Part 7

1667 Kata
"Pelaku Maksiat yang bertaubat lebih Allah cintai dari pada ahli ibadah yang tidak pernah merasa Salah" Sekumpulan kata bersatu padu menjadi kalimat yang mengguncang jiwa. Kalimat yang dengan mudah masuk kedalam benaknya. Karena kalimat itu hatinya teriris dan jiwanya serasa menjerit. Benar hidayah itu tidak akan pernah tau dari Mana perantaranya, yang jelas Allah yang berkehendak atas itu semua. Sosok Kahfi tidaklah sesempurna kelihatan orang lain, dia masih belajar dan belajar bagaimana bisa menjadi sosok ayah dan suami yang baik. "Yah yah kok abang nangis, kenapa" Kahfi mengalihkan pandangannya kearah lain, dia berusaha menghapus jejak air matanya. "Gak ada yang nangis, Alfa udah selesai" "Ini udah tidur, abang baca apa emangnya" Fiyah menyimpan rasa penasaran yang luar biasa. "Baca buku, Sini Alfanya dipindahin ke ayunan dulu" Kahfi mengambil banyi munyil yanh sangat dicintainya itu. "Bismillah, Jadi anak Sholeh ya jagoan daddy" bisikan yang sering Kahfi berikan kepada Alfa. Setelah dirasa Alfa nyaman dengan posisi tidurnya, Kahfi kembali ke atas ranjang. "Abang beli buku ya" tanya Fiyah. "Alhamdulillah, kemaren sebelum pulang mampir dulu ketoko buku sama Bima dan Ray" jelas Kahfi. Dia kembali membuka lembaran-lembaran buku yang dibacanya. "Buku apa emangnya, keliatan serius abang bacanya" Jiwa kecerewetan Fiyah akhir-akhir ini sering bermunculan. "Siroh Nabawiyah Rasulullah" Kahfi memperlihatkan sampul bukunya kepada Fiyah. "Fiyah ada lo bang bukunya, kenapa beli lagi" Inilah yang tidak disukai Fiyah dari suaminya itu. Tidak ada bertanya kepadanya langsung saja membeli. Bukannya dia marah dengan Kahfi yang membeli buku tentang islam bahkan dia sangat-sangat bersyukur, namun tidak seharusnya membeli buku yang sudah ada dimiliki oleh dirinya. "Oh abang gak tau makanya beli" Kahfi memberi respon biasa saja. "Ya Allah bang, mubazir aja tau gak? Mending beli buku yang lain" Jiwa ibu-ibu Fiyah mulai berkobar. "Kalem sayang, Ya kan abang gak tau. Maaf deh besok gak gitu lagi" Kahfi merebahkan tubuhnya di samping istrinya. Rasa lelah yang kian membuncak bisa sirna begitu saja kala melihat senyum istri dan jagoannya. "Ntar buku yang satunya dikasih sama teman abang kalau gak teman Fiyah aja" pikir Fiyah. "Boleh, ntar abang kasih info bagi yang minat. Yang dikasih bagusnya yang mana, punya abang atau punya Fiyah" tanya Kahfi meminta pendapat. "Punya Fiyah masih bagus kok, tapi kan udah lama. Yang baru abang beli aja yang dikasih ya. Abang gak masalah kan" "Iya punya abang. Kalau mau kasih orang kan harus yang bagus dan yang paling dicintai. Abang cinta banget sama buku ini dari pertama liat di toko buku, jadi punya abang aja yang dikasih" Kahfi tidak masalah memberikan buku yang sangat disukainya itu. "Masya Allah, Alhamdulillah kalau abang gak masalah. Sebenarnya kalau punya Fiyah juga gak apa-apa sih bang. Fiyah jadi ingat kisah Sayidahtuna Fatimah Az-zahra putri Rasulullah" Fiyah teringat kisah Perempuan yang paling mulia itu. Rasanya dirinya benar-benar tidak ada setitikpun meniru akhlak mulia beliau. "Emang apa kisahnya Yang" Kahfi sangat antusias mendengar kisah-kisah orang mulia dizaman Rasulullah. Kisah yang dapat membuat kita sadar bahwa mereka tidak pernah mencintai dunia. Hidup mereka semua hanya karena Allah dan mencari ridho Allah. "Dulu sebelum pernikahan Putri Rasulullah Sayidah Fatimah dengan Ali , Rasulullah saat itu hidupnya sudah tidak seperti dulu yang berkecukupan. Disaat anak kesayangannya ingin menikah, Rasulullah hanya bisa memberikan sebuah baju pernikahan untuk digunakan saat akad nikah. Sayidah Fatimah sangat mencintai baju tersebut karena berasal dari ayahnya. Pagi Harinya saat hari pernikahan datang, Rasulullah dibuat cukup kaget karena anaknya tidak memakai baju pemberiannya dan malah mengenakan baju lama. Lantas Rasulullah bertanya kenapa anaknya tidak memakai baju yang sudah beliau berikan. Sayidah Fatimah menjawab "Aku telah memberikan baju itu dan aku belajar melakukannya dari mu Ayah" " Fiyah menghentikan ceritanya. "Emang bajunya kemana Yang" Kahfi sangat penasaran. "Abang tau gak, saat malam pengantin ada seorang yang mendatangi Sayidah Fatimah. Pakaian lusuh dan tidak layak pakai lagi. Dia meminta sedikit belas kasihan orang yang tengah ada dimalam itu. Tanpa pikir panjang sayidah Fatimah memberikan baju pernikahannya kepada perempuan malang itu. Dia tau firman Allah: لَنْ تَنَا لُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ lan tanaalul-birro hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuun, wa maa tunfiquu min syai'in fa innalloha bihii 'aliim "Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92) Nah keren banget kan kisah Sayidah Fatimah. Mulia akhlaknya serta takwa nya yang luar biasa kepada Allah. Sebaik-baik perempuan yang bisa dijadikan teladan untuk seluruh umat muslimah dimuka bumi ini. " Fiyah menyudahi ceritanya, air mata sudah menggenangi kelopak matanya. Dia merasa hina karena masih sibuk mencintai dunia. "Masya Allah, Akhlak yang mulia. Dizaman sekarang mungkin jarang ada muslimah yang seperti itu. Semoga kita tidak mencintai dunia ya Sayang dan terhindar dari Fitnah dizaman ini" "Aamiin ya Allah" Fiyah menenggelamakan wajahnya didada bidang Kahfi, rasanya masih sama yaitu nyaman.Kahfi mengelus pucuk kepala Fiyah memberikan rasa kenyamanan. Berulang-ulang kecupan-kecupan didapat oleh Fiyah. "Oh iya bang, gimana bisnis sama Bima dan Andi?" "Sejauh ini masih lancar, walaupun hasilnya ya masih belum kelihatan kali sih" "Alhamdulillah, menurut abang Arka itu gimana" Fiyah bertanya dengan sangat pelan. "Kok nanyai Arka, abang cemburu lo yang" Kahfi memberi tatapan sedih seakan-akan dia korban kasus kejahatan yang teraniaya. "Jangan Su'uzon abang, Fiyah gak suka Anjel itu terlalu berharap sama Arka" jelas Fiyah. Dalam pasal mencintai itu memang susah untuk dikontrol. Efek yang ditimbulkan sangat luar biasa apalagi kalau nafsu sudah ikut andil maka yang haram bisa terlihat menggiurkan. "Eh, Anjel beneran nunggu Arka ya Yang" ucap Kahfi kaget. "Menurut Fiyah sih Iya, tapi kurang tau juga hehe. Hati manusia kan gak ada yang tau bang" Bisa jadi manusia mengatakan tidak namun hatinya berkata iya. Itulah kemunafikan diri manusia. "Biarkan mereka berjalan sebagai mana telah Allah takdirkan, dimana-mana berharap pada manusia itu tidak boleh secinta apapun itu. Lebih baik Fiyah bilang sama Anjel bagaimanapun suka dan cintanya Arka, dia tidak boleh berharap apapun kepada Arka. Dua orang mencintai tidak akan bisa bersatu kalau Allah tidak mengizinkan, namun dua orang yang tidak mencintai sangat mudah untuk Allah menyatukannya" Senyum Fiyah mengembang, kalimat yang diucapkan sang suami sungguh luar biasa. "Iya bang, namun itulah sebenarnya ujian hati. Mampu gak seorang manusia menguasai perasaannya atau malah dia dan perasaannya yang terkuasa oleh syahwat yang tidak baik" Setelah mereka selesai berbincang-bincang, Kahfi mengambil Alfa dari ayunan untuk diletakkan ditengah-tengan mereka. "Bismillah, Tidur yang nyenyak ya kesayangan daddy" Kahfi bergantian mencium istri dan anknya. Ayah-ayah Kece Alfa Anda, Andi, Arka, Bima dan Ray Anda Assalamu'alaikum guys Gue mau Kasih ni buku, ada yang inat gak? Gue mau tanya kekalian dulu kalau gak ada baru ntar gue tanyain grub kajian Arka Wa'alaikumsalam. Woww buku yang dicariin kawan gue tu haha Paketin kebandung dong Kaf Ray Wa'alaikumsalam Gue gak hoby baca Andi Wa'alaikumsalam, @Ray Sama Bima Wa'alaikumsalam. Eh itu kan buku yang kemaren kita beli. Kenapa lo kasiin ke orang Kaf? Ray Biasa banyak duit mha dia haha Andi @Ray Iya doang duit kita banyak. Emang kayak lu yang bisa minta sama mak bapak huuu wkwkwk Bima Kena terus Ray ni wkwk Ray @Andi Jahat lo ya, mau disunat lagi lo buat emosi aja Anda @Bima Hehe iya Bim buku yang kemaren, tenyata Fiyah udah punya. Makanya satunya dikasih keorang aja bagi yang mau @Ray Alhamdulillah, rezeki mha gak kemana Bima Oh gitu, Gue mau dong Kaf. Gratis kan? hehe Arka @Bima Maunya gratisan, ntar nikah juga gratisan ni wkwk. Mami sama Papi lo cari duit buat lo Bim @anda Kahfi mha beda, orang dermawan gak kayak yang onoh tu @Andi Ray @Arka Jujur banget lo sama @Andi wkwk Andi Iya gue mha apa atuh, rempahan doang. Sadar diri kok gue. Awas aja kalau minta apa-apa gak gue ladenin lo pada. Bima @Arka Ya buat siapa lagi, buat lo gitu? Ogah deh wkwk #canda @Ray hayoo Andi udah ngamuk. Please jangan cari gue ya wkwk Arka Andi jangan gitu doang, yang bayarin hotel kalau gue ke Riau gimana wkwkw Andi Hp gue buram oii jadi gak tau kalian ngomong apa wkwk Arka Mendadak buram, sekalian kayak hidup @Ray Bima Wkwk, jadi rindu kalian lo gue Anda @Bima Boleh kok Bim, besok gue bawain pas kajian ba'da asar ya @Ray Ikut kajian lo gak? Arka @Bima kata anak zaman now rindu iti berat wkwk @Ray Sekalian ruqiyah biar setannya keluar. Disuruh sholat susahnya minta ampun wkwk Andi Wkwk. Ikut lo sana Ray Bima Yuk Ray, Kalau lo ikut gua traktir deh dimana lo minta wkwk Anda Hehe dan dia menghilang bagai ditelan Bumi. Lo @Andi juga kalau bisa kekajian biar pikiran sehat Andi Malu gue kalau sendiri, kalian mha enak ramai Arka Gue sendiri santai wae Ray Kepala gue mendadak sakit guys Arka Fix ada setannya dia wkwkw Bima Wkwk, ruqiyah yuk Ray Anda Please jangan ngamukk wkwk Andi Kawan gue mha aneh semua ... Usia Alfa sudah memasuki bulan ke tiga, tidak terasa memang. Baik Kahfi maupun Fiyah sampai saat ini masih belajar dalam hal mengurus buah hatinya. Prestasi yang sudah diraihnya adalah dia sudah bisa memandikan anaknya sendiri. Mungkin menurut orang diluaran sana itu hal biasa bahkan bisa dibilang mudah namun untuk diri Kahfi itu sudah seperti meraih bendera di ujung tiang dengan banyak tantangan didalamnya. Aqiqah juga sudah mereka laksanakan saat usia Alfa 21 hari. Acara syukuran yang tidak terlalu besar hanya mengundang teman-teman terdekat dan tentangga sekitar kontrakan baru mereka. Aqiqah Disunnahkan pada hari ketujuh dari kelahiran jika terlewatkan maka pada hari ke empat belas kemudian jika terlewatkan lagi maka hari ke duapuluh satu. Dari Burairah dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, beliau bersabda,"Kambing 'aqiqah disembelih pada hari ketujuh atau ke 14 atau ke 21." (Shahihul Jami'us Shaghir no: 4132 dan Baihaqi IX: 303). Namun ada sebagian ulama di antaranya Syaikh Shalih Al Fauzan dan Syaikh Ibnu 'Utsaimin berpendapat bolehnya melakukan 'aqiqah selain waktu di atas tanpa batasan sehingga berdasarkan pendapat ini, maka orangtua yang belum mampu pada waktu-waktu tersebut dapat menundanya manakala sudah mampu. Dan jumlah kambing yang harus dipotong sudah Rasulullah sebutkan dalam hadistnya yang berbunyi : Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata,"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah menyuruh kami memotong aqiqah 2 ekor kambing untuk anak laki-laki dan sesekor kambing untuk anak perempuan." (Shahih Ibnu Majah no:2561u Ibnu Majah II:1056 no:1163u Tirmidzi III:35 no:1549) Fiyah kembali menjalankan terapinya saat usia Alfa 2 bulan. Kahfi tentu bangga dengan Fiyah yang sudah bisa berdiri walaupun tidak lama. Kenapa Kahfi bangga? Ya dia sempat menentang untuk Fiyah mengikuti terapi saat tau bahwa sakit dari terapi itu luar biasa. Fiyah sampai menangis menahan sakit dan Kahfi tidak suka itu. Akan tetapi Fiyah tidak menyerah meyakinkan sang suami bahwa dia baik-baik saja. Perbedaan pendapat tentang terapi pernah membuat Kahfi mendiamkan Fiyah. Disatu sisi dia ingin melihat Fiyah dapat berjalan lagi namun disisi lain dia juga tidak sanggup melihat kesakitan Fiyah. Akhirnya Fiyah diam-diam menjalankan terapi dengan bantuan Papa atau Mamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN