Pagi Yang Lain

1620 Kata

“Selamat pagi,” ucap Mas Ardan sambil memainkan hidungku. “Jangan tidur mulu! Sudah ganti hari,” sambungnya lagi. Aku terus berpura-pura untuk memejamkan mata, padahal aku sudah terbangun sejak beberapa saat yang lalu. Selama itu aku memikirkan hal yang harus aku lakukan setelah hari ini. Apalagi kemarin setelah omongan Ayah dan Pak Farid berbeda. “Ayo bangun! Kita ke kamar Evan,” kata dia sambil terus berusaha membuatku bangun. Dengan mata yang masih meriep-riep karena masih ingin terpejam, aku mengikuti keinginannya untuk bangun. Duduk di sebelahnya. Cup! “Morning kiss dariku. Bagaimana tidurnya semalam? Apa nyenyak dan mimpi indah?” tanya dia. Aku mengangguk pelan sambil menjawab, “Lumayan nyenyak karena permasalahan Evan sudah lebih baik. Dia sudah tidak demam, tidak sakit in

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN