Takut Pulang

1026 Kata

Setelah pergi dari kantor itu, Keyla tidak langsung pulang ke rumah, melainkan pergi ke sebuah taman yang jaraknya tidak jauh dari area perkotaan. Taman nya bersih dan indah. Dan hal ini membuat Keyla merasa nyaman meski matanya masih terlihat sembab. "Nanti apa kata ayah ya, kalau dia tahu aku dipecat? Pasti dia sedih, mana tiap hari harus sedia obat. Kalau obatnya habis bagaimana? Apa iya kak Deni yang akan menanggung biaya pengobatan ayah lagi?" kata Keyla sembari memandang lurus ke depan dengan tatapan mata yang sendu. Keyla tidak bisa berpikir jernih lagi. Yang ada dalam pikirannya, harus kerja, kerja dan kerja. Entah apa pekerjaannya, yang pasti dirinya harus mendapatkan pekerjaan. "Kenapa ya, aku harus bertemu lagi dengan laki-laki yang seperti itu? Kenapa dunia ini sangat semp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN