Arwana menggeret koper masuk ke rumah berjalan bersisian dengan Desi. Hal itu mengundang perhatian Risma. Lekas wanita itu pun menghambur mendekati Desi yang wajahnya asam tak ada senyum terbit sama sekali. "Di mana Ayah?" tanya Arwana singkat. "Belum pulang. Memangnya ada apa?" tanya Risma mengerutkan dahi. "Tolong kembalikan rumah dan mobilku," pinta Arwana. Risma pun menuntun Desi untuk duduk manis. Arwana menaruh bokongnya sambil membuang napas panjang. "Apa yang terjadi?" Selidik Risma. "Ayah, mengambil keputusan salah. Masa hotel dijual ke Daffin," protes Arwana. Lelaki berbadan kurus itu pun menceritakan semuanya kepada Risma. Wanita paruh baya itu pun manggut-manggut mencerna cerita Arwana. Tiba-tiba terdengar suara Kennedy menegur Arwana. "Kamu ngapain di sini?" "Ayah, j