Jadi karena Cheese bukan mau kiss? lagi pula ada apa dengan isi kepalaku? Bisa-bisanya berharap Dhito menciumku?! Bisik hati Tyas tidak percaya.
"Aku balik sekarang." Dhito berdiri dan menatap Tyas yang masih duduk bersila di atas karpet bulu. Bukan tidak menyadari, Dhito merasa wanita itu jadi lebih banyak diam setelah kejadian tadi.
"Ya? Oh memang udah malam." Tyas segera berdiri setelah memastikan jam di dinding sudah berada di angka delapan kurang lima belas menit.
Dhito mengangguk, lalu melangkah ke pintu dan memakai sepatu. "Thank for to night, Tyas."
Tyas tersenyum kecil. "You're welcome." Dia mengantar Dhito sampai ke dekat mobil, memperhatikannya masuk ke balik kemudi, lalu menurunkan kaca dan memberikan senyum sekali lagi padanya.
"Night, bye." Pamitnya hanya diangguki
