Sakit

1319 Kata
                Entah karena kelelahan atau memang kondisi tubuh Raja sedang tidak baik-baik saja, di pagi hari begitu ia bangun untuk berangkat bekerja, kepalanya tiba-tiba terasa pusing, berat sekali, tubuhnya juga tiba-tiba demam, tidak mungkin bagi Raja untuk berangkat bekerja hari ini. ia merogoh ponselnya, mencari nama sekretarisnya di barisan paling atas orang yang paling sering ia hubungi, ia harus membatalkan jadwal secepatnya agar client mereka tidak merasa kecewa.                 Bapak mau di temani ke rumah sakit? Tidak                 Selamat beristirahat pak.                 Raja memang jarang sekali menyusahkan orang ketika sedang sakit, bahkan sekretarisnya sekalipun, ia lebih senang berangkat ke rumah sakit, merawat dirinya hingga ia sembuh. Raja mengambil kunci mobilnya, membawa dirinya menuju salah satu apartement miliknya yang tak jauh dari rumah sakit, ya di sana memang merupakan tempat kabur Raja ketika ia sedang sakit, orang-orang sudah tahu jelas akan hal itu.                 “Where you wanna go? Kok gak pakai pakaian kerja?” Tanya Ratu. Wanita itu memang sesuatu kali ini ia sedang duduk di atas meja makan dengan berbagai macam makanan di dekatnya, ia makan di sana sembari memainkan game kesukaannya yaitu the sims game itu cocok untuk Ratu yang sangat suka mengatur sesuatu dan berbuat semena-mena kepada orang lain.                 “Mutiara.” Jawab Raja seadanya, suaranya bahkan terdengar serak, mungkin akibat kelelahan akhir-akhir ini.                 “Ooh.” Jawab Ratu. Ia tahu bahwa setiap kali Raja kesana, pasti pria itu sedang sakit, namun saat ini ia sama sekali tidak menunjukan sisi kemanusiaannya sebagai seorang istri, ia terlihat acuh, bahkan sampai Raja pergi ia tidak lagi mengatakan apa-apa. Ratu memang begitu, ia sama sekali tidak mau tahu apa yang terjadi pada diri orang lain, baginya, hal itu hanya membuat kepalanya penuh dan membuatnya cepat lelah, lebih baik kalau ia diam saja dan tidak melakukan apa-apa.                 Benar perkiraan Raja, ia hanya kelelahan dan terkena flu akibat perubahan cuaca yang sangat drastis, ia hanya perlu beristirahat selama beberapa hari untuk memulihkan keadaannya, maka dari itu ia harus pulang ke apartementnya sendiri. Ada alasan lain selain Raja tidak mau menyusahkan orang lain, yaitu Raja tidak mau Ratu tertular oleh sakit yang sedang ia derita, klasik memang, tapi Ratu adalah salah satu alasan Raja membeli apartement untuk ia gunakan ketika ia sakit, ia tidak mau tinggal di satu rumah yang sama, takut membuat Ratu tertular. Manis bukan? Suami mana yang semanis Raja namun di sia-siakan? Ratu beruntung mendapatkan Raja. Dan seharusnya ia bersyukur bukan?                 Sayangnya Ratu tidak pernah tahu hal itu, Raja juga tidak pernah memberitahu siapa-siapa alasannya membeli apartement itu, yang orang lain tahu adalah Raja tidak suka di ganggu ketika sakit, padahal ada Ratu sebagai alasan utamanya. Di tengah-tengah perjalanannya menuju apartementnya, Raina terus menghubungi Raja, mendengar bahwa Raja sedang sakit dari mulut orang-orang di kantor membuat Raina tidak lagi bisa fokus pada pekerjaannya, sejak tadi ia terus melirik jam untuk menghitung seberapa lama lagi hingga ia bisa menemui pria itu.                 Di apartement itu Raja hanya beristirahat penuh, tadi Asistennya, Afika hanya datang sebentar untuk mengisi kulkas untuk Raja selama beberapa hari ke depan, dan juga membawakan beberapa baju yang akan dikenakan oleh pria itu, setelahnya ia pergi, akhir-akhir ini Afika juga sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya. Selama berada di aaprtement selama seharian penuh Raja hanya merasakan rasa bosan, ia hanya menonton film, tidur, dan juga makan, sangat bertolak belakang dengan kebiasaan Raja selama ini. tadinya Raja mengajak Kaisar untuk datang menemaninya, setidaknya adiknya itu bisa berbicara dan membunuh rasa sepinya di sana, sayangnya Kaisar sedang sibuk ikut magang di perusahaan orang tua mereka sehingga Kaisar baru bisa datang malam nanti.                 Entah sudah berapa kali Raja tertidur setelah meminum obatnya, namun kali ini begitu ia terbangun ia mendapati Kaisar dan Raina yang sudah beada di sana, mereka berdua tengah menonton film bersama di ruang tamu, Raina tersenyum sumringah begitu melihat Raja keluar dari kamarnya, di banding tadi setidaknya saat ini Raja sudah agak mendingan.                 “Mas!” ucap Raina dengan semangat, matanya berbinar begitu Raja muncul di hadapannya. Raja tersenyum kecut, bisa-bisanya di saat seperti itu ia berharap bahwa Ratu yang duduk di sana bersama dengan Kaisar, menunggunya bangun.                 “Hai.” Balas Raja. Entah karena efek sakit atau karena terakhir kali bersama Ratu terjadi hal-hal yang menyenangkan di antara mereka berdua sehingga Raja tidak terlalu bersemangat begitu melihat Raina.                 “Lemah lo bang tiba-tiba sakit.” Kaisar memijat bahu kakaknya, Raja kemudian turun dari sofa, duduk bersila di atas karpet agar Kaisar bisa lebih leluasa memijat bahu nya yang terasa pegal setelah seharian tidur.                 “Iya nih, akhir-akhir ini gua jompo banget.” Balas Raja.                 “Kai, aku aja yang mijit mas Raja.” Belum sempat Kaisar dan Raina berpindah tempat, Raja tiba-tiba menahan Kaisar.                 “Nggak Rain, Kaisar aja, tangannya lebih kuat.”                 “Oh iya mas.” Hanya karena penolakan kecil dari Raja, entah kenapa membuat Raina merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya, padahal masuk akal jika Raja menolak, tenaga Raina tidak sekuat tenaga Kaisar.                 “Mas gak laper?” Tanya Raina.                 “Laper, cuma bingung mau makan apa.” Jawab Raja seadanya.                 “Kalau gitu aku mau beli makanan dulu ya, sebentar.” Raina berdiri, menyambar dompetnya yang tergeletak di atas meja.                 “Emang lo gapapa sendirian?” Tanya Kaisar begitu melihat Raina terlalu bersemangat. Raina mengangguk bersemangat. “Gapapa, lagian ini masih jam tujuh kok, belum tengah malam.”                 “Yaudah lo hati-hati kalau gitu.”                 “Iya kai.” Ada yang salah dalam diri Raja, kini pikirannya melayang-layang, di saat-saat bersama dengan Raina ia jadi penasaran apa yang sedang di lakukan oleh Ratu saat ini, bermain bersama Molly kah, Berbincang dengan Sarah kah, atau tidur? Ya karena akhir-akhir ini Ratu menjadi putri tidur di rumah mereka. Setelah kejadian kemarin Raja lebih sering memikirkan Ratu, bahkan ia juga beberapa kali mengecek profile w******p Ratu hanya karena ingin tahu kapan ia terakhir aktif, Raja tidak bisa secara terang-terangan memberi Ratu perhatian, di saat-saat yang seperti ini ia hanya bisa menambah pasukan satpam untuk berjaga di rumah mereka sehingga para wartawan itu berhenti mengganggu Ratu, atau menyewa bodyguard untuk melindungi Ratu dari kejauhan ketika ia keluar rumah. “Besok balik aja kali ke rumah.” Ucap Kaisar di tengah keheningan mereka berdua. “Enggak, gua harus benar-benar sembuh sebelum balik ke rumah, kasihan Ratu kalau ketularan.” Kaisar hanya menggeleng pelan, begitu mendengar ucapan kakaknya barusan. terbukti bukan kalau Raja adalah orang yang benar-benar tulus, ia bahkan rela menjauh dari Ratu hanya karena ia tidak ingin Ratu tertular dan juga sakit. Di saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba pintu apartement berbunyi dengan cepat Kaisar menengong ke belakang utuk melihat seberapa banyak makanan yang di beli oleh Raina, namun plot twist nya, yang datang ternyata bukan Raina, melainkan Ratu. “Ratu? Ngapain kesini?!” Pekik Kaisar yang sangat terkejut melihat kehadiran Ratu. detik itu juga Raja berdiri, memastikan apa yang ia dengar dari mulut adiknya barusan. dan ternyata benar, Ratu berdiri di sana dengan berbagai macam barang bawaannya. “Oh my god! Hai Kai! Aku hampir lupa di mana letak apartement kamu. It’s been a long time since the last time you got sick.” Ucap Ratu, ia masuk begitu saja tanpa peduli dengan raut wajah keheranan yang di tunjukan oleh Kaisar. Bahkan Ratu belum duduk, tiba-tiba pintu apartement itu kembali berbunyi, kali ini yang datang benar-benar Raina, membawa berbagai macam makanan juga di tangannya. “Mbak Ratu…” ucapnya takut-takut. Ratu hanya menoleh sebentar, menunjukan senyum nya yang paling tidak ikhlas kemudian berjalan menuju pantry untuk merapihkan makanan yang ia bawa untuk Raja. “How did you know the password? Padahal kan password terakhir udah di ganti sama Raja, sekarang juga password nya kombinasi angka yang acak.” Tanya Kaisar penasaran. “How could I gak tau kalau kombinasinya is his birthday, our wedding date, and my birthday. Udah deh I know how your brother, dia gak bisa hapal angka banyak-banyak. He is stupid anyway.” Mendengar ucapan Ratu barusan, Kaisar dan Raina saling bertatapan satu sama lain, Raina berharap bahwa pendengarannya salah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN