Episode 4 Bab 27

1715 Kata
Aileen menatap langit yang mulai menampilkan cahaya kemerahan. Senja selalu tampak indah, tapi Aileen lebih menyukai langit malam yang gelap namun penuh dengan bintang. Langkah kaki Aileen bergerak dengan pelan begitu dia sampai di halaman rumahnya. Ah, Aileen harus kembali pulang. “Tuan menunggu anda di ruangannya, Nona” Kata seorang pelayan yang menghampiri Aileen. Aileen mengernyitkan dahinya. Ada apa? Kenapa ayahnya kembali memanggil Aileen ke ruangannya? Aileen menarik napasnya dengan pelan. Sepertinya ada masalah lagi. Tidak mungkin Aileen dipanggil tanpa alasan. Kali ini, apa lagi masalahnya? “Baiklah. Aku akan mandi dan mengganti pakaian lebih dulu. Tolong katakan kepada Papaku” Kata Aileen sambil tersenyum. “Tuan meminta agar anda langsung datang ke sana, Nona” Kata pelayan itu. “Kenapa? Apakah ada masalah?” Tanya Aileen. Pelayan itu tampak menundukkan kepalanya tanpa berani menjawab. “Dimana Mamaku? Apakah dia juga ada di dalam ruang kerja Papa?” Tanya Aileen sambil menatap ruang kerja ayahnya yang tampak tertutup. “Hanya ada Tuan saja. Nyonya tidak ada di rumah, begitu juga dengan Nona Aruna dan Adeline” Kata pelayan itu. Aileen kembali menganggukkan kepalanya. Sepertinya ini adalah rencana ayahnya. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Ada rasa khawatir yang langsung memenuhi hatinya. Bagaimana jika ayahnya tahu tentang kejadian hari ini? Bagaimana jika ayahnya tahu kalau Aileen mengajak Ethan dan Eros ke kota? Aileen pasti sedang dalam masalah besar. Aileen tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri, Aileen takut kalau Eros dan Ethan yang akan mendapatkan masalah. Aileen mengenal ayahnya dengan baik dan Ailen tahu kalau ayahnya tidak akan tinggal diam ketika dia tahu Aileen melanggar peraturan. “Baiklah, aku akan ke sana” Kata Aileen dengan tenang. *** “Papa mencariku?” Tanya Aileen sambil melangkah masuk ke dalam ruang kerja ayahnya. Aileen menatap ayahnya yang tampak sibuk dengan pekerjaannya. Namun, begitu mendengar suara Aileen, pria itu langsung mengangkat kepalanya dan menunda pekerjaannya. Aileen memilih untuk duduk di kursi yang ada di depan ayahnya. “Kamu tidak bekerja hari ini? Kemana saja kamu Aileen?” Tanya Ayahnya. Aileen menelan ludahnya. Apakah dia harus kembali berbohong saat ini? Tidak, ayahnya pasti sudah tahu segalanya. “Aku memang tidak berangkat bekerja. Aku menemui orang tanpa kasta” Kata Aileen sambil menundukkan kepalanya. Bagaimana ini? Bagaimana jika Aileen membuat Eros dan Ethan berada dalam bahaya? “Kamu membawa mereka masuk ke dalam kota? Kamu memeluk salah satu dari mereka, kamu berbicara dan duduk di taksi yang sama dengan mereka? Apa yang sebenarnya kamu pikirkan, Aileen?” Tanya ayahnya. Aileen tidak mampu mengangkat kepalanya. Habislah dia. Kali ini Aileen tidak akan bisa melakukan apapun. Bagaimana mungkin Aileen melakukan sesuatu yang sangat berbahaya seperti ini? Aileen tidak berpikir panjang ketika dia mengajak Eros dan Ethan datang ke kota. Aileen lupa jika orang yang paling berbahaya untuk Eros dan Ethan bukanlah penduduk kota melainkan ayahnya sendiri. Bagaimana ini? Apa yang harus Aileen lakukan untuk bisa melindungi Eros dan Ethan? Kalau Aileen memberikan penjelasan dan membela mereka berdua, ayahnya akan semakin marah. Aileen berada di posisi yang sulit saat ini. “Apa yang bisa kamu katakan tentang kejadian hari ini? Papa mempercayai kamu lebih dari apapun. Papa pikir kamu bisa menepati semua janjimu, tapi ternyata tidak. Kamu tidak bisa menepati apapun” Aileen menarik napasnya dengan pelan. “Pa, aku tidak pernah berjanji untuk tidak menemui mereka lagi. Mereka adalah teman-temanku. Apakah salah jika aku membawa mereka ke kota? Kamu hanya berkeliling saja, aku tidak menunjukkan mereka kepada penduduk kota. Apakah aku melakukan kesalahan?” “Salah, Aileen! Semua itu salah. Bagaimana bisa kamu tidak menyadari kesalahanmu sendiri? Selama ini Papa menganggap kamu sebagai anak yang paling cerdas dan bertanggung jawab. Kamu tidak seperti Aruna dan Adeline yang masih kekanak-kanakan. Tapi Papa salah, kamu memang cerdas, tapi kamu tidak bisa dipercaya” Kata Ayahnya. Aileen meneteskan air matanya. Aileen sering dimarahi oleh ayahnya, tapi kalimatnya kali ini benar-benar sangat menyakitkan. “Pa, mereka adalah temanku—” “Kamu ingin berteman dengan orang tanpa kasta? Apakah kamu sudah gila? Bagaimana mungkin kamu berpikir seperti itu? Kamu seorang Aporipse, kamu putri seorang Elysium.. mereka tidak sederajat dengan kita, Aileen!” Kata ayahnya. Aileen memejamkan matanya. Derajat, status, kedudukan, dan kekuasaan. Apa lagi yang harus Aileen pikirkan ketika dia ingin berteman dengan seseorang? Dunia ini membatasi hak manusia. Peraturan mengenai kasta membuat manusia tidak bisa bebas berinteraksi dengan manusia lain. Pada dasarnya, bukankah mereka sama saja? Kenapa harus dibedakan berdasarkan status ekonomi? “Papa tahu kalau kamu ingin membantah Papa dengan kalimat dan pemikiranmu mengenai peraturan pembagian kasta. Tapi, Aileen.. bukan Papa yang membuat peraturan itu. Papa memang seorang Elysium, Papa salah satu pemimpin dunia, tapi bukan Papa yang berkuasa untuk membuat peraturan. Sejak awal, memang inilah dunia baru yang dibangun oleh leluhur kita. Tidak ada yang bisa kamu lakukan selain tunduk dan mematuhi semua peraturan” Kata Ayahnya. Aileen mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya dengan serius. Sungguh, apakah selama ini ayahnya tidak pernah bertanya kenapa dunia harus dibagi menjadi tiga kasta? Ayahnya seorang pemimpin, tapi apakah dia pernah peduli pada orang tanpa kasta yang harus hidup sengsara di bawah jembatan? “Apakah Papa tahu jika ada banyak sekali orang di dunia ini yang harus hidup sengsara karena peraturan yang dibuat oleh leluhur kita? Pa, mereka tidak mendapatkan pendidikan, tidak mendapatkan tempat tinggal yang layak, mereka juga tidak bisa datang ke rumah sakit. Apakah Papa pernah memikirkan penderitaan mereka?” Tanya Aileen. “Itu bukan tugas kita, Aileen. Bukan kamu yang bertanggung jawab atas keadaan mereka. Mereka hidup sengsara karena mereka tidak memenuhi klasifikasi kasta. Itu bukan salahmu, jadi berhenti memikirkan keadaan mereka” Kata ayahnya. Aileen mendengus dengan pelan. Lalu semua ini salah siapa? Siapa yang bertanggung jawab atas kehidupan sengsara yang harus dijalani oleh orang tanpa kasta? Sampai kapan orang tanpa kasta harus ditindas seperti ini? Mereka juga manusia, mereka memiliki hak yang sama atas kehidupan ini, atas kota dan bumi ini. “Lalu siapa yang bersalah? Apakah para Elysium? Para leluhur yang menciptakan peraturan ini? Atau salah mereka yang terlahir di tengah kemiskinan? Papa, sampai kapan semua ini akan terus berlangsung?” Tanya Aileen. Ayahnya tampak terdiam. “Papa tidak peduli pada mereka, Aileen. Ini memang kehidupan yang tidak adil. Jangan lemah, kita memiliki banyak musuh di luar sana. Mereka sedang menunggu kamu membuat masalah, begitu mereka menemukan kelemahanmu, mereka akan menjatuhkan kamu dan keluargamu” Kata ayahnya. Kenapa mereka harus hidup dengan rasa khawatir seperti ini? Memangnya siapa yang ingin menjatuhkan keluarganya? “Jangan menemui orang tanpa kasta lagi. Papa mendapatkan informasi jika kamu sering mengunjunginya. Aileen, Papa tidak ingin membuatmu berada dalam masalah. Jadi, jangan menemui mereka lagi. Kamu akan menyesal jika kamu melanggar peraturan ini. Nama mereka Eros dan Ethan, bukan? Papa bisa membuat mereka sengsara jika kamu menemui mereka” Aileen terisap. Apa? Bagaimana bisa Papanya tahu nama Eros dan Ethan? Oh Tuhan, sepertinya Aileen memang melakukan kesalahan besar. “Jangan menyentuh mereka, Papa. Mereka tidak bersalah, aku yang selalu datang menemui mereka” Kata Aileen sambil menatap ayahnya dengan serius. Apa yang harus Aileen lakukan untuk menjauhkan Eros dan Etha dari bahaya? Ayahnya tidak pernah main-main. Dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Aileen takut kalau hal buruk terjadi pada Eros dan Ethan. “Itulah yang Papa khawatirkan. Kenapa kamu selalu datang menemui mereka, Aileen?” Tanya ayahnya. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Entahlah, Aileen juga tidak mengerti kenapa dia selalu kembali datang ke tempat itu. Aileen merasa begitu.... begitu senang ketika dia kembali bertemu dengan Eros dan Ethan, terlebih Eros. Senyum dan tatapan pemuda itu begitu menenangkan. Pelukannya sangat hangat. Aileen senang menatap matanya, senang melihat senyumannya, senang berdiri di sampingnya dan menikmati udara yang sama. Aileen merasa sangat senang ketika dia memeluk tubuh Eros, ketika menggenggam tangannya dan melihat matahari tenggelam bersama. “Eros. Pemuda itu yang kamu peluk sore ini. Jangan temui dia lagi atau Papa akan membuatnya sengsara. Papa bisa melakukan apapun untuk menjaga kamu tetap berada di jalanmu. Jika kamu tidak menuruti perintah Papa, akan Papa pastikan jika pemuda itu yang menjauhimu..” Kata ayahnya. Aileen menatap ayahnya dengan pandangan tidak percaya. Tidak, jangan Eros. Aileen tidak ingin melihat Eros berada dalam masalah. “Jangan menyentuhkan, Papa. Aku mohon, jangan sakiti dia” Kata Aileen sambil menangkupkan kedua tangannya di depan d**a. Dia kembali memohon kepada ayahnya sendiri. “Semuanya ada di tanganmu, Aileen. Jika kamu masih menemui pemuda itu, Papa akan turun tangan dan membuatmu menyesali segalanya” Kata ayahnya dengan tenang. Aileen menatap dengan pandangan kosong. Aileen adalah bahaya untuk Eros. Jika Aileen menemui pemuda itu lagi, maka ayahnya akan membuat hidup Eros dalam masalah. Apa yang bisa Aileen lakukan? Aileen tidak memiliki pilihan lain. Sejak awal, Aileen yang terus merencanakan pertemuan mereka. Aileen yang datang ke pemukiman dan berusaha untuk menjadi dekat dengan pemuda itu. Aileen yang terus tersenyum, terus masuk ke dalam kehidupan Eros tanpa pernah memikirkan akibat dari perbuatannya. Sekarang, Aileen tidak bisa melakukan apapun. Jika Aileen tetap menemui pemuda itu, maka sesuatu yang buruk pasti akan terjadi. Ayahnya bukan orang yang suka bermain-main. Aileen tidak bisa mengambil resiko dengan terus menemui Eros. “Aku tidak akan menemuinya. Pertemanan kami akan usai sampai di sini. Tapi, jangan buat dia menderita. Jangan menyentuhnya, jangan sakiti dia” Kata Aileen sambil menangis. Ayahnya menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Inilah yang Papa takutkan selama ini. Jangan terlalu dekat dengan orang tanpa kasta, Papa tidak ingin melihatmu menangis seperti ini. Papa tidak punya pilihan lain, Aileen.. Papa harus menjagamu dari orang-orang rendahan seperti mereka sebelum mereka menghancurkan hidupmu” Kata ayahnya. Aileen memejamkan matanya, dia kembali menangis dalam diam. Eros dan Ethan bukanlah orang jahat yang akan menghancurkan Aileen. Mereka orang yang sangat baik. “Aku tidak akan menemui mereka, tapi Papa harus menepati janji Papa..” Kata Aileen dengan suara bergetar. “Tidak akan ada kabar kematian jika kamu mau menepati janjimu, kamu bisa pegang kalimat Papa..” Aileen menarik napasnya dengan pelan. Jadi, semuanya selesai sampai di sini? Pertemuannya tadi sore adalah yang terakhir bagi mereka? Aileen bahkan belum mengucapkan selama tinggal. Perpisahan tanpa ucapan selamat tinggal adalah yang menyakitkan. Ya, meskipun sudah mengucapkan selamat tinggal, perpisahan juga tetap terasa sangat menyakitkan. Eros dan Ethan, mereka akan tetap Aileen ingat sepanjang hidupnya. Mungkin, mereka akan menempati ruang tersendiri di dalam hati Aileen. Mereka akan tetap di sana, menjadi kenangan menyedihkan tentang sebuah hubungan singkat antara orang tanpa kasta dan putri seorang Elysium.                
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN