Episode 8 Bab 55

1948 Kata
Tujuan pertama Eros adalah menemui  Keizaro dan membicarakan rencana mereka secara diam-diam. Keizaro dan Eros tidak bisa leluasa saat berbicara di rumah sakit. Kata Keizaro, di tempat itu ada banyak orang yang mengikutinya secara diam-diam untuk mendapatkan informasi penting mengenai dirinya. Keizaro tidak ingin keberadaan Eros diketahui oleh orang lain. “Jadi bagaimana? Apa yang akan kamu lakukan untuk mengancam Aruna?” Tanya Keizaro. Eros menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dia masih belum tahu apa yang harus dia lakukan. Dia ingin langsung mengancam Aruna, tapi dia kembali ingat jika Aruna juga memiliki kartu AS yang bisa dia gunakan untuk mengancam Eros. Saling mengancam bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan saat ini. “Sudah aku katakan, bunuh saja dia.. jangan membuang terlalu banyak waktu. Aku tidak ingin membahayakan Aileen karena berhubungan dengan wanita jahat sepertinya..” Dari tatapan matanya terlihat jelas jika Keizaro sedang merasa jijik. “Berikan aku sedikit waktu untuk berpikir, Keizaro. Membunuh orang bukan perkara yang mudah..” Kata Eros. Eros tidak menyangka jika akhirnya dia benar-benar masuk ke dalam kehidupan Aileen. Dulu, kisah mereka hanya sebatas saling tersenyum dan saling memeluk ketika mereka bertemu. Eros suka melihat senyuman Aileen yang begitu tulus, juga tatapan matanya yang memancarkan kebahagiaan. Aileen selalu menatap dunia dengan semangat, dia seperti tidak pernah merasa lelah untuk berjuang padahal hidupnya sering kali dipersulit oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Dengan menggenggam tangan Aileen, Eros merasa juga semuanya akan baik-baik saja. Benar, memang akan ada banyak sekali rintangan yang akan mereka hadapi, tapi tatapan mata Aileen meyakinkan Eros jika semuanya akan mereka lewati dengan mudah. Mereka akan tetap bersama, akan tetap berdiri sambil bergandengan tangan. Eros memang tidak memiliki sayap, tapi kakinya rela terluka untuk berjalan bersama dengan Aileen. Apapun itu, Eros akan merelakan segalanya untuk bisa memastikan kebahagiaan Aileen. “Jika kamu terlalu lemah, Aruna akan bergerak lebih dulu. Dia nekat mendorong Aileen dari atas jembatan, dia menculik Aileen dan melukai perempuan itu. kamu pikir dia tidak akan melakukan hal gila lagi? Manusia seperti Aruna tidak akan pernah berhenti sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan..” Keizaro menatap Eros dengan kesal. Tidak, membunuh tidak semudah yang Keizaro katakan. Aileen tidak akan menyukai ide itu. Seburuk apapun perlakuan Aruna, sepertinya mereka tetap tidak bisa membunuh Aruna begitu saja. Eros ingin menjaga Aileen, dia ingin memastikan jika Aileen akan tetap bahagia apapun yang terjadi. Kematian Aruna tidak akan mendatangkan sukacita di hati Aileen. Tidak, Eros tidak akan melakukan itu. “Aku tidak bisa membunuhnya. Aku mungkin bisa sedikit mengancamnya, tapi tidak dengan membunuhnya. Aku akan sama seperti kalian jika aku berusaha untuk menghilangkan nyawa orang lain..” Selama ini, Eros memang sering melakukan tindakan kriminal. Eros sering mencuri dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Sebenarnya, semua itu tidak Eros lakukan dengan sengaja. Eros tidak memiliki pilihan lain, dia kelaparan dan tidak punya makanan. Ya, begitulah kerasnya kehidupan orang tanpa kasta. “Baiklah kalau begitu, cari tahu apa yang Aruna inginkan. Aku akan memberikan apapun yang dia mau asalkan dia berhenti mengusik Aileen” Eros menganggukkan kepalanya dengan santai. Setelah ini dia harus langsung menyelidiki segala tentang Aruna. Eros tahu kalau tugasnya bukanlah hal yang mudah. Bagaimana caranya Eros menyelidiki Aruna ketika dia sendiri tidak bisa berbuat leluasa di kota ini? Eros harus selalu menyembunyikan dirinya agar tidak ada satupun orang kota yang menyadari keberadaannya. Jika ada yang tahu bahwa Eros adalah orang tanpa kasta, maka bisa dipastikan Eros tidak akan pulang dengan selamat. Minimal Eros akan masuk ke dalam penjaga bawah tanah dan menikmati sisa hidupnya tanpa pernah bisa melihat cahaya matahari lagi. “Sepertinya aku tahu apa yang dia inginkan..” Eros berbicara dengan pelan. Eros tidak yakin dengan apa yang akan dia katakan, tapi sebaiknya Eros segera memberi tahu kecurigaannya kepada Keizaro agar pria itu bisa segera bertindak. “Apa yang dia inginkan?” “Dia terobsesi dengan kekuasaan dan kekayaan. Dia mungkin.. mengincar dirimu?”   “Jangan bicara omong kosong!” Keizaro menyahut dengan kesal. Eros mengendikkan bahunya. Apa lagi yang diinginkan oleh perempuan seperti Aruna selain kekayaan dan kekuasaan? Aruna sangat mudah ditebak. “Jangan membuang waktuku, segera temui Aruna dan urus wanita itu” Keizaro berbicara sambil bangkit berdiri. “Aku tidak bisa menemuinya dengan mudah. Kamu pikir aku memiliki akses untuk bertemu dengannya?” Aruna. Wanita itu bukan orang sembarangan. Dia putri seorang Elysium, dia pasti sangat sulit untuk ditemui karena dia memiliki banyak pengawal pribadi. Lagipula, semua pengawal Aruna pasti akan langsung berjaga-jaga ketika mereka melihat Eros. “Aku akan mengurus segalanya. Kamu hanya perlu menemuinya di tempat yang sudah aku atur. Tangani Aruna, aku tidak ingin Aileen kembali terluka karena wanita gila itu” Kata Keizaro sambil pergi meninggalkan Eros begitu saja. *** Untuk yang kesekian kalinya, Eros memutuskan untuk kembali datang ke makam Ethan. Sudah berbulan-bulan berlalu tapi Eros masih belum bisa membiasakan dirinya untuk menjalani kehidupan tanpa Ethan. Rasanya sangat menyakitkan ketika Eros sadar jika Ethan meninggal karena dirinya. “Kamu masih menemui orang kota itu padahal kamu tahu kalau mereka sangat berbahaya..” Eros menolehkan kepalanya. Dia menatap Alika yang sedang berjalan mendekati makam Ethan sambil membawa setangkai bunga. Kenapa Alika bisa ada di sini? “Kamu terkejut karena melihatku?” Alika bertanya sambil tersenyum. Perempuan itu mengulurkan tangannya untuk meletakkan bunga di atas pusara Ethan lalu kembali berbicara, “Ethan sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Dulu aku memiliki adik laki-laki seusia Ethan. Sekarang aku sudah tidak tahu bagaimana keadaannya..” Eros tidak bisa mengatakan apapun. Cerita tentang kehidupan Alika adalah hal yang cukup memprihatinkan. Wanita itu kehilangan kewarganegaraannya dan harus menjalani sisa hidupnya sebagai orang tanpa kasta. “Kamu sering berkunjung ke sini?” Tanya Eros sambil bangkit berdiri. Alika menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Aku masih tidak bisa menerima kematian Ethan sekalipun orang di sekitarnya sudah tidak peduli lagi dengan insiden penembakan pemuda itu” Alika melayangkan tatapannya ke arah Ethan. Apakah Alika sedang membicarakan tentang Eros? Wanita itu mengira jika Eros tidak peduli pada Ethan? Tidak ada satupun orang yang bisa membaca pikiran Eros. Tidak ada yang tahu sesedih apa dirinya ketika harus menerima kenyataan tentang kematian Ethan. Namun, bukankah tidak akan ada satupun hal yang berubah sekalipun dia terus menangis sepanjang hari? Ethan sudah pergi, pemuda itu tidak akan pernah kembali lagi. Lagipula, kehidupan yang Ethan jalani bukanlah kehidupan yang indah. Mungkin kematian jauh lebih baik dibandingkan kehidupan yang mereka miliki sebelumnya. “Kamu sedang membicarakan tentang aku?” Tanya Eros. “Syukurlah jika kamu langsung sadar. Aku lihat kamu semakin dekat dengan orang-orang kota yang telah membunuh Ethan” Eros melangkahkan kakinya mengikuti Alika. Sekarang mereka sedang berjalan bersisian menuju ke pemukiman. “Bukan Aileen yang membunuh Ethan..” Jelas Eros dengan tenang. Sepertinya Alika salah paham pada Aileen. Kematian Ethan memang berhubungan dengan Aileen, tapi bukan Aileen yang membunuh pemuda itu. Eros sendiri yang melihat tangisan Aileen ketika perempuan itu datang untuk mengunjungi makam Ethan. “Kamu terlalu dibutakan dengan cinta palsu yang kamu miliki” Eros menatap Alika dengan pandangan tidak percaya. Apa-apaan perempuan ini? Kenapa dia berusaha menilai perasaan Eros kepada Aileen? Sejak dulu Eros memang berteman dekat dengan Alika, tapi sejak perselisihan mereka beberapa waktu lalu, Eros memilih untuk menjaga jarak agar Alika tidak semakin salah paham. “Jangan ikut campur dengan masalahku, Alika. Aku masih berusaha untuk bersikap baik padamu..” Eros menatap Alika sambil tersenyum simpul. Eros mengetahui cerita masa lalu Alika sehingga dia cukup prihatin dengan keadaan wanita itu. Manusia yang terbiasa hidup di kota akan merasa dua kali lebih sengsara ketika dia harus menjalani kehidupan di pemukiman tanpa kasta. Oleh sebab itu Eros berusaha untuk berteman dengan Alika agar perempuan itu tidak merasa sendirian. Sayangnya Alika membuat Eros berubah pikiran. Perlakuan kasar Alika kepada Aileen, juga ungkapan perasaan yang dirasakan oleh Alika kepadanya membuat Eros mengubah pandangannya. Sepertinya memang lebih baik jika mereka saling menjauh untuk sesaat. “Baik? Kamu berpikir kalau selama ini kamu bersikap baik? Kamu mendekatiku ketika aku pertama kali datang ke pemukiman. Kamu selalu menemani dan mendukung aku, tapi ketika Aileen datang, kamu pergi begitu saja. Itukah yang kamu sebut sebagai sikap baik?” Tanya Alika. Eros menghentikan langkahnya untuk sesaat. Alika telah salah paham terhadap Eros. Di bulan-bulan pertama kedatangannya ke pemukiman, Alika mengalami banyak sekali kesulitan. Rumah Alika berada di dekat rumah Eros, oleh karena itu Alfa sering menyuruh Eros untuk menemani Alika. Bukan hanya Eros saja yang sering datang, Ethan juga selalu ikut ketika Eros menemui Alika. Tapi kenapa perempuan itu hanya salah paham kepada Eros saja? “Aku rasa tidak ada hal yang perlu dibicarakan lagi, Alika. Maaf jika kamu menganggapku tidak baik, tapi selama ini aku berteman denganmu tanpa pernah mengharapkan apapun. Kamu temanku, hanya temanku.” Eros berbicara sambil tersenyum. Sesaat kemudian Eros memilih untuk mendahului langkah Alika. Seharusnya sejak dulu Eros mempertegas hubungannya dengan Alika. Eros tidak sadar jika selama berteman, Alika ternyata menyimpan perasaan lebih kepadanya. Sekarang