Bab 4

790 Kata
Menjadi Istri Yang Hilang Ingatan ( Bagian 4 ) Happy Reading! Prangg "Awhh panas."jerit Viona saat kakinya terkena kopi yang masih panas. Tadinya ia ingin mengetuk pintu namun tangannya yang membawa kopi ternyata goyang dan gelas kecil itu langsung meluncur ke lantai hingga pecah. "Bagaimana ini?"gumam Viona lalu segera jongkok untuk membersihkan pecahan gelas. Ceklek Ellard langsung melotot dan segera menangkap tangan istrinya. "Apa yang kau lakukan?"tanya Ellard marah lalu segera menarik Viona menjauh dari sana. "Aku tidak sengaja menjatuhkan gelasnya. Maaf."ucap Viona panik membuat Ellard tertegun. Kata maaf adalah sesuatu yang mustahil Viona katakan pada dirinya. Lalu Ellard juga melirik ke arah tangan mereka yang bersentuhan atau tepatnya tangannya yang menggenggam jemari Viona. Di situasi normal, Viona pasti sudah menarik tangannya dan berteriak marah. 'Apa aku bisa berharap jika Viona benar-benar hilang ingatan.'batin Ellard. Sedang Viona hanya diam. Kenapa Ellard menatapnya seperti itu? "Apa kau marah?"tanya Viona membuat Ellard tersadar kemudian menggeleng. "Kau mau ke mana?"tanya Ellard. Viona tersenyum."Aku membuat kopi dan ingin memberikannya padamu. Tapi saat ingin mengetuk pintu, tanganku goyang dan gelasnya jatuh ke lantai."ucap Viona menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ellard mengernyit."Kau membuat kopi untukku?"tanya Ellard tak percaya. Viona mengangguk."Iya. Seperti biasa." Seperti biasa? Ellard kembali dibuat bingung. Sebenarnya apa yang terjadi? "Maaf ya, kau bisa lanjut bekerja. Aku akan membersihkan pecahan gelasnya kemudian membuat kopi yang baru."ucap Viona namun Ellard segera menangkap lengan wanita itu. "Aku ingin kita bicara."ucap Ellard membuat Viona diam lalu mengangguk. "Kita bisa bicara di kamar."ucap Viona lalu melangkah lebih dulu menuju kamar diikuti oleh Ellard. Ellard mengernyit saat Viona duduk di sampingnya. Padahal biasanya jangankan duduk satu sofa, Viona bahkan tak mau berada dalam ruangan yang sama dengan dirinya. "Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"tanya Viona membuat Ellard menahan napas. Sungguh rasanya sangat mendebarkan ketika dia bisa bicara dengan istrinya dengan jarak sedekat ini dan tidak ada emosi ataupun pembahasan tentang perceraian. "Apa kau benar hilang ingatan?"tanya Ellard membuat Viona memasang wajah bingung. "Entahlah. Tapi ingatan terakhirku, aku belum memiliki suami."ucap Viona membuat Ellard mengangguk. "Kita dijodohkan lalu menikah setelah kau wisuda."beritahu Ellard. Viona mengangguk mengerti. "Lalu apa kau tahu kita tinggal di mana?"tanya Ellard. Viona diam. Tentu saja ia tahu. Saat ini mereka sedang menetap di Kalimantan. Ini tentu karena dirinya selalu menemui Raden, karena itu Ellard memaksa pindah ke Kalimantan tepat satu tahun yang lalu. Dan Viona rasa keputusan pindah ini juga agar kedua orang tua tidak tahu tentang keadaan rumah tangga mereka. "Kita ada di Kalimantan."ucap Ellard membuat Viona melotot. "Kalimantan? Aku pikir kita masih di Jakarta."ucap Viona kaget. Ellard menggeleng."Aku punya pekerjaan di sini karena itu kita pindah." Bohong. Viona tahu itu bohong. Justru Ellard meninggalkan semua pekerjaannya di Jakarta dan memilih merintis usaha baru di Kalimantan. Dengan harapan bahwa Viona bisa melupakan Raden dan memperbaiki rumah tangga mereka. Namun setelah satu tahun semua itu tidak berhasil. Viona malah lebih sering marah dan meminta cerai bahkan beberapa kali berusaha kabur untuk menemui Raden. "Aku mengerti."ucap Viona membuat Ellard diam. Namun Viona rasa pria itu sedang menilai kejujurannya. Semoga saja Ellard tidak curiga, batin Viona lalu tersenyum manis. "Maaf karena aku melupakanmu. Tapi tenang saja, tidak akan ada yang berubah di antara kita,"ucap Viona lalu menyentuh lengan kekar suaminya."Aku sudah bertanya pada pekerja di rumah ini. Kata mereka kita adalah pasangan yang harmonis. Meski sekarang aku melupakan segala kenangan manis kita berdua tapi bukankah lebih baik membuat kenangan yang baru." Ellard mengernyit."Kau bertanya pada pekerja di rumah?" Viona mengangguk."Tentang kopi tadi juga mereka yang beritahu. Katanya jika kau ada di rumah maka aku akan membuat kopi dan mengantarnya ke ruang kerjamu."ucap Viona. Ia yakin setelah ini Ellard pasti akan mengonfirmasi kebenarannya pada para pekerja. Dan jika sudah begitu, Viona yakin Ellard akan percaya kalau dirinya benar hilang ingatan. Ellard diam. Sebenarnya dia masih ragu bahwa Viona benar hilang ingatan. Mengingat setiap saat istrinya itu selalu punya cara baru untuk melepaskan diri dari pernikahan ini. Bisa saja ini adalah taktik baru. Ketika dirinya sudah terbang ke awan lalu dijatuhkan ke tanah. 'Hanya ada satu cara untuk membuktikan bahwa ini bukan tipuan.' batin Ellard. Viona mungkin bisa menahan amarahnya ketika tangan mereka bersentuhan. Tapi Ellard yakin istrinya akan langsung mengamuk jika dia berbuat lebih. Ellard tersenyum lalu semakin mendekat membuat Viona menelan ludahnya kasar. Ellard menyentuh wajah istrinya."Kau benar, kita bisa membuat kenangan baru."ucap Ellard serak membuat Viona melotot. 'Apa yang mau Ellard lakukan?'batin Viona saat wajah pria itu semakin mendekat. Jika Viona berbohong maka pasti dia akan segera mendapat tamparan, pikir Ellard. Sedang Viona hanya tersenyum lalu menutup matanya. Cupp Ellard melotot. Bibir mereka bersentuhan dan tidak ada tamparan atau teriakan penuh amarah dari Viona. Sekarang Ellard akan benar-benar berharap. Dia tidak akan takut lagi jika ini adalah rencana Viona. Ellard hanya ingin memercayai istrinya, sekali ini saja. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN