Hari keempat sebelum tawuran itu terjadi, sekarang ini Lula menunggu Nando menjemputnya. Kemungkinan sebentar lagi Nando akan datang karena ini sudah pukul lima empat sore. Ia pun sudah siap dengan dirinya juga. Ia sekarang sedang mengobrol dengan Leon dan mereka berada di ruang tamu.
Sementara itu Nando sekarang sedang berjalan menuju ke rumah Lula. Jujur saja dalam perjalanannya ini ia tidak bisa tenang karena dirinya pun memikirkan tentang tawuran yang akan terjadi empat hari lagi. Mengiyakan tawuran itu sama saja dengan Nando siap memberikan seluruh hidupnya termasuk juga dengan kematiannya. Jujur jika itu terjadi sebelum ia bertemu dengan Lula ia siap. Bahkan ia sangat siap untuk mati kapan saja, ia sanggup.
Namun setelah ia bertemu dengan Lula, Nando tidak bisa melakukan hal itu dengan mudah. Mungkin ia masih siap mati kapan saja, tapi sekarang ia juga memikirkan bagaimana jika ia mati? Bagaimana nantinya jika Ia akan membuat Lula sedih dengan kematiannya? Ia tidak akan sanggup jika ia harus meninggalkan Lula secara tiba-tiba, tapi ia juga tidak sanggup untuk bercerita.
"Maaf La, gua masih sepengecut itu. Maaf kalo gua nantinya akan membuat Lo menangis. Tapi lebih baik sekarang Lo ga tau apa-apa dulu. Karena gua sama temen-temen gua bakalan berusaha kita yang akan memenangkan semua ini. Gua ga akan kalah Lula." ujar Nando kepada dirinya sendiri saat ia masih ada di jalan. Entah lah yang pasti ia sekarang disini.
Nando sekarang sudah hampir sampai di rumah Lula. Ia pun membunyikan bel rumahnya dan sekarang ia menunggu pintu itu terbuka. Tak beberapa lama kemudian akhirnya pintu pun terbuka dengan Leon dan juga Lula disana. Lula tampak tersenyum ketika ia melihat Nando berada di depan pintu rumahnya itu. Sementara itu Leon tampak melihat mereka, sekarang Nando dan Lula tampak berpamitan kepada Leon yang masih ada di pintu.
Leon tentu ingin melihat adiknya saat berangkat bersama dengan Nando. Selain itu, ia sekarang juga memberikan pesan untuk Nando tersebut.
"Nando, tolong Lo jagain adik gua ya. Jangan sampai adik gua kenapa-kenapa. Bawa dia balik dengan selamat." ujar Leon karena entah kenapa ia tiba-tiba terpikirkan dengan ucapan Alden, cowok yang tadi ditemui oleh Leon dan Lula tanpa janjian sebelumnya. Entah kenapa perkataan dirinya tentang ia yang harus menjaga Lula itu terus terngiang di kepalanya hingga membuat dirinya menjadi banyak pikiran sekarang ini. Ia memikirkan banyak hal juga.
Ia sudah kehilangan Lola, meskipun bukan kehilangan yang sesungguhnya. Sekarang ini ia tidak mau jika harus kehilangan Lula. Ia harus bisa menjaga adiknya tersebut sekarang.
"Iya siap, tanpa Lo suruh juga gua akan jagain Lula. Gua akan bawa dia pulang dengan selamat." ujar Nando, Leon pun mengangguk. Setelah itu sekarang Nando tampak pergi keluar bersama dengan Lula. Mereka berjalan sembari bergandengan tangan saat ini seperti pasangan pada umumnya juga.
Lula tampak sangat senang bisa jalan lagi bersama dengan Nando, rasanya ia sudah lama sekali padahal ya baru saja mereka bertemu. Memang seperti itu sudah jika sedang dimabuk asmara, serasa dunia hanya milik berdua saja. Yang lain tidak terlihat oleh mereka berdua juga sekarang ini.
"Sekarang kita mau kemana Nando?" tanya Lula begitu penasaran juga. Habisnya Nando sama sekali tidak memberi tahu kepada dirinya ingin pergi kemana dirinya itu. Jadinya ia juga tidak tahu mereka akan pergi kemana.
Namun ia tetap dalam kondisi yang tenang karena dia pun sekarang ini percaya kepada Nando. Nando tidak mungkin membawa dirinya ke tempat yang penuh dengan bahaya.
"Masih rahasia, nanti Lo juga tahu Lula." jawab Nando membuat Lula cemberut karena Nando sama sekali tidak memberikan jawaban yang ia ingin. Namun ya sudahlah, ia juga tidak ingin bertanya lagi. Toh lagi pula juga nanti ia akan tahu, mungkin juga sebentar lagi karena mereka sekarang masih berjalan-jalan menikmati indahnya kota yang lambat laun, mulai gelap dan lampu juga mulai dihidupkan menghiasi kota dengan begitu indahnya.
Kota ini lebih indah saat malam hari, karena kota ini pun juga akan lebih romantis saat malam hari. Dimana saat siang hari kebanyakan dipenuhi oleh para pekerja, berbeda dengan malam hari yang banyak dipenuhi oleh orang-orang yang sedang di mabuk asmara di setiap sudutnya.
"Nando, Nando ada keinginan untuk kembali ke Indonesia?" tanya Lula. Pertanyaan itu random saja terlintas di pikiran Lula saat Lula memikirkan tentang Indonesia. Entahlah yang pasti bagi Lula, ini pertanyaan yang sangat penting karena dirinya tidak ingin jauh atau pun LDR dari Nando. Maka dari itu ia menanyakan hal tersebut kepada Nando supaya ia bisa bersiap-siap nanti.
"Gua masih belum tahu La. Masih belum yakin juga. Tapi kalo gua pingin tetap stay di sini. Gua tumbuh dan besar disini, jadi ga ada kepikiran mau pindah kemana-mana Lula." jawab Nando kepada Lula tersebut saat ini juga.
Lula tampak mengangguk, ia menjadi sedikit tahu sekarang ini. Saat ini mereka masih berjalan sampai pada akhirnya Nando tampak berhenti. Lula pun bingung kenapa Nando berhenti padahal mereka masih berada di tengah-tengah kota, tepatnya mereka ada di dekat taman. Lula melihat ke arah Nando, tidak mungkin kan Nando ingin mengajaknya ke taman? Karena hal itu sudah sering mereka lakukan. Apakah taman merupakan tempat spesial bagi Nando?
"Nando, kamu ngajak aku ke taman? Jadi tempat spesial yang kamu bilang itu taman?" tanya Lula yang kini tampak sangat bingung kepada Nando.
"Ah ga, gua mau beli burger sama cola dulu. Itu ada di dekat taman yang sana." ujar Nando dan Lula pun mengangguk. Ia kira Nando akan membawa dirinya kesana. Ternyata tidak, jika tadi benar bahwa tempat spesial yang dimaksud oleh Nando adalah taman mungkin sekarang Lula sudah ngakak.
Mereka berdua saat ini berada di dekat mobil yang menjual burger itu, mereka sedang menunggu pesanan mereka jadi. Nando bilang, burger itu untuk makan malam mereka nanti di tempat yang spesial. Lula semakin tak sabar ingin segera mengetahui kira-kira Nando akan membawanya kemana.
Sekitar sepuluh menit kemudian akhirnya makanan mereka pun jadi, mereka mengambilnya dan sekarang Nando serta Lula sudah berjalan lagi. Hari sudah mulai malam, mereka sampai di depan sebuah hotel di tengah kota dan Nando tampak menarik Lula untuk masuk ke dalam hotel tersebut.
Lula tampak melotot tak percaya, ia pun membatu di depan hotel memikirkan hal-hal negatif. Nando yang sadar bahwa Lula hanya diam saat ia tarik itu pun sadar mungkin Lula memikirkan yang tidak-tidak sekarang ini.
"Gua ga akan ngapa-ngapain Lo, i swear. Kita masuk bukan buat check in La, tenang aja. Gua bakalan ajak Lo ke tempat terbaik di dalam hotel itu. Tapi yang pasti bukan di kamar. So calm Lula." ujar Nando tampak menjelaskan. Akhirnya Lula pun mengangguk dan kini ia ikut Nando pergi ke dalam hotel.
Hotel ini sangat mewah sekali, terlihat dari ornamen dan arsitekturnya. Kini mereka berdua sudah masuk ke dalam lift, Nando memencet laintai 70. Dimana itu lantai tertinggi di hotel tersebut. Lula tampak sedikit terkejut, ia pun sudah berpikiran apakah mereka berdua ini akan pergi ke rooftop hotel?
Nando masih melihat ke depan, dimana lift hotel ini transparan hanya kaca saja jadi mereka bisa melihat apa yang ada di depan mereka yang mana pemandangan kota yang indah. Ia kini tersenyum dengan begitu tenang. Ia sudah lama ingin mengajak seseorang pergi kesini, tapi ia tidak menemukan seseorang itu hingga akhirnya ia bertemu dengan Lula yang mampu mengerti dirinya, Lula yang mampu mencintai dirinya tanpa ingin pergi setelah tahu siapa dan bagaimana Nando. Ia seperti menjadi cowok paling beruntung juga.
"Nando ini bener kita ke lantai ini? Ini rooftop?" tanya Lula tersebut itu.
"Iya La, bener. Yuk, kita naik tangga itu dan kita bakalan sampai di rooftop nantinya." ujar Nando kepada Lula. Lula pun tampak mengangguk.
Meskipun saat ini Lula juga tampak sangat deg-degan sekali karena kini mereka berada di lantai 70, bayangkan saja seberapa tingginya mereka sekarang. Ia benar-benar tidak berpikir bahwa dirinya bisa seperti sekarang ini.
Mereka berdua sekarang membuka pintu yang menggunakan kunci sandi dan juga finger print itu. Sebenarnya Lula tampak banyak pertanyaan pada Nando, ia heran kenapa Nando bisa tahu kata sandinya dan juga kenapa sidik jari Nando ada disini. Namun ia akan menanyakan hal itu nanti saja.
Sekarang ini mereka berdua tampak masuk ke dalam, betapa terkejutnya dia saat masuk. Ini bukan rooftop biasa, melainkan ini seperti sebuah kamar di apartemen. Disini ada tempat tidur, ada tv, ada ruang makan, ada dapur dan ada toilet juga. Sungguh Lula sangat terkejut sekarang ini, ia melihat Nando.
"Ini kamar gua kalo gua disini La." jawab Nando membuat Lula terkejut. Ini memang kamar tapi semuanya dihiasi dengan dinding kaca. Jadi mereka bisa melihat langit dan juga pemandangan denga. Leluasa pada saat ini.
"Kok kamu bisa?" tanya Lula yang sudah benar-benar bingung harus bagaimana bertanya kepada Nando. Ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
"Ini hotel punya papa gua La. So ya makanya gua bisa disini. Ah ya, mau liat bintang ya?" tanya Nando kepada Lula tersebut menawarkan Lula juga.
"Yes, aku lagi ngeliat juga Nando." ujar Lula sembari melihat ke atas.
"I mean, like this." ujar Nando yang kini mengambil sebuah remot dan sekarang ini dirinya tampak memencet remote itu membuat kaca yang ada di atas mereka itu terbuka. Lula masih menganga sekarang ini, tampak Nando juga membawa teropong dari salah satu ruangannya itu. Lula masih diam.
Ia speachless dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Nando tampak senang melihat Lula yang kini tampak senang. Sekarang ini mereka berdua memakan burger mereka sembari melihat bintang dengan teropong yang saat ini dipakai oleh Lula. Lula menatap ke arah Nando, ia sangat bahagia memiliki Nando di hidupnya. Dirinya benar-benar tidak habis pikir bahwa ia ada disini.
"Nando, this is very beautiful." ujar Lula kepada Nando tersebut sekarang.
"You're very beautiful for me La. You deserve it." ujar Nando tersebut.
Mereka pun melanjutkan memakan burger dan meminum Pepsi mereka sembari melihat keindahan lampu-lampu yang sudah mulai menyala di bawah sana dan juga kerlap-kerlip bintang yang sekarang ada di atas mereka itu.