Back to the old her

1066 Kata
               Setelah membuat  Sarapan pagi itu, Ratu langsung bersiap-siap untuk mengantar Aleta ke sekolah, kalau saja ia di tanya apakah ia malas atau tidak, tentu saja jawabannya ia sangat malas, saat memilih baju saja Ratu sudah kesal setengah mati, rasanya ia ingin sekali mengamuk sebab gara-gara Aleta lah ia harus bersiap sepagi ini, padahal ia sedang tidak ada kerjaan. Setelah bersiap, Ratu langsung turun ke bawah, lengkap dengan setelan rok dan juga kemejanya yang sangat pas di badan serta sepatu heels yang semakin menambah kesan jenjang pada kakinya.                “Udah kayak mamah muda aja nih si ibu.” Ucap Sarah begitu melihat Ratu menuruni satu per satu anak tangga sembari menggandeng Aleta di tangan kirinya. Raja tidak bisa berbohong, istrinya itu memang sangatlah cantik, dengan rambut panjang berwarna cokelat yang sengaja ia blow, paras cantiknya semakin terlihat, bagaimana mungkin dulu ia tidak menaruh rasa pada wanita itu?                “Biasa aja kali ngeliatinnya, aku tahu aku cantik.” Ucapnya dengan penuh rasa percaya diri.                “Aleta mau makan sendiri atau di suap?” Tanya Raja begitu keponakannya sudah duduk manis di sebelahnya.                “Makan sendiri aja, jangan manja.” Nada bicara Ratu memang terdengar sarkas apabila di dengar oleh orang lain, namun Aleta yang menjadi lawan bicaranya tersenyum senang dan mengangguk, ia bahkan tidak merasa sakit hati walau mendengar suara seperti itu dari Ratu.                “Bisa gak sih, kalau di depan anak kecil cara bicara kamu berubah dikit?” Tegur Raja. Ia merasa Ratu sudah benar-benar kelewatan, ia berbicara kepada siapa saja seperti berbicara kepada temannya saja, namun di tegur seperti itu tidak mempan bagi Ratu, ia tetap pada prinsipnya, ia tidak mau mengkotak-kotakan sesuatu, baginya umur berapapun manusia tetap manusia yang mengerti bahasa, jadi tidak usah ada yang istimewa.                “Nggak uncle, gak apa-apa Ratu bener kok, aku gak boleh manja, aku mau mam sendiri aja, uncle gak berhak bantuin aku, iya kan Ratu?” Ucapnya dengan mata berbinar, gadis kecil itu benar-benar sudah termakan doktrin dari Ratu.                “See? Jangan salahin aku.” Balasnya santai, sekali lagi Raja kalah. *****                Entah apa yang membuat jalanan kota Jakarta cukup lenggang siang itu, Setelah mengantar Aleta Ratu sebenarnya sudah berniat untuk pulang ke rumah, hanya saja ia kembali kesal setelah mendapat tatapan aneh dari orang-orang seakan-akan Ratu adalah mahluk yang paling berhak merasa sedih atas apa yang terjadi di pernikahan mereka.                “Apaan sih aneh banget, gua sama laki gua kan biasa aja kenapa mereka pada repot sih?! Ini gara-gara Raja nih, gara-gara dia selingkuh sama cewe jelek gua jadi ikut-ikutan kena imbasnya juga.” Ucapnya kesal, ia memandang jalanan di hadapannya, sesekali pikiran liciknya melayang kemana-mana menyusun rencana untuk membalas dendamnya sendiri.                “Broken home kan bukan rencana anjir, kalau ditanya gua mau jadi anak broken home atau engga gua juga gak bakalan mau. Siapa yang mau juga sih? Terus hubungan Raja tidur sama cewe lain sama gua anak broken home tuh apaan? Gak guna banget gosipnya.” Ratu menginjak rem begitu traffict light berwarna merah menyala, ia menatap ke samping jalanan dimana ada banyak anak penjual tissue tengah berkeliaran menawarkan tissue mereka ke mobila atu motor yang tengah berhenti di sana.                “Mereka juga gak milih buat jadi anak jalanan.” *****                Memang benar kata orang, bahwa orang cantik pasti bisa menyelesaikan lima puluh persen masalah hidupnya duluan, Ratu contohnya, dengan paras cantiknya dalam waktu singkat ia bisa menggunakan privilage itu untuk mendapatkan seluruh informasi tentang Raina[AA1]  , Ratu menyunggingkan senyum liciknya, setelah membaca seluruh data yang tertera pada ipad nya, lagi-lagi ia mengejek selera suaminya yang menurutnya memang sangat jelek.                Ratu pulang ke rumah dengan raut wajah biasa-biasa saja, ia mengganti bajunya lagi sebab ia ada pertemuan dengan Kevin, teman SMA nya yang menawarkan posisi yang cukup menguntungkan bagi Ratu, sudah lama ia tidak menggunakan gelar akuntan nya untuk bekerja, mendapat tawaran bekerja dari Kevin di tengah-tengah kesulitannya saat ini tentu saja merupakan hal yang menyenangkan untuk Ratu, bagaimana mungkin ia menolaknya? Walaupun dulu Kevin sempat menjadi musuh nya selama satu tahun terakhir mereka sekolah hanya karena Kevin tidak terima jika ia kalah di pemilihan ketua osis oleh Ratu, namun seiring berjalannya waktu mereka tanpa sadar kembali menjadi teman.                “Mau kemana?” Tanya Sarah. Entah sudah berapa banyak episode serial netflix yang ia habiskan sembari menunggu Ratu pulang, namun begitu Ratu tiba, wanita itu malah ingin pergi lagi.                “Ketemu Kevin.”                “Hah? Kevin yang mana? Kevin Handoko, Kevin Michael, Kevin Suryono, Kevin Christian atau-“                “Kevin Christian, doi nawarin gua buat jadi akuntan di tempat kerjanya, kebetulan mereka punya satu posisi yang kosong, ikut aja dah daripada ilmu gua nganggur.” Balasnya, padahal Ratu memang benar-benar butuh uang saat ini.                “Serius? Yah gua bakal kesepian dong cong? Tapi gak apa-apa deh lo emang harus kerja, biar gak jatuh miskin, ngeliat lo nganggur bukan lo banget, dah Goodluck deh ya.” Balas Sarah. Ia senang melihat Ratu kembali bersemangat lagi. Tak seperti kemarin-kemarin, sepanjang hari Ratu hanya mencari kegiatan yang tak menyenangkan, dan berujung mencari masalah pada suaminya sendiri.                “Iya, yaudah deh bye gua jalan yaa.” Ratu melambaikan tangannya kepada Sarah, perlahan pintu itu tertutup, bersamaan dengan hilangnya Ratu dari pandangannya. Sarah menghela napas, akhir-akhir ini Ratu lah yang menguasai pikirannya. Beberapa hari yang lalu Sarah tidak sengaja membaca salah satu note milik Ratu yang berisikan hal-hal yang menjadi beban selama ini untuk Ratu. Sarah pikir topeng yang Ratu pasang selama ini adalah benar-benar perwujudan nyata dari bagaimana Ratu menghadapi dunia, namun bukankah manusia tetap saja menjadi manusia? Tidak ada yang benar-benar kuat, namun Ratu memasang topeng yang sangat tebal sehingga tak satupun orang yang menyadari lukanya, ia begitu pintar menyembunyikan luka itu. *****                “Bapak beneran nyari Raina?” Tanya Pinka. Pernikahan Afika yang hanya menghitung hari membuatnya harus mengambil alih hampir seluruh pekerjaan gadis itu, Pinka tentu saja cukup kewalahan, namun apa boleh buat? Afika hanya percaya kepadanya.                “Raina?” Jawab Raja yang lebih nampak seperti orang yang tengah kebingungan.                “Iya Raina, enggak ya? Kalau enggak saya suruh dia turun aja berarti.”                “Suruh dia masuk.”                “Baik pak.” Pinka keluar sebentar lalu kembali lagi bersama Raina, ini adalah pertemuan pertama mereka secara pribadi, berdua, setelah tersebarnya gosip itu ke media, Raina dengan canggung berjalan mendekati Raja sementara Raja masih ada di tempatnya.                “Mas maaf aku-”                “Nggak, kamu gak salah kok, jadi gak usah minta maaf.”  [AA1]Plot twist
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN