Semenjak perkataan Rain kemarin malam, sikap Aira sedikit berubah kepadanya. Rain menyadari itu. Seperti pagi ini, Aira menolak tawarannya untuk mengantarnya ke kampus. Aira memilih untuk berangkat sendiri, dengan memakai mobil Karin. Setelah mendapatkan SIM dan bisa mengendarai mobil, Aira memang sering memakai mobil Karin. Aira berpikir, daripada mobil itu menganggur dan rusak, lebih baik ia pakai. Rain juga tidak melarang Aira memakai mobil mendiang istrinya itu. Apalagi mobil Karin itu terbilang masih baru, karena Rain membelinya sebelum Karin divonis mengidap penyakit leukimia. “Sayang, apa kamu masih marah dengan ucapan Om waktu itu? Om benar-benar minta maaf. Om nggak bermaksud untuk berkata seperti itu. Kamu kan tahu, Om nggak bisa melihat kamu terluka.” Rain tidak akan m