Bab 1. Sekretaris Baru Bikin Cemburu

1193 Kata
Happy Reading. "Pak Nico, ahhh! Iya di situ, Pak. Ahhh ... geli, Pak! Jangan keras-keras, saya sukanya yang lembut!" Selma terkejut mendengar suara aneh dari dalam ruangan kerja suaminya. Suara itu terdengar begitu ambigu, seperti suara seorang wanita yang sedang merasakan sebuah kenikmatan dan hal itu langsung membuat Selma mengepalkan tangannya dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah. Dengan cepat Selma bergegas membuka pintu ruang kerja suaminya itu dengan keras, sehingga menimbulkan bunyi yang cukup membuat kedua orang di dalam menghentikan kegiatan mereka. Kedua manusia yang berada di dalam ruangan langsung terkejut melihat Selma yang berdiri di tengah pintu depan tatapan tajam. Nico spontan berdiri dan menatap sang istri dengan tatapan bingung. Selma terlihat begitu marah sampai harus membuka pintu dengan keras. "Sayang, kenapa—" "Apa yang kau lakukan dengan wanita itu, Mas!" Selma menunjuk pada wanita yang sedang duduk di sofa sambil mengelus pergelangan kakinya. Wanita itu meringis menampilkan raut wajah tidak bersalah sambil tersenyum mengejek ke arah Selma. Nico menoleh ke belakang, melihat sekretaris barunya itu kemudian menatap istrinya kembali. "Tadi Prilly kakinya terkilir karena sepatu hak tingginya patah. Tadinya mau aku panggilkan dokter, tapi katanya dipijit saja udah baikan. Padahal sebentar lagi akan ada meeting, aku bantu pijit dia pakai minyak zaitun, udah itu aja, Sayang," jelas Nico yang memang kenyataannya seperti itu. Selma berkacak pinggang, "Kamu mau-maunya mijitin dia, padahal dia bisa mijit sendiri? Huh!" Selma masih berusaha menahan emosinya supaya tidak terlihat bodoh di hadapan wanita itu. Selma tahu sejak pertama kali Nico mengatakan jika sekretaris barunya adalah sang mantan kekasih pada waktu zaman SMA, entah kenapa perasaannya langsung saja merasa tidak tenang. Selain karena mereka dulu pernah memiliki hubungan, tentu saja membuat mereka terkesan dekat dan tidak ada batasan sama sekali contohnya seperti ini. "Bukan seperti itu, aku hanya membantu dia karena akan segera ada meeting dan kalau keadaan dia seperti itu, nanti kita bisa ketinggalan meeting dengan klien penting, apalagi meeting kali ini tidak bisa ditunda karena menawarkan tender milyaran rupiah, aku nggak ngapa-ngapain dia, cuman mijit pergelangan kakinya, itu pun baru 5 detik dan kamu sudah mengatakan hal-hal yang aneh seperti itu," jawab Nico. Selma menatap Prilly yang terlihat menunduk, sepertinya dia paham apa yang ada di pikiran wanita itu. "Kau, berdiri dan keluar dari ruangan suamiku, terserah kamu bisa jalan apa enggak dan kalau kamu nggak bisa menemani suamiku untuk meeting kali ini lebih baik besok jangan kembali ke perusahaan," ujar Selma datar sambil menatap Prilly tajam. "Loh, nggak bisa gitu donk, Buk! Saya beneran kesakitan ini dan bukan pura-pura, jadi saya nggak mau dong di pecat gitu aja!" sahut Prilly tidak terima. "Memangnya siapa yang mau mecat kamu? Kalau memang keadaan kamu nggak baik-baik saja, sebaiknya kamu nggak usah kerja dan izin beberapa hari agar kakinya sembuh dan nggak nyusahin suami saya lagi buat mijitin pergelangan kaki kamu! Kesannya nggak sopan ya, atasan mijit kaki bawahan!" Skakmat. Prilly menetap Nico dengan tatapan sendu, berharap pria itu ingin menolongnya dari kemarahan sang istri. Sementara Nico sendiri seakan tidak peduli dengan perdebatan dua wanita tersebut. Dia hanya memikirkan meeting yang 10 menit lagi akan mulai. "Prilly, kamu lebih baik pulang saja kalau nggak bisa kerja. Aku akan mengajak Galih dan Reno." Selma tersenyum sinis kepada wanita yang menurutnya seperti wanita pekerja hiburan malam itu. Meskipun pakaiannya tertutup, tetapi lihatlah bagian depannya yang terlihat menyembul dan begitu ketat. Apalagi pinggang ke bawah yang juga terlihat begitu seksi. Sepertinya wanita itu sengaja memakai pakaian ketat dan memperlihatkan lekuk tubuhnya untuk menggoda suaminya, tetapi lihat saja Selma tidak akan pernah membiarkan Nico berbuat hal yang tidak-tidak dengan sekretarisnya itu. *** Nico sudah sampai di rumah pukul 6 sore. Dia langsung masuk ke dalam untuk mencari keberadaan istrinya. "Nyonya ada di mana?" tanya Nico saat melihat salah satu asisten rumah tangganya di ruang tengah. "Nyonya masih di kamar, Tuan," jawab pelayan itu. Nico mengangguk dan langsung berjalan menuju kamarnya. Pria itu memegang handle pintu dan berusaha membukanya, tetapi tidak bisa. "Di kunci? Sayang, kamu di dalam? Kok pintunya di kunci?" Nico mengetuk pintu itu berkali-kali, tetapi tidak dibuka oleh Selma. "Sayang!" Nico mengusap wajahnya frustasi, dia benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya yang tiba-tiba mengunci pintu kamar. "Sayang buka pintunya, dong? Kamu kenapa sih, marah-marah gini?" "Nggak, malam ini kamu tidur di luar!" "Loh, memangnya kenapa? aku salah apa?" "Pikir sendiri apa kesalahan kamu, setelah itu baru kamu menghadap sama aku dan menyesali semua perbuatanmu!" Nico menganga. Dia benar-benar tidak tahu kesalahan apa yang dilakukan sampai membuat Selma marah padanya. "Sial, apa gara-gara Prilly?" gumam pria itu. Nico baru ingat, apakah karena masalah yang tadi? Saat dia memijat pergelangan kaki Prilly? Oh, jadi istrinya itu benar-benar marah karena dia menyentuh wanita lain. Namun, Nico benar-benar tidak melakukan apapun kepada Prilly selain memijat kakinya. Itu pun dia lakukan karena akan segera meeting dengan klien penting agar Prilly bisa ikut dengannya tanpa ada pikiran yang macam-macam. "Sayang, aku sudah tahu apa kesalahanku, jangan salah paham donk, aku sama sekali tidak bermain api di belakang kamu sama dia, aku tidak mungkin melakukan hal itu." Suara kunci pintu terdengar dan tidak lama setelah itu pintu pun terbuka. Nico menghela nafas lega ketika melihat Selma ingin membuka pintu untuknya. Jika tidak, kemungkinan besar dia tidak akan mendapatkan jatah kalau harus tidur di luar. Nico tersenyum dan masuk ke dalam kamar, Selma mengikutinya dari belakang. "Kenapa sih kamu gak ganti sekretaris aja?" tanya Selma menatap tajam suaminya itu. "Sayang, nyari sekretaris dalam waktu singkat itu nggak mudah, harus melalui prosedur terlebih dahulu, sedangkan saat ini perusahaan lagi maju dan berkembang pesat. Aku membutuhkan sekretaris yang benar-benar bisa mengurus segalanya dan dengan cepat." Selma menarik napasnya panjang sambil duduk ditepi ranjang yang diikuti sang suami. Apa yang dikatakan Nico memang benar, tetapi bagaimana dengan rasa cemburu di dalam hati yang terus menghantui pikirannya? Tidak mungkin dong, Selma harus berkata jujur mengenai semua itu. Ditambah kinerja Prilly memang bagus, hanya saja sifatnya yang tidak disukai oleh Selma karena terus mencoba untuk menggoda Nico. "Tapi aku nggak suka kamu pegang-pegang dia," lirih Selma menekan hatinya agar tetap baik-baik saja. Selma merasa trauma jika melihat suaminya terlalu perhatian dengan wanita lain. Selma sudah pernah mengalami dan melihat sendiri bagaimana mantan suaminya yang dulu–Dikta terlihat begitu perhatian dengan Aurel yang merupakan sahabatnya. Nyatanya perhatian itu adalah awal dari kehancuran rumah tangganya. "Iya-iya, aku janji nggak akan pegang-pegang dia lagi, aku sayang banget sama kamu, percayalah kalau hatiku ini hanya untukmu," jawab Nico. Nico tidak pantang menyerah untuk membujuk sang istri supaya tidak salah paham lagi. Pria itu tidak mudah putus asa, bagaimanapun caranya dia harus mendapatkan kata maaf dari Selma, istri tercinta. "Janji?" Nico membelai wajah Selma dan matanya menatap Selma penuh cinta. "Iya, aku janji, jangan marah lagi, ya?" Selma mengangguk dan tersenyum tipis. Nico langsung mencium bibir istrinya dan ciuman itu pun bersambut. Keduanya saling bertukar saliva dan memperdalam ciumannya. Tangan Nico pun ikut bermain di tubuh sang istri dan menyentuh di tempat favoritnya. "Eugh ...!" Selma melenguh dan hal itu membuat Nico semakin bersemangat. "Aku menginginkanmu, sayang," bisik Nico. Selma mengangguk dan tersenyum. Nico langsung membuka seluruh pakaiannya dan juga Selma. Melakukan pemanasan sekitar 15 menit dan akhirnya mereka melakukan penyatuan. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN