Terbang bebas kini hanyalah wacana Sayap-sayapku telah patah, usai engkau merobeknya dengan gagah. *** "Berhenti!" Lengkingan suara Iqbal membuat tangan Mentari tetap di posisinya, terangkat bersiap menumpahkan kekesalan pada wajah Elsa yang masih basah oleh air mata. "Apa kamu seorang ibu yang gila! Kamu mau siksa dia! Saya nggak rela!" Iqbal terus melangkah dari arah pintu utama, meraih tangan Elsa dan berdiri di depannya. Ia usapi tangis pedih putrinya. "Sudah, jangan nangis lagi, El. Papa mengerti kamu." "Bela aja terus!" Suara Mentari tak kalah melengking, ia berkacak pinggang, bola matanya menyala saga, emosi berkecamuk dalam d**a. "Kurang gimana saya urus dia sampai punya nama setenar sekarang, tapi begini cara balasnya? Dia mempermalukan keluarga kita di depan keluarga Radit,