Eros harus menegaskan bahwa hubungan mereka tidak lebih dari pertemanan saja. Eros peduli kepada Alika karena perempuan itu harus menjalani hidup yang sulit setelah puluhan tahun hidup di kota. Eros mencoba untuk membantu Alika menyesuaikan diri dengan kehidupan di pemukiman, tapi ternyata perempuan itu salah paham terhadap semua perhatian Eros. Ah, sejak awal memang Eros-lah yang salah. Dia membiarkan Alika larut di dalam salah paham tanpa mencoba untuk menjelaskan. Sekarang, beginilah konsekuensi yang harus dia terima. “Tapi aku mencintaimu! Aku mencintaimu!” Alika berteriak dengan kencang sehingga Eros kembali menghentikan langkahnya. “Jangan membuat hubungan kita jadi rumit, Alika. Mari kembali berteman seperti dulu. Aku sudah kehilangan Ethan, aku tidak ingin kehilangan satu teman lagi..” Eros menjawab dengan tenang. Tidak, sepertinya Eros telah salah bicara. Seseorang yang terluka karena cintanya tidak berbalas tidak akan mungkin mau membangun sebuah hubungan pertemanan. Sebaiknya mereka saling menjauh untuk sementara waktu. Eros akan semakin menyakiti hati Alika jika dia memaksa perempuan itu untuk berteman dengannya. “Kenapa kamu memilih Aileen? Kenapa bukan aku?” Alika bertanya sambil meluruhkan tubuhnya ke arah tanah. Perempuan itu menekuk lututnya dan menundukkan kepalanya. Sepertinya dia sedang menahan tangis. Eros tidak bisa meninggalkan Alika dalam keadaan seperti ini. Dia akan terlihat seperti seorang b******n karena meninggalkan wanita yang sedang patah hati. Pada akhirnya, Eros memilih untuk kembali berbalik dan berjalan mendekati Alika. Eros tidak bisa membalas perasaan wanita itu, tapi Eros juga tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Mereka memang bukan teman dekat, tapi Eros tetap ingin menjaga hubungan mereka. “Aileen bukan pilihan, dia satu-satunya. Tapi Alika, bukan hanya hubungan percintaan saja yang aku butuhkan di dunia ini. Aku juga membutuhkan seorang teman, jika kamu mau.. kita mungkin bisa berteman lagi..” Eros berusaha selembut mungkin ketika sedang berbicara. “Aku ingin lebih dari teman, Eros! Apakah kamu tidak sadar jika selama ini aku menyimpan perasaan kepadamu? Ini aku, aku tidak akan membuatmu dalam bahaya seperti yang dilakukan oleh orang-orang kota itu!” Alika mengangkat kepalanya, dia menatap Eros dengan penuh permohonan. Sayangnya, Eros memang tidak memiliki posisi lain di dalam hatinya untuk wanita ini. Aileen. Hanya Aileen saja yang bisa memiliki hatinya. Alika mungkin masih bisa menjadi temannya jika perempuan itu memang mau. “Ayo kembali ke pemukiman, Alika. Tolong anggap saja kita tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya..” Eros mengulurkan tangannya kepada Alika. Mungkin ini memang bukan saat yang tepat untuk berbicara dengan perempuan itu. Lagipula Eros juga harus segera bersiap untuk menemui Aruna besok pagi. Iya, Eros tidak boleh terlalu larut ke dalam urusan pribadinya. Ada masalah lain yang jauh lebih penting dari pembicaraannya dengan Alika. Aruna. Perempuan itu harus segera dihentikan agar dia tidak mengganggu Aileen lagi. Eros menarik napasnya dengan pelan. Saat ini dia merindukan Ethan yang biasanya selalu ada bersamanya apapun masalah yang sedang dia hadapi. Sekarang Eros sendirian, dia harus mengurus segalanya sendirian. Andai saja Ethan ada di sini...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN