Menjadi Istri Yang Hilang Ingatan (Bagian 3)
Happy Reading!
Viona menuruni tangga kemudian melangkah menuju dapur. Hal pertama yang harus ia lakukan adalah meyakinkan para pekerja di rumah jika dirinya memang hilang ingatan.
"Kalian sedang memasak?"tanya Viona membuat tiga pelayan yang ada di sana segera menoleh.
"Nyonya?"
"Apa yang nyonya lakukan di sini?"
"Iya. Apa nyonya perlu sesuatu?" tanya bi Jumi.
Viona menggeleng."Bisa kita bicara sebentar."pinta Viona membuat ketiganya saling pandang kemudian mengangguk.
Mereka semua kini duduk mengelilingi meja makan.
"Sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu?"ucap Viona pelan.
Bi Jumi mengangguk."Apa yang nyonya ingin tanyakan?"
Sedang dua pelayan lainnya juga mengangguk. Mereka sudah tahu kalau nyonya Viona hilang ingatan, namun entah itu benar atau tidak.
"Aku tidak ingat jika sudah menikah. Tapi suamiku ada di sini dan aku merasa bingung harus melakukan apa. Karena itu, aku ingin tahu bagaimana pernikahan kami. Maksudku bagaimana kebiasaan kami?"tanya Viona membuat bi Jumi dan dua pelayan lain diam. Entah apa bisa mereka ceritakan yang sebenarnya.
"Untuk itu, nyonya bisa bertanya pada tuan Ellard."ucap bi Jumi.
Viona menggeleng."Karena lupa, aku merasa sedikit canggung. Mana mungkin menanyakan hal seperti itu padanya."ucap Viona membuat bi Jumi mengangguk mengerti.
"Begini_"bi Jumi melirik dua pelayan lainnya."Pernikahan nyonya dan tuan Ellard tidak berjalan ba_"
"Sangat harmonis. Para pekerja di sini bahkan merasa iri pada pernikahan nyonya dan tuan Ellard."potong salah seorang pelayan yang bernama Sita.
Viona menatap antusias."Benarkah?"
Sita mengangguk meski mendapat tatapan tajam dari kanan dan kirinya."Iya, nyonya. Nyonya dan tuan Ellard saling mencintai dan selalu menunjukkan kasih sayang satu sama lain."
Viona mengangguk."Lalu apa ada kebiasaan yang kami lakukan?"
Pelayan bernama Sita itu diam sesaat lalu mengangguk."Ada. Tuan dan nyonya selalu kencan setiap malam minggu."
Viona mengangguk mengerti."Ada lagi?"
"Nyonya, itu semua__"
"Tidak masalah. Katakan saja semuanya. Apa aku juga menyiapkan sarapan atau hal lainnya?"tanya Viona benar-benar dengan wajah polos. Tidak akan ada yang menyangka jika ia sedang berpura-pura.
"Nyonya melakukan banyak hal manis. Seperti menunggu tuan pulang dari kantor. Mengantar tuan hingga pintu saat mau berangkat bekerja. Lalu dijam seperti ini jika tuan ada di rumah, nyonya akan membuat kopi kesukaan tuan Ellard." ucap Sita lancar membuat bi Jumi dan pelayan satu lagi melotot. Itu adalah kebohongan yang sangat besar. Tapi anehnya nyonya Viona terlihat percaya.
Viona tersenyum."Benarkah, lalu apa sekarang suamiku ada di rumah?"tanya Viona membuat Sita mengangguk.
"Tuan Ellard ada di ruang kerjanya."
Viona mengangguk lalu berdiri."Kopi seperti apa yang suamiku sukai?"tanya Viona membuat Sita segera berdiri.
"Saya akan membantu, jika nyonya mau."tawar Sita.
"Iya. Terima kasih."ucap Viona lembut membuat tiga pelayan langsung terkejut. Terima kasih? Itu adalah dua kata yang jarang atau bahkan tidak pernah mereka dengar dari mulut nyonya Viona selama pernikahannya dengan tuan Ellard.
Sita bergerak semangat diikuti oleh Viona menuju dapur.
Setelah secangkir kopi siap, Viona kembali berterima kasih kemudian melangkah keluar dari dapur. Namun belum jauh pergi, ia kembali memasuki dapur.
"Di mana ruang kerja suamiku?"tanya Viona membuat bi Jumi menahan napas.
"Di lantai atas, nyonya. Tepat di samping kamar tuan Ellard."
Viona diam."Kamar suamiku bukannya kamarku juga. Tapi di samping kamar kami sepertinya bukan ruang kerja. Apa aku salah?"ucap Viona membuat bi Jumi melotot. Nyonya Viona dan tuan Ellard kan tidak sekamar.
"Maksud saya, di lantai atas di sebelah kiri. Maaf nyonya, saya sedikit lupa."ucap bi Jumi cemas.
Viona mengangguk lalu melangkah keluar dari dapur.
Bi Jumi langsung menatap Sita."Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau berbohong pada nyonya Viona."ucap bi Jumi marah.
Sita segera menarik lengan bi Jumi."Tapi nyonya Viona percaya. Aku rasa ini adalah kesempatan bagus untuk menyatukan tuan dan nyonya. Lagipula apa yang akan nyonya Viona pikirkan jika kita ceritakan yang sebenarnya?"ucap Sita membuat bi Jumi dan pelayan satu lagi mengangguk.
"Benar juga. Aku rasa kita harus ceritakan hal romantis yang pernah tuan dan nyonya lakukan. Mungkin saja akhirnya nyonya Viona malah jatuh hati dengan tuan Ellard."
Bi Jumi mengangguk."Kalian benar. Sepertinya kita juga harus mengatur agar tuan dan nyonya bisa satu kamar. Akan bagus jika ada bayi yang lahir."
Sita menepuk tangannya."Ide yang bagus. Aku akan pergi ke belakang dan meminta semua pekerja untuk sepakat. Siapa tahu nyonya Viona juga bertanya pada pekerja lain di rumah ini."
"Baiklah. Pergilah ke belakang! Kami akan di sini dan lanjut memasak."ucap bi Jumi.
"Siap."
Sedang di lantai atas, Viona hanya tersenyum. Siapa yang menduga jika para pelayan malah membantunya. Meski mereka bohong tapi bagi Viona itu adalah hal yang bagus.
Sekarang aku harus meyakinkan Ellard, batin Viona senang.
Bersambung