Sekarang ini merupakan jam pulang mereka semua dan saat ini Aletta sudah mendekat ke arah Argan karena ia ingin pulang bersama dengan Argan. Namun ia lupa bahwa dirinya ada ekstrakurikuler sekarang ini. Jadinya dirinya sekarang ini memutuskan untuk mendekat ke Argan dan mengatakan hal itu.
"Argan, Lo balik duluan aja ga papa. Gua masih harus latihan cheers nih lupa gua tuh. Ntar gua balik biar di jemput sama Pak Budi aja deh." ujar Aletta.
"Ga perlu minta jemput Pak Budi Lo Gan, orang masih ada gua kok. Sans deh kalo ada gua semuanya bakalan beres. Gua antar sampai ke rumah Lo pokoknya nantu itu." ujar Orion yang datang-datang langsung merangkul Aletta. Aletta menatap ke arah Orion dengan pandangan bertanya-tanya juga.
"Hih, siapa juga yang mau balik sama Lo coba. Lo udah ga marah nih sama gua?" tanya Aletta kepada Orion dan Orion hanya menyengir saja.
"Gua kan ga bisa marah lama sama Lo." jawab Orion tersebut saat ini.
"Yee dasar ya Lo, baby Orion tukang marah tapi marahnya sebentar terus." ujar Aletta sembari saat ini Aletta mencubit pipi dari Orion tersebut.
"Eh daripada Lo tukang PHP. Jahatan mana coba." ujar Orion dan sekarang ini Orion serta Aletta malah saling berdebat satu sama lain di depan Argan yang sedari tadi menatap interaksi antara mereka berdua tersebut.
"Weh bocah dua, pada ngapa dah Lo tuh. Kasian tuh Argan mau lewat dari tadi ga bisa gegara Lo berdua. Aneh-aneh aja emang." ujar Shaka itu.
"Eh iya Lo mau balik ya Gan, hati-hati ya." ujar Aletta kepada Argan itu.
"Belum Ta, gua masih harus rapat OSIS." ujar Argan membuat mata Aletta saat ini bersinar, ia sangat senang tentunya mendengar kabar ini.
"Astaga serius ini? OMG, jadi nanti gua balik bareng Lo ya Gan?" tanya Aletta pada Argan dan Argan kini mengangguk. Aletta pun memeletkan lidah ke Orion yang saat ini sedang kesal karena kesempatan untuk pulang bersama dengan Aletta hilang seketika karena Argan ternyata tidak pulang.
"Ya udah sana Lo berdua ke lapangan basket, Argan dah di tunggu sama yang lainnya." ujar Shaka dan kini mereka keluar dari kelas, lalu saat di koridor mereka pun berpisah dengan Aletta yang searah dengan Orion saat ini. Mereka tentu saja searah karena memang mereka berdua sekarang ini berada di ekskul yang memiliki tempat berlatih yang sama yaitu di lapangan basket.
"Sumpah ya gua masih heran kenapa gua waktu itu masuk cheers deh. Bener-bener ga kepikiran gua kalo ada Lo tahu ga sih." ujar Aletta tersebut.
"Ya itu Ta, itu yang namanya jodoh ga ada yang tahu. Nah kayaknya sih Lo itu jodohnya gua Ta hehehe." ujar Orion sembari merangkul Aletta kembali membuat Aletta yang ingin menyingkirkan tangan Orion itu kesusahan dan akhirnya Aletta menerima saja meskipun beberapa kali ia mencoba menyingkirkan tangan dari Orion itu. Sekarang ini mereka sudah sampai juga.
"Weh gila aja ini bocah dua telat pacaran dulu ya Lo." ujar Fajar tersebut.
"Eh enak aja, gua bukan pacarnya dia. Dia nih ngintilin gua mulu tahu ih." ujar Aletta kepada Fajar itu.
"Ya elah ga usah di perjelas kayak gitu lah ya, ya udah kalo gitu sayangku Aletta semangat latihannya ya." ujar Orion sembari mengacak rambut Aletta dan setelah itu Orion pun pergi dari sisi Aletta menuju ke teman-temannya. Orion kabur karena takut kena amukan maut dari Aletta itu.
Aletta sekarang berjalan ke arah teman-temannya sembari dirinya juga membenarkan rambutnya yang sekarang ini tampak sedikit berantakan. Ia berjalan ke arah teman-temannya yang sekarang ini tampak melihat dirinya.
"Lo dari mana aja deh Ta? Kok lama banget? Bisa telat bareng sama Orion lagi." tanya Raisha kepada Aletta tersebut saat ini.
"Gua abis dari kelas kok, tadi ngobrol sama Argan heheh. Gua pikir Argan ga bisa nunggu gua kan. Eh ternyata Argan juga ada acara jadi dia bisa nunggu gua sekarang ini. Ya begitu deh pokoknya. Nah kalo Orion ya lo tahu sendiri lah dia kan sering ga ada kerjaan dan suka ngikutin gua tuh." ujar Aletta tersebut.
"Ohh ya udah gih Lo ganti dulu bajunya." ujar Raisha dan kini Aletta sedang berganti baju. Ia pun sekarang ini sudah siap dengan bajunya dan ikut berkumpul dengan yang lainnya sekarang ini. Mereka sedang membahas gerakan yang akan mereka lakukan sembari mencontohkan sekarang ini. Setelah itu mereka pun mulai praktik, tampak semuanya sudah siap juga.
Saat mereka praktik itu lah sekarang ini Orion berhenti mendribble bola dan lebih memilih untuk duduk sembari menatap ke arah Aletta tersebut. Rasanya sekarang ini ia tengah melihat salah satu bidadari ada disana itu.
"Lo beneran masih ga bisa move on ya dari Aletta, Yon? Padahal kalo lo mau masih banyak cewek yang mau sama lo dan juga sayang sama lo dengan tulus Yon." tanya Fajar yang kini menghampiri Orion dan sekarang ini mereka berdua tampak mengobrol.
"Lo tahu jawabannya Jar, gua ga akan move on dari Aletta. Aletta itu hidup dan semangat gua Jar. She is my life." ujar Orion menjawab pertanyaan Aletta itu.
"Meskipun dia ga pernah jadiin lo hidupnya? Lo percuma aja kayak gini Yon, Lo ngerjar seseorang yang sekarang lagi ngejar dan nunggu kepastian dari cowok lain." ujar Fajar itu.
"Gua tahu apa yang gua lakuin Jar, gua tahu kapasitas hati gua kok Jar. Tenang aja, gua bisa handle semuanya sendiri. Kalo ga kuat dan gua ngerasa ini udah ga worth it gua bakalan berhenti sendiri. But buat sekarang gua mau kayak gini dulu aja, it's okay ya Jar. Ah thanks ya udah khawatir sama gua. Lo emang the best banget sih." ujar Orion kepada Fajar dan Fajar tersenyum.
Sekarang ini tampak mereka masih menatap ke arah Aletta itu, Orion memang selalu menatap ke arah Aletta selama beberapa menit dan setelah itu ia bermain basket, yang paling membuat teman-temannya kaget adalah setiap sehabis Orion menatap ke arah Aletta, pasti permainan basket Orion sangat bagus. Seakan Aletta adalah sumber semangat dari Orion, tapi bagi yang sudah tahu lama tentang Orion dan Aletta mereka akan tahu bahwa memang Aletta adalah sumber semangat dari seorang Orion tersebut.
Sementara itu sekarang ini Argan masih ada di ruang OSIS. Argan ini memang super sibuk, tapi Argan selalu menyempatkan waktunya untuk Aletta. Kapanpun itu saat sedang ada masalah di acara yang dibuat oleh OSIS, jika Aletta membutuhkan Argan. Argan akan selalu datang, tapi ia tidak melupakan masalahnya yang di OSIS itu. Hingga pada akhirnya semua masalah pun akan selesai semua. Ia selalu hebat dalan membagi waktunya.
"Gan, olimpiade yang bakalan diadain disini jadinya konsepnya apa? Lo udah tanya sama Pak Galih atau belum?" tanya Sasya kepada Argan itu. For your information saja bahwa Pak Galih merupakan penanggung jawab OSIS. Sementara Sasya merupakan sekertaris dari Argan di OSIS sekolahnya itu.
"Gua belum ketemu sama Pak Galih lagi, mungkin besok gua bakalan hubungi Pak Galih." ujar Argan dan mereka semua tampak mengangguk.
"Kalo tentang penghijauan taman gimana Gan?" tanya Abian yang merupakan salah satu sahabat dari Argan juga. Abian disini sebagai wakil ketua OSIS. Argan mengangguk mendengarkan perkataan dari Abian itu.
"Ah ya thanks dan ingetin Bian, okay guys jadi gua punya rencana buat penghijauan sekolah. Nah nantinya kita bakalan minta per satu siswa membawa satu tanaman buat di tanam di sekolah. Gimana menurut kalian?" tanya Argan meminta teman-temannya untuk memberikan saran sekarang.
Mereka semua masih membahas tentang itu dan semuanya tampak setuju dengan rencana dari Argan. Argan akan membicarakan rencana ini kepada Pak Galih saat bertemu besok. Mereka semua kini sudah selesai melakukan rapat dan sekarang mereka mulai berangsur pulang ke rumah.
"Lo udah mau balik Gan?" tanya Abian kepada Argan dan ia mengangguk.
"Mau ke lapangan dulu, lihat Aletta." ujar Argan dan Abian mengerti.
"Jangan cuman dilihat aja bro, tapi di tembak dong." ujar Abian tapi Argan lagi-lagi mengabaikan perkataan dadi Abian itu. Ia memang beberapa kali sudah mendengar perkataan itu dari Abian tapi dia selalu abai juga. Bagi dirinya, apa yang harus ia lakukan sudah ia ketahui dari dalam dirinya sendiri. Jadi tidak ada orang lain yang mengetahui dan memintanya harus bagaimana.
"Heran gua bisa-bisanya sampai sekarang dia masih belum nembak Aletta. Kurangnya Aletta apa coba dah." ujar Abian tersebut kepada Shaka.
"Ya namanya temen Lo itu juga aneh kok. Kalo gua jadi dia mah langsung gua nikahin dah tuh Aletta. Lagi pula Aletta kan pinter cantik ya walaupun banyak cerobohnya sih dia." ujar Shaka menjawab Abian tersebut.
"Udah lah pusing gua mau balik." ujar Abian dan dirinya meninggalkan ruang rapat di ikuti oleh Shaka yang sekarang ini pergi dari ruang rapat juga.
Tampak sekarang ini Argan sudah berjalan menuju ke lapangan basket, ia pun sekarang melihat ada Aletta yang sedang berlatih bersama dengan teman-temannya. Aletta sangat semangat saat Argan sudah datang kesana. Kini mereka pun melanjutkan latihan mereka hingga pada akhirnya sekitar sepuluh menit kemudian latihan itu selesai, Aletta langsung mendekati Argan yang tampak duduk di dekat tas Aletta dan sekarang ini memberikan air putih.
"Makasih Argan." ujar Aletta sembari tersenyum. Aletta kini minum dan Argan menatapnya, sekarang ini ia menatap baju Aletta yang hanya kaos tipis saja dengan rok sekolah, ia pun berdiri dan menyampaikan jaketnya itu.
Aletta kini memakai jaket Argan dan saat ini mereka berdua sudah bersiap-siap untuk pulang. Aletta melihat anak klub basket belum selesai latihan, ia pun sekarang melihat Orion menatap ke arah dirinya dan Argan.
"Orion gua balik dulu ya, bye-bye." ujar Aletta sembari memeletkan lidahnya pada Orion yang hanya di senyum oleh Orion sekarang ini. Orion tampak melihat Aletta hingga punggung Aletta sudah tidak terlihat lagi disana. Alettanya sudah pergi dari lapangan basket dan pulang bersama dengan lelaki yang Aletta sangat cintai.
Hati-hati di jalan Ta, sekarang pulang sama Argan dulu ga papa. Tapi next balik sama gua ya Ta, gua bakalan pastiin kalo itu akan terjadi. Batin Orion yang saat ini kembali memainkan bola basketnya itu kembali bersama dengan teman-temannya itu.