Aira lalu mengusap pipi Rain. “Om, jika Om ada masalah, kenapa Om nggak cerita sama aku? bukankah aku dulu pernah bilang sama Om, kalau aku akan mendengarkan semua keluh kesah Om. Aku akan membantu semua masalah Om, jika aku bisa.” Aira menatap jam di dinding kamar itu yang sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Ia lalu menarik selimut untuk menutup tubuh Rain. “Selamat malam, Om. Semoga Om mimpi indah malam ini, semoga beban berat dalam pundak Om akan segera terangkat.” Saat Aira hendak beranjak dari duduknya, tiba-tiba Rain menarik tangannya hingga akhirnya ia terjatuh ke dalam pelukan Rain. “Karin, jangan pergi. Jangan tinggalkan aku, bagaimana aku bisa hidup tanpa kamu?” Rain mulai meracau, bahkan kedua tangannya memeluk Aira dengan sangat erat. Aira membulatkan kedua matanya, ap