Chapter 6: S-Team

1090 Kata
Chan berhasil mendapatkan dua kartu akses untuk masuk ke coworking space yang disewanya. Dia membutuhkannya untuk menyelinap nantinya agar rekaman penggunaan kartu akses ini tidak mencurigakan di mata security gedung. Di dalam gedung yang sama namun berbeda lantai ada kantor pusat dan anak perusahaan dari Gemilang Gelora Group.   Tim Andrew Kurniawan sudah datang. Tiga orang yang datang belakangan memang sejak awal bekerjasama dengan Chan. Mereka semuanya memiliki darah campuran Indonesia dan orang kulit putih. Namun dari penampilan mereka, wajah mereka lebih menyerupai wajah Caucasian.   Andrew Kurniawan selalu digunakan Chan sebagai peran consultant atau manajemen dari sebuah perusahaan. Dia menjabat sebagai Managing Director untuk Defense Inc. Andrew sendiri adalah seorang yang memiliki kemampuan sebagai business man dan hacker di saat bersamaan. Usianya 27 tahun.   Anastasia Vokalek berperan sebagai personal assistant dan marketing manager di bawah kepemimpinan Andrew. Daya analisis finansialnya sangat kuat dan berguna. Lipstik berwarna merah terang selalu menghiasi bibirnya yang tebal dan seksi. Anastasia berusia 25 tahun saat ini.   Aaron Brizuela berperan sebagai consultant legal di depan layar. Di belakang layar, dia memiliki akses terhadap dunia underworld. Aaron berusia 27 tahun.   Jason Donovan memahami pergerakan saham di dunia bisnis dan kuat dalam trading. Di balik layar dia juga seorang hacker dan ahli dalam mengoperasikan segala jenis kendaraan juga senjata. Jason berusia 26 tahun. Senyum jenaka selalu menghiasi wajahnya.   Chan tersenyum menyeringai melihat kedatangan S-Team miliknya. Mereka sudah selesai beristirahat dan siap membantu Chan. S-Team mengelola banyak bisnis bersama Chan. Mereka semua tergabung dalam Board of Director yang tertulis di setiap akta perusahaan milik Chan. Otomatis mereka saling melindungi untuk keuntungan bersama.   Karena rekan-rekan Chan lahir dan besar di USA, mereka terbiasa berbahasa Inggris. Kalaupun mereka mengerti dan menggunakan bahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa yang baku karena tidak terbiasa dalam keseharian mereka.   “Hai, Chan. Lama tidak bertemu,” kata Anastasia dengan gestur menggoda. Dia mengalungkan tangannya ke leher Chan dan mencium bibir Chan dengan bibir merahnya tanpa malu-malu.   Chan menerima kecupan Anastasia dengan melumat bibirnya dengan penuh gairah. Lidah Chan menari-nari di dalam mulut Anastasia yang mengerang kesenangan. Tangan Ana tanpa malu-malu mengelus bagian bawah tubuh Chan dengan penuh gairah.   Andrew membuang muka ketika melihat hal itu. Wajahnya sedikit memerah. Diam-diam Andrew memendam perasaan yang tidak diungkapkan kepada Anastasia, namun dia selalu mengalah pada Chan.   “Ehem, kita jadi rapat atau kalian butuh ke kamar dulu untuk bermesraan?” tanya Jason sambil menyeringai.   “Mereka pikir kita tanaman, Jason. Mungkin aku terlihat seperti kaktus?” sindir Andrew sambil berusaha tersenyum.   “Yah, aku sih cuek aja kamu mau berciuman dengan siapa, asalkan aku dapat jatah yang sama untuk French kiss denganmu, babe,” kata Aaron dengan seringai nakalnya.   “Aaron, hatiku milik Chan. Kau tahu itu, kan?” jawab Anastasia dengan manja.   “Ya, dan kau tahu hatinya bukan milikmu, Ana. Berhentilah menggodanya kalau tidak mau patah hati. Aku tidak akan menghiburmu,” kata Aaron tersenyum mengejek.   “Tapi mungkin ada seseorang yang bersedia menghiburmu, Ana,” kata Jason sambil mengerling ke arah Andrew sambil tergelak.   Andrew spontan melemparkan bantal yang berada di atas sofa ke arah Jason.   “Aku kangen sekali. Terima kasih sudah menemaniku untuk berada di sini. Kuperkirakan misi ini membutuhkan waktu tiga bulan saja,” kata Chan menyeringai sombong. Dia merangkul Anastasia dalam pelukannya. Ana menggelayut dalam pelukan Chan seperti seekor leopard betina yang seksi namun mematikan.   “Oke, sekarang katakan pada kami apa rencanamu. Ingat, yang kita urus bukan perkara pribadimu saja. Bisnis kita di USA juga memerlukan kehadiran kita,” kata Andrew mengingatkan.   “Ya, Andrew. Kau tidak perlu mengingatkanku soal hal itu,” jawab Chan acuh tak acuh.   Chan lalu memberikan pengarahan singkat mengenai rencananya. Sebenarnya rencana itu terlihat mudah dan bisa dikerjakan Chan sendirian. Namun, alasan mengapa S-team mendampinginya karena khawatir dengan kemungkinan adanya organisasi gelap yang mendukung lawan.   Seorang Surya Gemilang tentu memiliki banyak bodyguard. Jika sampai dia meninggal tanpa diketahui oleh pengawalnya, artinya lawan yang dihadapi cukup tangguh.   S-Team menghargai keinginan Chan untuk menyamar sebagai IT Security System Officer di Gemilang Gelora Company. Chan ingin bermain low-profile untuk mengetahui kebenaran di balik kematian kakeknya yang misterius.   Kesetiaan S-Team pada Chan begitu tinggi sehingga mereka pasti mengikuti keinginan Chan hidup dan mati. Mereka mengagumi sekaligus respek kepada Chan. S-Team mengakui Chan sebagai pemimpin mereka yang jenius. Masing-masing dari anggota S-team pernah berhutang nyawa pada Chan. Sehingga, sekarang mereka pasti mengikuti Chan sampai ke lubang kubur.   Setelah selesai mendengarkan penjelasan singkat Chan, S-team langsung bekerja secara mandiri. Mereka juga punya segudang pekerjaan yang perlu dilakukan secara jarak jauh.   Anastasia tampak menggoda Chan terus dengan menempelkan tubuhnya pada tubuh Chan. Mereka sambil berciuman bergegas masuk ke dalam kamar sambil membanting pintu hingga tertutup rapat. Andrew menatap pintu yang tertutup itu dengan mata nanar, lalu menghela napas. Desahan dan rintihan Ana samar-samar terdengar dari dalam kamar.   “Lupakan dia, Bro. Masih banyak wanita lainnya. Mumpung kita di sini, bagaimana jika kita bersenang-senang sedikit. Kurasa banyak wanita cantik di kota sebesar ini. Lumayan kan?” tanya Aaron sambil menyikut Andrew.   “Aku masih banyak kerjaan,” jawab Andrew menepis sikut Aaron sambil mendengus.   “Ah, santai sedikitlah, Bro!” keluh Aaron melihat penolakan Andrew.   Jason cengar-cengir di tempatnya. “Nanti Chan bisa jengkel karena kita tidak fokus ke misi.”   “Ah, dia saja sedang asik bersenang-senang sekarang! Sungguh tidak adil,” dengan Aaron.   “Aku mau menyelesaikan deadline pekerjaan. Tubuhku masih capek,” keluh Andrew dengan muka kusut.   “Ya, ampun. Mengapa otakmu isinya pekerjaan terus? Bersantailah sejenak! Relaks! Kita bahkan belum sempat jalan-jalan menjelajahi kota ini!” protes Aaron.   “Aku tidak suka udara kota ini. Udaranya terlalu panas dan kotor karena polusi,” keluh Andrew.   “Mmm… masuk akal. Itu fakta,” kata Jason mengangguk.   “Oke, Bro. Aku hanya berusaha menghiburmu. Kalau kau tidak mau, nanti aku pergi berdua Jason saja,” kata Aaron.   “Terserah. Yang penting jangan sampai terciduk polisi,” jawab Andrew cuek.   Aaron terkekeh melihat Andrew yang berwajah muram dan kesal.   “Aku belum menyetujui usulanmu, lho Bro!” kata Jason cengengesan.   “Ah, ada apa sih dengan kalian semua? Tidak seru!” keluh Aaron.   Suara desahan masih terdengar dari dalam kamar namun tiba-tiba terdengar teriakan keras.   “WHAT THE HELL? DAMN IT!”   Itu Suara Chan.   “AAAAKH!! YURI! YURI b******k!!! MENGAPA TERJADI LAGI???? SIAAAALLL!!!”   Aaron, Andrew, Jason saling berpandangan kebingungan.   “Yuri? Siapa Yuri?” tanya Andrew.   Aaron hanya mengangkat bahu.   “Baru kali kudengar nama itu!” kata Andrew mengernyitkan dahi.   “Jarang-jarang, Chan ingat nama wanita. Hmm… menarik,” sahut Jason nyengir lebar.  *** Bantu Author masukin library MY SEXY IT GUT (ENGLISH) sedang lomba. Terima kasih yaaa...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN