenggelam di dalam dunia media sosial yang dihebohkan dengan sebuah konferensi pers. Echa melihat nama yang tak asing terjerat dan muncul di berandanya begitu saja. Kabar apakah itu?
Ohooo. Tentu saja ia kaget dan membuat matanya benar-benar terbelalak. Syok parah.
Breaking News! Farrel Adhiyaksa Dikabarkan Telah Menghamili Mantan Kekasihnya, Shabrina!
Yaaa terakhir yang Echa ingat ketika datang ke rumah mereka saat berbuka puasa bersama, bukan kah lelaki itu membawa perempuan itu? Walau ia juga mendengar secara terang-terangan kalau beberapa keluarganya bahkan adiknya tak setuju dengan banyak pertimbangan. Kalau ia?
Ya sadar diri lah. Dibandingkan dengan Shabrina, ia jelas bukan apa-apa. Gadis itu cantik dan berprestasi. Berasal dari golongan kaya dan berada. Sementara ia? Ibunya saja enggan mengakuinya sebagai anak. Hidupnya miskin juga. Rumahnya kumuh di kampung halaman sana. Ia banyak-banyak berpikir kalau harus bersanding dengan Ferril dan keluarganya. Ia terlalu sadar diri.
Lalu berita ini apa?
Ia membongkar semuanya. Mencoba mencari kebenaran namun semua pemberitaan hampir sama. Mengabarkan kalau Shabrina mengandung anaknya Farrel. Echa harus bagaimana? Ya tidak melakukan apapun. Ia bahkan tak terlalu mengenal Farrel. Ferril saja tak begitu ia kenali. Ia hanya tahu kalau Ferril dan segala pemberitaannya yang selalu dikelilingi perempuan yaaa menurutnya kabar semacam ini yang menimpa Farrel adalah hal yang biasa. Ya ia tahu sih kalau dari pemberitaan, sosok Farrel itu adalah seorang hafiz Quran. Namun bagi Echa, tak ada jaminan. Apalagi kalau melihat lingkar pertemanannya yang Echa tahu dari media sosial.
Namun kabar ini tetap saja mengejutkan karena setahu Echa, lelaki ini sudah menikahi perempuan lain. Bahkan seingatnya mengenakan cadar saat pernikahan itu. Lalu ini apa?
Ah ia tak mau berspekulasi apapun karena ia memang tak tahu apa-apa soal Farrel bukan? Walau kalau ditanya apakah ia akan percaya atau tidak soal pemberitaan ini? Tentu saja percaya. Selain kasus di acara buka bersama kala itu, Echa juga tahu kalau hubungan Farrel dan Shabrina terus disorot media. Cowok itu juga sepertinya tak pernah menampik. Ya intinya kebersamaan keduanya memang terlihat dengan sangat jelas oleh orang awam sepertinya. Jadi pasti berkesimpulan hal yang sama dengan netizen lain. Kesimpulan apa? Ya keduanya saling mencintai.
Echa juga kaget saat mendadak mendengar kalau Farrel akan menikah dan yang dinikahi itu bukan Shabrina. Banyak orang yang membicarakan ini kalau Farrel dijodohkan keluarganya. Katanya dijodohkan oleh ibunya atau teman dari adiknya. Rumor yang tersebar di kalangan netizen dan yang Echa tahu dari media sosial ya memang itu. Ia juga tak tahu kan bagaimana yang sebenarnya terjadi? Untuk apa pula membahas ini bersama Ferril? Karena jelas bukan urusannya.
Lalu ya dengan kabar ini, apa yang ditangkap Echa juga sama dengan yang ditangkap orang lain. Farrel pasti mencintai Shabrina. Cowok itu pasti terpaksa menikahi istrinya yang sekarang karena ibunya. Ada kemungkinan seperti itu. Dan bagaimana kasus ini akan berjalan?
Ah entah lah. Echa tak bisa menebak apa-apa. Namun ia menduga mungkin Farrel akan kembali pada Shabrina dan meninggalkan perempuan itu. Ya spekulasi yang ada di dalam kepalanya begitu. Sama seperti netizen lain. Apalagi memang lebih banyak yang mendukung Farrel dengan Shabrina. Ya bagi mereka, keduanya adalah couple goals. Dua orang yang sama-sama sempurna lalu bersatu. Dibandingkan dengan perempuan yang menjadi istrinya Farrel, yang tidak jelas asal usulnya karena memang tak dipublikasikan. Ada rumor kalau istrinya adalah alumnu UI sama sepertinya. Tapi tak jelas juga pemberitaannya. Tak bisa dipercaya. Apakagi waktu itu foto mempelai wanitanya benar-benar hanya mengenakan cadar. Foto keluarga kecuali keluarga Farrel yang memang telah diketahui publik ya diblur.
Echa geleng-geleng membaca komentar para netizen yang memang lebuh banyak mendukung Shabrina dan Farrel untuk kembali bersama. Sementara ia merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Ia tak ada urusannya dengan ini bukan?
@@@
Perempuan itu terbatuk-batuk. Air sampai tumpah. Ia segera beranjak dari sofa lalu berlari ke dapur. Inilah akibatnya kalau minum sambil tiduran. Alhasil yaa disemprot habis-habisan oleh air. Mana masuk hidung pula. Rasanya perih sekali. Ia hanya bisa meringis dalam hati.
Tadi ia sedang berselancar lalu membuka beberapa pemberitaan di sebuah situs elit. Banyak kabar heboh dari orang-orang elit yang ada di negara ini. Dan biasanya paling cepat memberikan kabar berita. Lalu ia melihat gambar laki-laki yang pernah ia lihat kala itu. Lelaki di gudang dan juga saat konferensi pers beberapa waktu lalu. Kabar beritanya menyebutkan kalau lelaki itu menghamili seorang mantan Puteri Indonesia yang juga mantan kekasihnya.
Ya-ya. Ia tak kaget sebetulnya dengan pemberitaan semacam itu. Menurutnya sudah biasa. Apalagi ia lama tinggal di luar negeri. Namun di negara ini berbeda. Negara ini masih memiliki arus timur bukan ke barat.
Setelah membersihkan diri, ia segera kembali ke sofa lalu kembali mengecek pemberitaan tadi. Lalu membacanya dengan detil. Ya kalau urusan fisik si cewek yang memang aduhai, ia akui. Kepalanya bahkan mengangguk-angguk. Definisi cantik dan seksi alami. Untuk cowok? Ya ia tahu kalau cowoo itu ganteng. Namun anehnya ketika melihat foto itu, ia tahu kalau auranya agak berbeda. Aneh, tidak seperti yang pernah ia lihat. Namun fisiknya jelas sama. Ia memang tak pernah tahu namanya. Hanya hapal wajahnya.
"Anak konglomerat," tukasnya lalu melihat nama itu. Nama belakangnya yang sepertinya tak asing. Ia pernah melihat di mana ya?
Ia mengingat-ingat. Lalu tak lama, ia berlari menuju lift. Kemudian lift menghantarkannya hingga ke lantai paling bawah. Sebuah ruangan yang benar-benar berada di bawah tanah. Lalu melirik ke sekitar. Ia tak tahu di mana keberadaan ayahnya. Yang jelas, saat ia bangun tadi, ia tak melihat lelaki itu. Jadi ya kalau tak ada di sini, ada kemungkinan ayahnya pergi. Berhubung sepi dan ia sudah memastikan kalau ayahnya tak ada di lantai ini, ia segera bergegas membuka beberapa dokumen. Rasa-rasanya ia memang tak merasa asing dengan nama itu. Hingga....
"I got it!"
Ia nyaris berseru. Lalu menutup mulutnya sendiri. Kemudian membuka sebuah dokumen yang memang bertuliskan Adhiyaksa. Ada banyak dokumen konglomerat yang ada di sini. Bukan hanya satu nama ini saja. Ia yakin kalau ayahnya pasti ditugaskan untuk mengejar keluarga ini karena keberadaan dokumennya ada di sini. Dibuat secara khusus. Namun entah kapan ayahnya akan mulai bergerak. Ia juga tak tahu. Yang jelas, ia malah duduk di sana lalu membaca isinya. Isinya apa?
Berbagai aset yang sepertinya bukan itu juga yang diincar. Pasti sesuatu yang penting. Dan ia masih kesulitan menebak apa yang sedang dicari dari keluarga ini. Ia menghela nafas lalu tampak berpikir. Apa ia saja yang bergerak? Mencoba untuk mendekati?
Tapi kalau sampai ayahnya tahu, lelaki itu akan menyeretnya pergi dari sini. Seperti yang terjadi di Bangkok beberapa bulan lalu. Hanya karena ia mencoba mendekati orang-orang di kerajaan, ayahnya langsung membawanya pergi. Kehadirannya jika sampai dikenali memang sangat berisiko. Apalagi kalau sampai tahu ia tak beridentitas. Ia tinggal secara ilegal di negara manapun. Nama ayahnya juga tak boleh diketahui siapapun karena perkaranya akan panjang. Bukan hanya ayahnya yang akan mati, ia juga. Ia akan dianggap menjadi salah satu anggota hitam di sini. Apabila diketahui oleh intelijen di negara ini, ia bisa habis. Semua kejahatan yang pernah dilakukan ayahnya akan membuat ayahnya tewas di tempat tanpa kompromi.
Walau di sisi lain, ia juga penasaran. Ya awalnya memang tak begitu tertarik. Namun ia merasa kalau lelaki itu agak berbeda. Walau yah dnegan pemberitaan ini? Wuhuuu! Sialan juga yah? Tapi ia tak masalah. Ia lama hidup di negara barat. Pola pikirnya juga sama dengan orang-orang di sana. Ditambah lagi, ia tak pernah mengenal apa itu agama. Ia tak tahu apa tujuannya untuk hidup. Ia hanya berpikir untuk bersenang-senang meski hanya berkeliaran sendirian. Hidup sudah terasa menyenangkan baginya meski hanya dengan hal-hal sesederhana ini. Namun ini membuatnya merasa tertarik. Hingga ingin sekali mengikutinya.
Menguntit adalah pekerjaan yang sudah biasa ia lakukan. Itu persoalan gampang. Ia sudah lihai melakukannya tanpa pernah ketahuan oleh siapapun. Aah kecuali jika ayahnya mengetahui hal ini.
@@@
Ferril hampir meninju Farrel andai Ando tak menengahi. Usai rapat di kantor Regan, ia langsung pulang demi menginterogasi Abangnya. Satu keluarga besarnya tentu saja tak percaya akan konferensi pers yang diselenggarakan keluarga Shabrina itu. Apalagi keluarga perempuan itu mulai menuntut pertanggungjawaban Farrel. Papa Shabrina tentu saja mengancam dengan laporan ke kepolisian terkait p*********n jika Farrel tak bertanggung jawab.
"Saya tidak sudi anak saya menjadi istri kedua. Tapi lelaki itu harus bertanggung jawab. Saya akan menuntut kalau perlu. Dan dia harus lepaskan istrinya demi anak saya."
Dan orang yang paling tidak percaya kalau Abangnya melakukan hal itu pada Shabrina adalah Ferril. Ia masih yakin kalau Abangnya bukan orang seperti itu. Namun melihat kepasrahan di wajah Farrel dan lelaki itu sama sekali tak menyangkalnya malah membuat Ferril pesimis dan bertambah marah. Ia masih buta dengan apa yang telah terjadi sementara ketika Ferril terus mengamuk dengan pertanyaan-pertanyaannya, Farrel hanya terduduk lemah dengan air mata tak sanggup menjawab. Tentu Farrel adalah orang yang sangat terpukul atas segala kejadian ini. Farrel bahkan tak percaya dengan dirinya sendiri. Lalu apa yang terjadi pada malam itu? Farrel masih tak ingat sama sekali. Bagaimana ia bisa menjawabnya?
"b******k LO, BAAAAANG!"
Ferril kembali mengamuk. Kali ini Ando ikut terdorong sementara Ferril berhasil melayangkan tinjunya ke wajah Farrel. Lelaki itu pasrah dengan sudut bibir yang sudah berdarah. Ferril ingin membantainya lagi. Saat tangannya sudah melayang dan Ando berteriak, ia malah berhenti. Ia menatap Abangnya yang terbaring lemah di bawahnya sudah tak berdaya hanya dengan sekali pukulan. Kalau ia memukulnya lagi, ia jamin Farrel akan habis malam ini. Tapi Ferril tidak akan membiarkannya. Tidak akan pernah membiarkan Farrel mati sebelum bertanggung jawab atas apa yang terjadi hari ini. Ada banyak hal yang Farrel harus pertanggungjawabkan menurut Ferril. Pertama, Bunda. Kedua, Fara. Dan mengingat nama kakak iparnya itu membuat Ferril ingin meninju mukanya lagi. Bisa-bisanya Abangnya menikahi perempuan lain disaat sudah menghamili Shabrina! Iya kan? Ferril jelas mendengar kehamilan Shabrina sudah enam minggu sementara pernikahan Abangnya? Baru lima minggu. Bahkan ia bisa menebak kejadian Shabrina dan Abangnya ini terjadi seminggu sebelum pernikahan. Astaga! Ferril sama sekali tak mengerti apa yang ada di
otak Abangnya. Bisa-bisanya ia menghamili....Shabrina?
Astaga! Untuk ke sekian kalinya ia hahya bisa terperangah. Ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang terjadi. Maka langkah selanjutnya, Ferril menyeret Farrel tanpa ampun hingga ke mobil lalu mengendarai mobilnya habis-habisan. Ando langsung pontang-panting mengejar dengan mobilnya sembari menelepon sepupunya yang lain untuk menghentikan Ferril yang sedang emosi itu. Ferril tak bisa ditebak. Entah apa yang akan dilakukannya, Ando sangat-sangat bersiaga. Namun ternyata, ia malah menebas habis keramaian di depan rumah sakit Papanya dengan mengebut tanpa ampun. Hal yang membuat banyak wartawan pontang-panting berlarian takut ditabrak mobilnya. Satpam pun terpaksa membuka gerbang gegara ia yang terus membunyikan klakson. Walau setelah itu, banyak petugas rumah sakit lari pontang-panting menutup gerbang itu lagi agar tak ada wartawan yang masuk. Meski ada beberapa yang lolos namun berhasil ditahan pergerakannya dan disembunyikan di sebuah ruangan untuk sementara. Ferril?
Cowok itu mengamuk sambil membawa Abangnya yang tak berdaya. Ia menjadi pusat perhatian rumah sakit. Setibanya di ruangan Bunda dirawat, ia mendorong Abangnya hingga tersungkur tepat di dekat ranjang Bunda. Fadlan yang baru mendengar kabar Ferril mengamuk, langsung berlari menuju ruang rawat istrinya. Kalau Ferril sudah bertingkah seperti ini, anaknya itu tak akan perduli pad aberapa banyak orang yang menonton drama mereka. Fadlan masih peduli dengan nama baik anaknya setelah apapun yang terjadi. Ya yang namanya orangtua pasti demikian. Akan membela anaknya. Farras histeris tapi tak berani mendekat. Ia tahu kalau Ferril mengamuk pasti akan lepas kendali.
"Minta maaf lo sama Bunda!" titahnya tapi Farrel hanya tergugu di depan Bunda yang kini meneteskan air matanya.
Bunda bahkan enggan menatapnya. Padahal ia adalah anak sulung tercintanya. Sementara Fadlan baru tiba di pintu. Nafasnya ngos-ngosan. Ferril baru saja keluar usai menggebrak pintu lalu pergi lagi entah ke mana. Dipanggil berapa kalipun, tak menoleh. Cowok itu dan kemarahannya benar-benar mengerikan. Banyak orang yang melihat tapi tak berani melihat secara terang-terangan. Karena Ferril benar-benar menakutkan.
Farras juga baru pertama kali melihatnya seperti ini. Ya kalau bertengkar dengan Farrel pasti pernah beberapa kali. Tapi biasanya itu karena Ferril yang berbuat ulah. Kejadian terakhir pertengkaran mereka ditenggarai kehadiran Zakiya. Namun itu sudah sangat lama berlalu. Farras juga sudah lupa. Namun ini?
Farras tak tahu harus bagaimana. Ia juga buta. Ia juga syok. Bukan hanya Bundanya yang terpukul, ia juga sama. Apakagi kalau memikirkan kakak iparnya yang sepertinya belum tahu apa-apa yang terjadi di sini. Ia hanya bisa menahan nangis. Kalau ia berada di posisi kakak iparnya, ia tak akan sanggup. Lalu Ferril pergi ke mana?
Ohooo. Cowok itu kembali mengendarai mobilnya. Para wartawan berlari saat mobil itu dikendarai dengan cepat. Ferril tak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Kalau tak mau menyingkir ya mati. Ia sedang marah dan tak tahu cara melampiakannya. Hanya mengemudikan mobil jauh dari Jakarta hingga tak sadar malah membawanya menuju villa yang ada di Bandung. Villa milik om-nya. Sang penjaga yang melihat kedatangan mobilnya langsung berlari.
"Kok gak ngasih tahu kalau mau datang, Den?"
Ia tak menjawab. Melihat wajah marah dan aroma tak enak, si penjaga buru-buru membuka gerbang. Lalu membiarkan mobil Ferril masuk. Ia hanya mengintip saja. Tak tahu apa yang terjadi dan tak tahu apa yang membuat Ferril sebegitu marahnya. Lantas apa yang dilakukan Ferril di dalam?
Tak ada. Lelaki itu hanya duduk menunduk dan marah memikirkan semua hal yang terjadi. Sementara para sepupunya yang lain kompak berkumpul. Ardan akhirnya tahu ke mana perginya Ferril. Kini mereka saling menatap. Tak tahu harus berbuat apa atas kasus ini.
"Gue gak percaya," tukas Adit. Ia yang mengatakan hal itu pertama kali. Ardan dan Agha juga sama. Tak percaya dengan kabar berita itu. "Bagi gue, itu omong kosong." Adit masih mencoba menyangkal. "Ya kalian lebih kenal Farrel dibanding gue!"
Nyatanya, ia agak marah dengan segala pemberitaan itu. Ya baginya, Farrel itu saudaranya juga. Masi saudara sepupu istrinya dan sudah lama pula mengenalnya. Dari kecil bukan? Meski tak begitu dalam mengenalnya. Namun akhir-akhir ini mereka sering bersama. Melakukan misi bersama. Bagaimana mungkin Adit bisa percaya dengan kabar itu?
Ardan dan Agha juga sama. Mereka juga tak percaya karena mereka tahu bagaimana Farrel. Ya sebejatnya Ferril, kalaupun Ferril yang dikabarkan seperti itu, mereka juga tak akan percaya. Tahu kenapa? Karena mereka kengenal Ferril seperti apa. Ferril juga bukan tipe lelaki yang suka berpikiran kotor dan merendahkan perempuan. Ya kan?
Namun ini jelas gelap. Mereka tak tahu harus berbuat apa. Hanya bisa saling menatap dan tak menemukan solusi apapun. Sedangkan Ferril sudah duduk di tengah-tengah kebun strawberry. Ia masih percaya kalau abangnya tidak mungkin melakukan itu. Ia tahu bagaimana abangnya. Mereka bahkan berada di rahim di waktu yang sama. Jadi bagaimana mungkin ia tak mengenal Farrel?
Walau kabar berita itu jelas memukulnya. Apalagi dengan sikap abangnya tadi yang sepertinya tak membantah sama sekali. Namun baginya tetap tak mungkin. Kalau memang benar-benar menghamili dan berniat untuk melakukan itu, abangnya tak akan pernah menikahi perempuan lain. Ia yakin sekali akan hal itu. Dan ini kembali memukul kesadarannya. Sepertinya memang telah terjadi sesuatu yang tidak beres. Maka tak tunggu lama, ia sudah kembali menyetir mobil keluar dari villa itu. Padahal si penjaga villa baru hendak mengantarkan makanan karena khawatir padanya. Tapi mobilnya malah pergi begitu saja.
Ferril tak tahu apa yang akan ia cari. Ia buta. Namun ia ia harus menemukan jawabannya terlepas dari bagaimanapun caranya.
"b******k!"
Ia terus memaki. Semakin ia mengibgat bayangan konferensi pers itu ditambah abangnya yang benar-benar tak berdaya, itu benar-benar membuatnya marah. Namun kemarahan tak akan menyelesaikan apapun. Ia tahu itu dengan pasti. Kini entah ke mana ia akan pergi. Ia benar-benar tak tahu. Namun yang jelas, ia perlu mencari Shabrina. Tak peduli di mana keberadaannya. Ia akan cari. Ia segera melacak keberadaan Shabrina dan pelacakan ilegal yang ia gunakan di luar misi tentu saja tercium oleh Regan.
@@@