Episode 7 Bab 49

1966 Kata
Aileen tidak tahu seberapa lama dia bisa tidur semalaman ini. Aileen mulai merasa mengantuk setelah dia menangis selama beberapa jam. Jujur saja Aileen juga merasa ketakutan. Sekalipun dulu dia pernah mengalami penculikan, Aileen tetap saja merasa takut. Apalagi sekarang keadaannya lebih buruk dari yang dulu. Aileen mendapatkan luka yang cukup parah di kakinya. Ketika hari mulai terang, ruangan tempat Aileen diikat juga jadi semakin terang. Aileen mengedarkan pandangannya, dia mencoba mencari keberadaan Adeline. Tidak, sepertinya Adeline tidak dikurung di ruangan yang sama dengannya. Dimana adiknya itu? “Apakah ada orang di sini?” Tanya Aileen dengan lantang. Apapun yang terjadi, Aileen harus mencari cara untuk bisa keluar dari tempat ini. “Jadi kamu sudah bangun? Kami menunggu untuk waktu yang lama..” Seseorang tiba-tiba muncul di balik pintu. Aileen terisap, dia sama sekali tidak mengira jika dalang di balik penculikan ini adalah kakaknya sendiri. Mata Aileen tidak bisa berkedip untuk beberapa saat. Dia masih mencoba untuk mengendalikan keterkejutannya. Sungguh, Aileen tahu kalau Aruna sedikit gila, tapi kakaknya itu sudah sangat keterlaluan saat ini. Dia pernah merencanakan pembunuhan dengan mendorong Aileen dari sebuah jembatan kaca, lalu sekarang dia menculik Aileen? Astaga, Aruna memang benar-benar gila. “Lepaskan aku, jangan membuat masalah denganku..” Kata Aileen dengan tenang. Aileen tidak perlu terlalu khawatir sekarang. Ya, setidaknya orang yang menculik dirinya adalah kakaknya sendiri. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Seharusnya Aruna tidak melibatkan Adeline dalam hal ini. Adiknya itu pasti merasa sangat ketakutan sekarang. “Aku tidak takut dengan ancaman yang kamu berikan..” Kata Aruna sambil menatap Aileen. Aileen menganggukkan kepalanya dengan pelan. Iya, Aruna pasti tidak takut dengan ancaman yang Aileen berikan. Namun, apakah perempuan itu tidak takut pada orang tua mereka? Kira-kira apa yang akan terjadi jika ayah dan ibunya mengetahui peristiwa ini? “Papa pasti akan segera datang dan menjemputku. Aku tidak bisa menjamin jika aku akan menutup mulutku kali ini..” Kata Aileen dengan tenang. Aruna menggelengkan kepalanya lalu tertawa sejenak. Perempuan itu melangkahkan kakinya untuk mendekati Aileen sambil mengarahkan pistol tepat di pelipis Aileen. Untuk sesaat Aileen menahan napasnya. Aruna semakin mendekat sehingga pistol yang dipegang oleh perempuan itu jadi menempel tepat di kepala Aileen. Astaga, apa yang ingin dilakukan oleh kakaknya? apakah sekarang Aileen akan mati? “Aku tidak akan segan untuk membunuhmu saat ini juga..” Kata Aruna dengan santai. Mengingat jika Aruna pernah mendorong Aileen dari jembatan kaca, maka kemungkinan besar kakaknya itu tidak akan ragu untuk melepaskan menembak kepala Aileen dengan pistol yang ada di tangannya. Aillen mencoba untuk tetap tenang. Bagaimanapun juga Aruna adalah kakaknya. Aileen harus berusaha untuk berpikir positif. Namun, pikiran positif macam apa yang bisa Aileen miliki ketika dia menerima fakta jika kakak kandungnya sendiri berusaha untuk menculik dirinya? Bahkan orang suruhan kakaknya telah menebak kaki Aileen kemarin malam. “Baiklah, kakak bisa melakukan apapun yang kakak inginkan. Tapi tolong lepaskan Adeline. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita, bukan?” Tanya Aileen. Aileen berusaha untuk memastikan jika Adeline tidak berada dalam bahaya. Sejujurnya Aileen sendiri juga masih belum yakin kenapa Aruna menculik dirinya seperti ini. Apa alasan dibalik tindakan Aruna? Dia mencoba untuk membunuh Aileen, lalu sekarang perempuan itu menculik dirinya. Apa yang membuat Aruna berlaku segila ini? Mereka memang tidak memiliki hubungan yang baik sejak mereka masih kecil. Tapi, sepertinya hubungan mereka juga tidak seburuk dua orang musuh yang bisa saling membunuh. “Adeline sudah dilepaskan sejak kemarin malam. Orang suruhanku sudah mengantarkan dia pulang. Adeline pasti sedang tidur nyenyak di kamarnya saat ini.. jangan mengkhawatirkan dia..” Kata Aruna. Aileen menganggukkan kepalanya. Ya, setidaknya Adeline sudah aman saat ini. Aileen hanya perlu memikirkan cara untuk bisa melepaskan diri dari Aruna. Masalahnya, Aileen tahu jika Aruna adalah perempuan yang sangat licik. Perempuan itu tidak akan membiarkan Aileen keluar dengan mudah. “Katakan kepadaku, apa yang kamu inginkan?” Tanya Aileen. Aruna mengendikkan bahunya. Perempuan itu mulai menjauhkan pistol yang awalnya menempel di pelipis Aileen. Sekarang Aruna memilih untuk duduk di hadapan Aileen.  “Semua yang kamu miliki..” Kata Aruna. Aileen tersenyum singkat. Jadi Aruna mengakui jika selama ini dia iri dengan Aileen? Astaga, kakaknya itu memang sangat menyedihkan. “Termasuk Eros?” Aileen bertanya sambil tersenyum mengejek. Aruna tampak kesal, tapi kakaknya itu berusaha untuk menguasai dirinya. “Untuk apa aku menginginkan manusia tanpa kasta yang tidak berguna seperti Eros?” Tanya Aruna. Tidak berguna? Ah, kakaknya itu belum tahu rasanya bahagia ketika mereka tidak memiliki alasan untuk bahagia. Kakaknya itu belum tahu betapa nyaman pelukan Eros, betapa indah cahaya mata Eros, dan betapa hangat tatapan pemuda itu. Sudahlah, Aileen tidak ingin menceritakan seberapa berharganya Eros untuk Aileen. Sepertinya tidak berguna jika dia berusaha menjelaskan cinta kepada seseorang yang tidak memiliki hati. “Jadi apa yang kamu inginkan? Nyawaku?” Tanya Aileen dengan santai. “Apakah nyawamu sangat berguna untukku?” Tanya Aruna balik. Aileen mengernyitkan dahinya. Dia sungguh tidak mengerti kenapa Aruna bisa sangat menyebalkan seperti ini. Mereka lahir dari rahim yang sama, mereka juga hidup dalam keluarga yang sama, tapi kenapa mereka tidak memiliki sifat yang sama? Aruna layaknya seseorang yang haus akan kekuasaan, seseorang yang rela membunuh saudaranya sendiri untuk bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan. Sial, memiliki saudara seperti Aruna adalah sebuah musibah seumur hidup. “Jangan membuatku kesal.. aku benar-benar tidak tahan lagi. Kamu sangat keterlaluan, Aruna. Aku sangat muak dengan semua tingkahmu. Kamu pikir kamu siapa hingga bisa melakukan semua ini kepadaku? Kaki terluka.. ini bukan hal yang bisa aku maafkan dengan mudah..” Kata Aileen dengan kesal. Aileen sadar jika Aruna hanya sedang berusaha untuk membuatnya kesal. Sebenarnya sejak awal Aileen telah berusaha keras untuk menahan dirinya, tapi Aruna bukan tipe orang yang layak diperlakukan dengan baik. Kakaknya itu sudah keterlaluan. Dia membuat kaki Aileen terluka cukup parah. Aileen bahkan tidak yakin apakah dia akan bisa berjalan setelah ini. “Tempat ini ada di tepi jurang. Jangan sampai aku berubah pikiran dan mendorongmu ke jurang..” Kata Aruna dengan santai. Aileen memutar bola matanya. Aruna sudah pernah melakukan itu beberapa bulan yang lalu. Saat itu, percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Aruna digagalkan dengan Eros. Pemuda itu datang di waktu yang sangat tepat, dia berhasil menyelamatkan Aileen. Tapi sekarang, dimana Eros? Kenapa dia tidak datang untuk menyelamatkan Aileen lagi? “Jangan main-main..” Kata Aileen dengan kesal. “Kamu tahu kalau aku tidak pernah main-main..” Sesaat setelah Aruna mengatakan kalimat itu, sesuatu yang keras menghantam kepala Aileen dengan tiba-tiba. Aileen merasakan sakit yang luar biasa ketika benda keras itu mengenai kepalanya. Pandangan Aileen mulai buram. Dia tidak bisa melihat dengan jelas. Satu-satunya hal yang Aileen ingat sebelum kesadaran terenggut darinya adalah suara tawa Aruna yang menggelegar memenuhi ruangan ini. Gila. Kakaknya itu memang sudah gila. Dia seharusnya dirawat di rumah sakit jiwa. *** Aileen kembali membuka matanya dengan pelan. Pandangan Aileen sangat sulit untuk kembali fokus. Aileen mencoba untuk mengusap matanya, tapi Aileen langsung mengurungkan niatnya ketika dia sadar jika tangannya masih terikat. Sial. Semua ini bukanlah mimpi. Aileen memang baru saja sadar setelah dia pingsan karena Aruna memukul kepalanya dengan benda yang cukup keras. Aileen tidak mengerti kenapa kakaknya tega melakukan hal keji kepadanya. Apakah semua ini masih berhubungan dengan obsesi Aruna terhadap Keizaro? Apakah kakaknya itu berusaha menyiksa Aileen agar Aileen tidak mendekati Keizaro? Jika benar begitu, maka Aruna memang sudah kehilangan akalnya. Perempuan itu dikarunia otak, tapi dia tidak menggunakan otak itu untuk berpikir dengan baik. Aileen tahu kalau Aruna terobsesi dengan Keizaro, tapi perbuatannya beberapa waktu belakangan ini adalah hal yang tidak wajar untuk dilakukan. Aileen mendengar suara keributan dari arah pintu. Aileen mulai waspada, sepertinya Aruna sudah kembali ke tempat ini. Ya ampun, pandangan Aileen saja belum benar-benar pulih. Dia masih merasakan sakit yang luarbiasa di kepala dan kakinya, tapi Aruna sudah kembali? Apa yang akan dia lakukan setelah ini. “Wah, Aileen juga sudah sadar.. ayo, bawa pemuda itu masuk ke dalam sini.. kita harus memberikan pertunjukan menarik untuk Aileen..” Kata Aruna sambil tertawa. Perasaan Aileen mulai tidak enak ketika dia melihat beberapa pengawal Aruna menyeret seorang pemuda yang tampaknya sudah dipukuli beberapa waktu yang lalu. Pandangan Aileen masih kabur, dia belum bisa melihat dengan jelas... tapi, sepertinya Aileen mengenal siapa pemuda yang sekarang sedang diseret masuk ke dalam ruangan ini. Aileen mengepalkan kedua tangannya. Bagaimana mungkin Aruna tega membawa Eros ke dalam masalah ini? “Eros?” Aileen memanggil Eros dengan suara bergetar karena rasa khawatir. Tubuh Eros dipenuhi dengan luka. Beberapa lukanya tampak mengeluarkan darah. Aileen berteriak histeris ketika dia melihat salah satu pengawal Aruna melemparkan Eros ke kaki Aileen. Tidak, ini tidak boleh terjadi.. Eros mengangkat kepalanya dengan pelan. Untuk sejenak mereka hanya diam sambil saling menatap satu sama lain. On Tuhan, ini bukan hal yang benar. Apakah Aruna sudah bosan hidup? Selama ini Aileen selalu diam jika kakaknya itu mengusik hidupnya. Tapi Aileen tidak mungkin tetap diam ketika Aruna mulai berani mengusik orang-orang yang Aileen cintai. “Apakah kamu sudah gila? Jangan membawa Eros ke dalam masalah kita!” Kata Aileen dengan histeris. Aileen menatap Aruna dengan pandangan nyalang. Kakaknya itu memang sangat suka membuat masalah. Aileen tidak akan mengampuni dia! “Eros sendiri yang datang kepadaku.. aku tidak memaksanya untuk menyerahkan dirinya..” Aruna mengendikkan bahunya sambil berjalan membelakangi Aileen. Tatapan mata Aileen terus mengawasi Aruna yang sedang menutup pintu dan menguncinya dengan cepat. Oh Tuhan, apa yang akan terjadi setelah ini? “Eros.. kenapa kamu ke sini?” Dibandingkan dengan Aileen, keadaan Eros jauh lebih kacau. Tangan dan kaki pemuda itu diikat, tubuhnya penuh dengan luka, begitu juga dengan wajahnya. Sepertinya, sebelum membawa Eros ke sini, Aruna sudah lebih dulu menyiksa Eros. “Jangan khawatir.. jangan khawatir, Aileen..” Kata Eros sambil menatap Aileen. Aileen menggelengkan kepalanya dengan cepat. Bagaimana mungkin dia tidak khawatir? “Baiklah, bagaimana kalau kita mulai saja pertunjukan ini?” Kata Aruna sambil mendekati Aileen. Aileen menatap kakaknya dengan nyalang. Perempuan itu sudah sangat keterlaluan. Apa masalah mereka? Aileen rasa, mereka berdua tidak sedang berada di dalam perdebatan atau perselisihan. Hubungan Aileen dan Aruna memang tidak baik, tapi Aileen tidak pernah mengira jika Aruna akan melakukan hal segila ini kepadanya. “Jangan menyentuhnya, Aruna! Kita sudah sepakat akan itu!” Kata Eros dengan suara keras ketika tangan Aruna mulai menjambak rambut Aileen. Aileen menjerit kesakitan. Sepertinya Aruna memang sengaja menjambak rambut Aileen. Suara tawa Aruna terdengar menggema di seluruh ruangan. Perempuan itu terlihat sangat senang karena berhasil melumpuhkan Aileen dan Eros. Kakaknya itu memang sudah gila! “Siksa Aileen, kalau bisa.. buat dia kehilangan kesadarannya..” Kata Aruna dengan tenang. Aileen membelakkan matanya. Apa-apaan ini semua? “Aruna! Aku akan membunuhmu jika kamu menyentuhnya!” Eros berteriak seperti orang kesetanan. Aileen juga melakukan hal yang sama ketika dua orang pria bertubuh besar menyeretnya ke tengah ruangan dan mulai memukul tubuhnya. Beberapa dari mereka menendang kaki Aileen yang tertembak tadi malam. Tidak.. Aileen tidak bisa mempercayai perbuatan gila kakaknya. Kenapa dia melakukan ini? Aileen tidak mampu lagi merasakan pukulan yang mendarat di tubuhnya. Kesadarannya sudah hampir terenggut, namun pendengarannya masih berfungsi dengan baik. Aileen masih bisa mendengar suara teriakan Eros yang memohon kepada Aruna. Dan.. Aileen juga bisa mendengar ketukan suara sepatu yang mulai menjauh darinya. Aruna, kakaknya itu pergi begitu saja. Dia meninggalkan Aileen yang sedang dipukuli oleh para pengawalnya.  Tubuhnya mungkin sudah dipenuhi dengan luka, tapi Aileen masih berusaha untuk mempertahankan kesadarannya. Dia mendengar suara tangisan Eros, juga suara pukulan yang mendarat di tubuhnya dengan begitu ganas. Bukan hanya dirinya, Eros juga mendapatkan perlakuan yang sama. Pemuda itu juga dipukuli oleh para pengawal Aruna. Lalu.. secara perlahan mata Aileen mulai memberat. Kesadaran mulai terenggut dari dirinya. Aileen tidak mampu bergerak, juga tidak mampu melawan dua orang yang terus memukuli tubuhnya. Di detik terakhir sebelum kesadarannya hilang, Aileen mendengar suara pintu yang dibuka dengan paksa. Pukulan di tubuh Aileen berhenti bersamaan dengan suara seseorang yang berlari dan memanggil namanya. “Aileen!” Keizaro.. Seseorang yang datang adalah Keizaro.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN