Episode 8 Bab 54

1706 Kata
Aileen membuka matanya dengan pelan ketika dia mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat. Awalnya Aileen mengira jika orang yang masuk ke dalam ruangannya adalah Keizaro, tapi ternyata Aileen salah. Aileen menegakkan punggungnya ketika dia menemukan Aruna yang sedang berdiri di ambang pintu. Aileen langsung menatap ke arah sekelilingnya. Dimana Keizaro? Sekalipun dua minggu yang lalu mereka sempat bertengkar dan Aileen meminta agar pemuda itu pergi dari ruangannya, Keizaro tidak pernah benar-benar meninggalkannya. Kemana Keizaro sekarang? Jujur saja Aileen masih merasa was-was ketika dia bertemu dengan Aruna. Aileen melihat sendiri sejahat apa perlakuan kakaknya. Aruna adalah seorang psikopat. Keadaan Aileen memang sudah jauh lebih baik sekarang, tapi dibandingkan dengan kekuatan Aruna, Aileen jelas tidak ada apa-apanya. Dia tidak akan bisa melawan Aruna seorang diri. “Keluar dari kamarku atau aku akan—” “Akan apa?” Aruna memotong kalimat Aileen sambil berjalan mendekat. “Akan membunuhmu..” Kata Aileen dengan tenang. Aileen tidak boleh terlihat seperti orang ketakutan. Aruna akan semakin menjadi-jadi jika dia tahu lawan bicaranya sedang ketakutan. “Kamu terlalu banyak bicara padahal kamu tahu jika akulah yang bisa membunuhmu kapanpun aku mau..” Aruna tersenyum sinis. Aileen mendengus dengan kesal. Kakaknya itu memang sudah gila. “Pergilah dari sini jika kamu tidak ingin kulaporkan pada polisi. Kapanpun aku mau, aku bisa membuatmu mendekam di penjara” Aileen mencoba untuk tidak terintimidasi. Suara tawa Aruna mengalun dan menggema di seluruh ruangan. “Apakah aku terlihat seperti seseorang yang takut pada polisi?” Sering kali Aileen merasa jika dia sangat tidak beruntung karena memiliki saudara seperti Aruna. Tapi, bukankah Aileen tidak bisa mengubah apapun? Aruna adalah saudaranya, apapun yang terjadi, Aileen tidak akan bisa menyangkal fakta itu. Oleh karena itu, dibandingkan sibuk membuat perlawanan, Aileen lebih memilih untuk menghindar dari kakaknya. Selama ini Aruna dan Aileen sangat jarang berbicara satu sama lain. Hubungan mereka tidak sebaik hubungan persaudaraan antara dua orang perempuan muda. Meskipun begitu, Aileen tidak ingin semakin menambah masalah. Hubungan mereka sudah buruk, jangan diperburuk lagi. “Baiklah, katakan padaku.. apa yang kakak inginkan?” Aileen akhirnya menyerah. Aruna tidak akan mau pergi jika dia belum mendapatkan apa yang dia inginkan. “Apakah kamu serius?” Aruna bertanya sambil melangkahkan kakinya mendekat. Mau bagaimana lagi? Aileen tidak akan bisa mengusir Aruna begitu saja. Perempuan itu tidak mau mendengarkan Aileen, jadi sebaiknya Aileen yang mendengarkan dia. “Asalkan kamu tidak meminta sesuatu yang berbahaya bagi nyawaku dan nyawa orang di sekitarku, maka aku akan melakukannya..” Aileen mengendikkan bahunya. Aruna sering kali bertindak nekat, Aileen harus mengantisipasi pergerakan kakaknya itu. “Minta pada Keizaro agar dia kembali tinggal di negara kita. Aku tidak suka dia berada jauh dariku.” Aileen menatap Aruna dengan pandangan tidak percaya. Perempuan itu selalu memiliki rencana yang tidak terduga. “Aku tidak berhak memaksanya untuk tinggal di sini. Dia memiliki bisnis di luar negeri, dia selalu sibuk mengurus bisnis itu..” Mana mungkin Aileen memaksa Keizaro untuk kembali ke negara mereka? Hanya karena Aileen dan Keizaro bersahabat dekat, bukan berarti Aileen bisa mengatur kehidupan Keizaro. Apakah kakaknya itu sudah gila? Sudah sejak lama Aileen tahu jika Aruna berusaha untuk mendekati Keizaro, tapi bukan begini caranya. “Aku sekarang bisa—” “Aruna? Apa yang kamu lakukan di sini?” Aileen menolehkan kepalanya ketika mendengar suara pintu terbuka bersamaan dengan Adeline dan ibunya yang masuk dengan tiba-tiba. Astaga, mereka datang di saat yang sangat tepat. “Aku sedang mengunjungi Aileen. Apakah tidak boleh?” Tanya Aruna dengan santai. Adeline mendekati Aileen lalu berbisik pelan di telinganya. “Dia melakukan sesuatu?” Tanya Adeline. Aileen tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Perhatian kecil yang diberikan oleh Adeline membuat Aileen merasa tersentuh. Beberapa kejadian tidak terduga yang dialami oleh Aileen membuat Adeline jadi lebih perhatian kepadanya, “Oh, begitu.. Aileen, dimana Keizaro? Kenapa dia tidak ada di sini?” Tanya ibunya sambil berjalan mendekati Aileen. Jujur saja Aileen merasa sedikit kesal dengan keluarganya. Kenapa mereka membebani Keizaro untuk menjaga Aileen selama 24 jam sehari? Keizaro memiliki kehidupan pribadi sendiri, pemuda itu seharusnya tidak perlu selalu berada di samping Aileen. Mau sampai kapan Keizaro mengabaikan pekerjaannya karena dia terus merawat Aileen? “Dia sedang ada urusan pekerjaan. Aku sudah menyuruhnya untuk kembali ke luar negeri karena pekerjaannya terbengkalai, tapi dia menolak..” Aileen menatap Aruna yang yang tampak kesal. Kakaknya itu memang tidak tahu malu. Aileen tidak mengerti kenapa Aruna sangat ingin mendekati Keizaro. Untuk beberapa saat mereka akhirnya larut ke dalam pembicaraan. Aileen merasa senang karena dia bisa bertemu dengan ibunya dan adiknya secara leluasa. Beberapa hari ini keadaan Aileen semakin membaik, jadi penjagaan di ruangannya juga sudah tidak seketat biasanya. “Mama harus pergi karena ada pertemuan mendadak di rumah. Papamu mengundang beberapa dewan pemerintah ke rumah kita. Mama harus mengurus bbeerapa hal.. apakah tidak apa-apa jika Mama meninggalkan kamu, Aileen?” Tanya ibunya. Aileen menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Sebenarnya, sekalipun Aileen sendirian di ruangan ini, dia tidak perlu merasa khawatir karena akan ada banyak perawat yang datang untuk memeriksa keadaannya. Hal yang lebih perlu untuk dikhawatirkan adalah kedatangan Aruna. Aileen yakin jika dirinya akan tetap baik-baik saja meskipun dia sendirian, tapi jika ada Aruna, maka semuanya akan berubah. “Baiklah kalau begitu. Jaga dirimu baik-baik. Mama akan kembali ke sini lagi besok. Kata dokter, mungkin lusa kamu sudah diizinkan untuk pulang..” Aileen tersenyum lega ketika dia mendengar kalimat yang dikatakan oleh ibunya. Jujur saja Aileen sangat ingin pulang. Dia bosan berada di ruangan sempit ini sepanjang hari tanpa bisa melakukan apapun. Aileen.. dia merindukan kehidupan lamanya. Aileen ingin kembali beraktivitas di yayasan amal, dia ingin mengunjungi pemukiman orang tanpa kasta dan menyalurkan bantuan kepada mereka, Aileen juga ingin... ingin menemui seseorang yang sangat dia rindukan. Eros. Bagaimana keadaannya? “Aku akan ikut pulang bersama dengan Mama” Aruna berbicara sambil tersenyum sok manis. Aileen merasa geli dengan tingkah kakaknya itu. Di depan orang lain, dia adalah seoran putri cantik yang sangat berbakat, tapi di balik semua itu, tersembunyi sebuah fakta mengejutkan tentang sifatnya yang sangat buruk. “Kamu akan pulang bersama Mama juga, Adeline?” Tanya ibunya. Aileen menatap Adeline yang sekarang sedang sibuk memainkan ponselnya di ruang tamu yang ada di samping ranjang Aileen. “Aku akan tetap di sini sampai Kak Keizaro datang..” Adeline menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel transparannya. *** “Eros sudah pulang?” Aileen tidak bisa menahan rasa terkejutnya ketika dia mendengar cerita Adeline beberapa saat yang lalu. Eros, dia sudah pulang? Apakah Eros sudah baik-baik saja? Selama ini Aileen bertahan untuk berada di rumah sakit ini karena dia berharap untuk bisa bertemu dengan Eros. Mereka dirawat di rumah sakit yang sama selama lebih dari dua minggu terakhir, tapi mereka sama sekali tidak pernah saling bertemu. “Aku sendiri yang mengantarkan dia ke salah satu lorong pembuangan air yang ada di dekat rumah sakit ini. Dia mungkin sudah sampai beberapa jam yang lalu..” Kata Adeline. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Kenapa Eros tidak menemui Aileen sebelum dia pulang? “Apakah dia sudah baik-baik saja? Maksudku, dia tidak dipaksa pulang begitu saja, bukan?” Aileen bertanya dengan tatapan khawatir. Aileen tidak bisa membicarakan tentang Eros di hadapan Keizaro. Aileen sadar jika Keizaro tidak ingin membicarakan apapun yang berhubungan dengan Eros. Pembicaraan terakhir mereka yang terjadi sekitar dua minggu yang lalu berakhir dengan tidak baik. Sesekali Aileen hanya bisa membahas tentang Eros bersama dengan Adeline. “Tidak, dia sudah benar-benar sembuh. Dia mendapatkan luka yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan dirimu, tapi dia sembuh lebih cepat” Jelas Adeline. Aileen menghembuskan napasnya dengan lega. Setidaknya sekarang Eros sudah baik-baik saja. Kisah mereka memang tidak seindah kisah cinta pada umumnya. Ada banyak sekali hal gila yang tiba-tiba terjadi di hidup mereka. Kematian Ethan, insiden penculikan Aileen, dan pastinya masih ada banyak hal mengejutkan yang menanti mereka. Meskipun begitu, Aileen tidak ingin menyerah. Mereka memulai kisah yang indah, kisah menyenangkan yang selalu layak untuk diperjuangkan. “Dia menitipkan surat ini untukmu. Katanya dia ingin mengatakan sesuatu kepadamu..” Adeline menyerahkan secarik kertas yang dilipat dengan sangat rapi. Astaga, Eros menulis surat untuknya? Pemuda itu sangat manis. Dia membuat Aileen kehilangan kata-katanya. Ini akan selalu menjadi surat yang paling istimewa untuk Aileen. “Terimakasih karena sudah banyak membantuku, Adeline. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada dirimu..” Aileen menyentuh tangan Adeline dan mengganggamnya dengan pelan. “Aku sebenarnya tidak ingin terlibat dengan semua ini, Aileen. Tapi aku merasa tidak tega ketika aku melihat keadaan Eros.” “Aku minta maaf karena membuatmu masuk ke dalam masalahku. Insiden penculikan itu terjadi karena aku. Maafkan aku, Adeline..” Aileen menatap Adeline dengan prihatin. Aileen tahu kalau adiknya itu berusaha keras untuk mengatasi trauma karena kejadian penculikan malam itu. “Ini bukan salahmu. Aruna yang bertanggung jawab atas semua ini. Seharusnya kita tidak diam saja, Aileen..” Kata Adeline. Aileen tahu kalau Aruna tidak akan pernah mau berhenti mengganggunya jika perempuan itu tidak diberi pelajaran. Tapi, Aileen tidak ingin membuat hubungan mereka semakin kacau. “Aku tidak ingin membalasnya..” Aileen berkata dengan pelan. “Terserah padamu saja. Baiklah, sebaiknya kamu segera membaca surat dari Eros. Aku akan menunggumu di luar..” Aileen menganggukkan kepalanya dengan semangat. Rasanya sangat tidak sabar untuk segera membaca tulisan tangan Eros. Aileen berjanji dia tidak akan pernah membuang surat ini. Nanti, saat Aileen pulang ke rumah, dia akan menyimpan surat ini ke dalam laci meja kerjanya. Surat ini harus disimpan dengan baik agar suatu saat, jika terjadi hal yang buruk dalam hubungan mereka, Aileen bisa membuat laci meja kerjanya dan menemukan surat ini di sana. Aileen tidak ingin melupakan kisahnya dengan Eros, oleh sebab itu Aileen akan selalu menyimpan semua barang yang bisa membangkitkan ingatannya pada keberadaan Eros. Tidak ada yang tahu bagaimana semesta berusaha untuk memisahkan Aileen dengan Eros. Tapi, dengan membaca surat ini, kapanpun dan dimanapun, Aileen akan kembali ingat jika dia memiliki kisah cinta yang begitu menakjubkan dengan pemuda bernama Eros Kalandra. Hal pertama yang harus Aileen lakukan sebelum menyimpan surat ini adalah merobek bagian terakhirnya. Aileen tidak bisa mengambil risiko dengan menyimpan surat yang ada nama Eros di dalamnya. Saat ini Aileen sedang berada di rumah sakit, dia tidak ingin ada yang tahu jika Eros sempat mengirimkan surat kepadanya. Andai saja Aileen bisa langsung menyimpannya di kamarnya, pasti Aileen tidak perlu merobek bagian terakhirnya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN