Unicorn Company seketika di buat heboh oleh kedatangan Ratu, Raja yang saat itu tengah rapat bersama dengan pimpinan anak perusahaannya, pulang ke kantor dengan keadaan yang cukup bingung, rentetan truk pizza yang berjejer rapih di depan kantor, serta para karyawan yang silih berganti datang untuk mengantri mengambil pizza-pizza di sana. Raja nyaris saja marah andai saja satpam yang berjaga di lobby tadi tidak menjelaskan hal itu kepada Raja.
“Istri saya? Istri saya datang kesini?” Tanya nya, tak percaya.
Satpam itu mengangguk “Iya pak, ibu datang tadi.” Sebagai orang yang sudah hidup lama dengan Ratu, tentu saja Raja tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh satpam itu barusan, tidak mungkin bagi seorang Ratu Elisha Hartawan melakukan hal seperti itu. kalaupun iya, untuk apa?
Setelahnya Raja kangsung bergegas pulang ke rumah, berharap Ratu berada di rumah. Ia tentu saja curiga dengan kelakuan aneh istrinya tersebut, sejak kapan ia menjadi manusia bermurah hati, mengeluarkan uang puluhan juta hanya untuk mentraktir para karyawan Raja untuk makan siang?. Sesampainya di rumah, Raja bergegas untuk menemui Ratu, namun hal pertama yang ia temui begitu ia tiba di rumah adalah, Ratu yang tersenyum menyambutnya, wanita itu untuk pertama kalinya terlihat begitu sederhana, ia memakai baju rumahan yang terlihat nyaman, rambut yang ia kuncir sehingga menampakan leher jenjangnya, serta memakai celemek masak, persis seperti seorang ibu rumah tangga.
“Baru aku mau telfon, kamu udah datang. Yuk makan.” Ucapnya. Ia meraih tas kerja milik Raja, lalu berjalan mendahului pria itu. Raja? Tentu saja Raja semakin keheranan melihat tingkah laku istrinya itu, ada apa dengan Ratu? Apa yang membuat wanita itu menjadi seperti ini? walaupun penuh dengan keheranan, Raja tetap mengekor di belakang wanita itu, mengikuti kemana langkah Ratu hingga akhirnya mereka tiba di ruang makan. Berbagai macam makanan kesukaan Raja tersaji di sana.
“Kamu yang masak?” Tanya Raja.
Ratu mengangguk pasti “Kamu gak lihat apa, aku sampai keringetan kayak gini?”
“Kamu kesambet apa?” Tanya Raja, heran.
“Late Anniversarry gift. Kepengen aja.” Balasnya enteng. Ratu tampak begitu tenang, padahal mereka belum lama habis cekcok karena masalah yang di timbulkan oleh Raina, namun Raja tidak terlalu heran apabila mood Ratu gampang berubah, namun kali ini perubahannya terlalu luar biasa. Sejak kapan Ratu mau effort memasak hanya karena perayaan hari pernikahan mereka?
“Thanks.” Ucap Raja, nyaris tak terdengar.
Ratu mengangguk, ia kemudian menyiapkan makanan untuk Raja selayaknya seorang istri. “Nih, kentang balado kesukaan kamu kan? Sama ayam bakar kecap juga, itu enak tuh, aku marinasi nya lama, sama makan nasi merah aja deh ya? Kamu gak boleh banyak makan nasi putih, gak bagus buat kesehatan kamu. Dan lagi-lagi, Raja di buat terkejut akan sikap yang di tunjukan oleh Ratu.
“Queen.” Panggil Raja.
“Ya?”
“Sorry, aku janji aku bakal beresin semua kegaduhan yang Raina buat, secepatnya.” Raja seakan luluh hanya karena sikap manis yang di tunjukan oleh Ratu hari ini, padahal ia tidak tahu, apa yang di rencanakan oleh wanita itu di balik sikap baiknya yang ia tunjukan secara tiba-tiba.
“It’s okay, don’t force your self. It’s not your fault kok. Lagi pula, santai aja, segimanapun mereka ngehujat aku, aku gak bakal kenapa-kenapa, ya you know that I love myself enough aku gak bakal ngelakuin atau ngerasain hal-hal bodoh Cuma karena mereka semua ngehujat aku.” Ucapnya seakan-akan tidak ada sesuatu yang terjadi.
Raja berdiri, ia menarik Ratu ke pelukannya. Ratu cukup terkejut melihat apa yang Raja lakukan. Raja mendekapnya, begitu hangat, hingga Ratu tak mampu berkata-kata “I will never let you to feel a sadness, apapun itu, enggak, aku gak bakal biarin kamu ngerasa sedih, you deserve to be happy more than what you deserve.” Oke, ucapan itu cukup sederhana, namun di telinga Ratu saat itu ucapan Raja terdengar begitu tulus. Entah sudah berapa lama sejak terakhir kali Raja mendekap Ratu seperti ini, sudah sangat lama hingga Raja lupa sendiri, bagaimana hangatnya tubuh istrinya itu.
“ini sweet banget gak sih?” Tanya Ratu dalam dekapan suaminya, gengsi.
“Aku janji.” Ucap Raja sekali lagi. Ratu mengangguk, dan entah sejak kapan dan siapa yang memulai, bibir mereka saling berpagutan memaduh kasih, tangan Raja menekan di punggung Ratu, memberi kenyamanan pada wanita itu. senyapnya keadaan rumah saat itu membuat suasana semakin terasa mendukung, kini tangan Raja bergerak melepas celemek yang Ratu kenakan, lalu tangan itu berpindah menelusuri tengkuk Ratu sebelum bibirnya kembali mengecup bibir ranum milik istrinya itu. tanpa sadar Ratu membalas ciuman suaminya, tanpa memberi protes apa-apa, hingga akhirnya mereka berakhir di atas Ranjang.
*****
“Enggh…” Lenguh Ratu begitu ia tersadar bahwa ia tengah tidur di sebuah kamar yang nampak asing baginya. Sebuah lengan kekar kini memeluknya, seakan tidak mau membuatnya pergi kemana-mana. Setelah mimpi buruk yang ia lewati selama ini, Ratu tersadar bahwa semalam adalah tidurnya yang paling nyenyak. Ia tidak butuh menelan dua atau tiga butir pil obat tidur untuk membuatnya terlelap, hanya dengan pria itu, ia bisa tidur dengan tenang. Bahkan Rio, si mantan pacarnya itu pun tidak bisa memberi Ratu kenyamanan seperti yang ia rasakan sekarang ini.
Ratu perlahan menatap wajah Raja yang nampak begitu damai, tentu saja ia terlambat menyadari bahwa wajah suaminya itu sangat indah untuk di pandang, rahangnya tegas, hidungnya mancung, alisnya tebal, bibirnya tipis. Oke, Raja punya definisi ketampanan yang sebenarnya. Tapi kemana saja Ratu selama ini sehingga ia baru menyadarinya sekarang? Setelah puas memandangi wajah Raja, wanita itu hendak beranjak dari sana, sudah pukul sembilan pagi, dan Raja tentu saja sudah terlambat untuk berangkat menuju kantor, di saat Ratu berusaha melepaskan dirinya dari pria itu, Raja menarik kembali Ratu hingga mereka semakin dekat, bahkan di posisi yang sama, Ratu bisa merasakan aroma parfume yang bercampur dengan keringat Raja. Menggoda.
“Better you wake up sebelum kamu kehilangan proyek-proyek besar kamu itu.” Ratu mendorong lengan Raja agar ia bisa lepas dari dekapan pria itu, cukup lama hingga akhirnya ia berhasil.
“Gila, lengan kamu segede gaban nindih lengan aku kayak gini, capek banget, pegel.” Keluhnya sembari memungut satu per satu bajunya yang berserakan di lantai. Ratu menatap Raja yang juga belum membuka matanya sama sekali, pria itu tentu saja kelelahan, permainan tiga ronde mereka membuat Raja memerlukan ekstra tenaga untuk bangun lagi.
“Aku balik ke kamar deh, serah mau bangun atau enggak.” Ucap Ratu dan…
Cup
Ratu mengecup pipi pria itu sebelum ia beranjak dari sana. Sementara Raja yang tadinya sudah nyaris tenggelam ke dalam mimpinya lagi tiba-tiba merasakan debaran jantung yang luar biasa. Sejak kapan jantungnya seperti ini hanya karena hal kecil yang di lakukan oleh Ratu? Perlahan Raja mendengar suara pintu yang tertutup, ia membuka matanya memegang bagian jantungnya yang terus berdegub kencang, Raja menyadari bahwa, hal yang sama pernah di lakukan oleh Raina, namun rasanya tidak seperti apa yang ia rasakan sekarang.
Sementara itu, Ratu keluar dari area kamar Raja dengan keadaan yang begitu acak-acakan, bekas cupangan di leher serta dadanya, serta baju tipis yang ia gunakan nampak sedikit melar karena keganasan pria itu. keadaan rumah mereka masih sepi, hingga Ratu menyadari kehadiran Afika, asisten Raja yang berdiri tidak jauh dari tempatnya membuat Ratu sadar bahwa ia telah mengacaukan jadwal pria itu.
“Bapak ada bu?” Tanya Afika hati-hati. Ia memang akrab dengan Raja, namun tidak dengan Ratu. Seperti perspektif orang-orang kepada Ratu, Afika juga turut segan kepada wanita itu.
“Ada tuh di dalam. Bentar lagi dia bangun, kamu gak usah masuk.” Ucap Ratu, mengingat suaminya itu masih bertelanjang bulat, rasanya ia merasa aneh apabila Afika harus melihat apa yang seharusnya tidak ia lihat.
Namun fokus Afika kini bukan kepada Raja, ia malah fokus kepada Ratu yang nampak seperti orang yang habis di aniaya “Kenapa?” Tanya Ratu.
“Ibu gak apa-apa?” Tanya nya memastikan. Ia takut boss nya itu melakukan tindak KDRT kepada istrinya sendiri.
“Menurut kamu? Saya habis di apa-apain semalaman sama boss kamu.” Jelasnya tanpa rasa malu.