Merestui

1875 Kata

Rain menyandarkan kepalanya di kedua kaki Karin. “Sayang, apa aku terlalu keras kepada Aira?” Karin membelai rambut hitam kecoklatan suaminya. “Aku sama sekali tidak menyalahkan, Mas. Aku tahu, Mas melakukan semua itu juga karena ada alasannya. Aira itu keponakan aku satu-satunya, dan tentu saja, aku ingin juga ingin yang terbaik untuknya,” ucapnya dengan senyuman di wajahnya. “Aku hanya tak ingin sampai Aira memilih pria yang salah, Sayang. Apalagi dia masih sekolah. Aku ingin dia lebih fokus ke pelajarannya.” “Aku juga berharap seperti itu, Mas. Aku juga yakin, Aira juga sepemikiran dengan kita. Dia itu paling rajin kalau disuruh belajar. Mas ‘kan juga bisa lihat sendiri, nilainya selalu bagus. Dia bahkan selalu mendapat juara pertama.” Rain mengusap lengan Karin. “Mas juga bangga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN