"Non Ara, buka pintunya!" "Cepat buka pintunya, kalau tidak kamu buka akan kudobrak pintu ini," teriak Tristan, seraya menggedor pintu berulang kali. Namun, tidak ada jawaban dari Ara. Karena di dalam kamar terlihat Ara telah dalam kondisi pingsan. Ya, setelah menyayat nadinya sendiri darah segar pun keluar banyak. Pak Nathan dan Bu Nara telah sampai di depan pintu Ara, terlihat wajah kepanikan di raut wajah keduanya. "Bagaimana dengan Ara, apa dia mau membukakan pintunya?" tanya Pak Nathan pada Tristan. "Belum, Tuan. Padahal saya sudah berteriak, dan meminta dibukakan pintu," terang Tristan raut wajahnya nampak jelas kalau ia mengkhawatirkan keadaan Ara. Bu Nara yang mendengar itu semakin khawatir dengan keadaan Ara, mengingat selama ini putrinya tidak pernah merasakan kesulitan at