Setelah bertemu dengan Fani, sahabatnya yang sangat cerewet itu. Aira bisa melupakan sedikit beban di pikirannya. Entah ia harus bahagia atau tidak, melihat orang yang sangat ia cintai dan sayangi bahagia bersama wanita lain. Bahkan sebelum dirinya sempat menyatakan cintanya. Fani sejak tadi terus berceloteh tentang hubungannya dengan sang kekasih. Aira hanya tersenyum sambil mendengarkan, walaupun terkadang pikirannya masih memikirkan Rain. “Ra, apa kamu sudah punya pacar?” Entah mengapa pertanyaan Fani sangat menohok di hatinya. Bagaimana tidak, disaat ia mengenal apa itu cinta. Pria yang bisa menarik hatinya ternyata adalah pria yang selama ini mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepadanya. Tapi, bukan itu saja. Aira juga harus menerima kenyataan pahit, karena mungkin cinta pe