Bab 11

1831 Kata

Wajah damai, dan dengkuran halus. Entah sudah berapa lama aku memperhatikan dua hal tersebut dari lelaki di hadapan. Kadang, aku menyentuh ukiran sempurna Allah di wajahnya. Sesekali menarik tangan, saat menyadari dia sedikit terganggu dengan perbuatanku. Lalu melakukannya lagi. Selimut yang menutupi d**a, aku tarik hingga leher. Namun ternyata, hal itu membuat bagian Adit ikut tertarik sedikit, membuat pinggang ratanya terpampang. Memamerkan beberapa bulir keringat, entah sisa-sisa kebersamaan kami barusan, atau karena pengap di dalam selimut. Aku merona... lagi. Sudahlah, Nissa, lupakan itu! Tapi, tidak bisa. Lagian, ini pertama kalinya. Tidak masalah kan jika mengingat ini? Aku tertawa tanpa suara menyadari diriku tengah uring-uringan sendiri seperti orang gila. Sebaiknya aku harus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN