Bab 5. Mencari Bukti

1018 Kata
Happy Reading. Nico langsung menghubungi Galih dan meminta anak buahnya itu untuk mencari tahu soal Prilly dan juga rekaman CCTV klub malam yang mereka datangi waktu itu. Dia harus bisa mencari tahu hal yang sebenarnya terjadi. Ternyata Nico tidak bisa mengabaikan Prilly begitu saja, wanita itu benar-benar nekat dan berani melawannya. Dia akan membuat perhitungan dengan wanita itu. Galih langsung menuju lokasi dan meminta rekaman CCTV sebulan yang lalu, di mana tuannya tengah mengunjungi klub itu bersama Dion. Sialnya rekaman itu tidak ada, seolah-olah di hapus karena waktu tayang hilang beberapa jam. "Jadi, kalian di bayar berapa untuk menghapus rekaman CCTV itu?" tanya Galih dengan tatapan tajam ke arah dua petugas pengontrol CCTV tersebut. "Kami benar-benar tidak tahu, Tuan," jawab salah satunya dengan percaya diri. Galih mendengus, sepertinya keduanya telah di bayar mahal karena menghilangkan bukti itu. "Oke, jangan salahkan aku kalau keluarga kalian hancur, kalian tidak tahu siapa yang kalian hadapi, dia adalah Nico Saputra. Kalian telah menghilangkan bukti itu, tunggu dua kali dua puluh empat jam, dan lihat kehancuran kalian," ancaman dari Galih membuat keduanya takut. Mereka tidak tahu jika yang di hadapi adalah seorang Nico Saputra. Mereka telah bermain dengan orang yang salah. "Ta ... tapi Tuan, rekaman itu sudah hilang, sudah di hapus, kami tidak bisa mengembalikannya," jawab petugas itu gugup. Galih tidak percaya, dua orang itu benar-benar keras kepala. "Baik, aku akan menghubungi atasan kalian untuk memecat kalian—" "Jangan! Saya akan mencari lagi rekaman yang hilang itu, Tuan. Saya mohon Anda bersabar, tapi kami minta bayaran lebih, bagaimana?" Galih menaikkan sebelah alisnya, ternyata memang kedua orang ini pemeras yang handal. Mungkin ini bukan pekerjaan pertama mereka. "Oke, aku akan memberikan dua kali lipat dari yang wanita itu berikan pada kalian," jawab Galih dengan nada dingin. *** Sedangkan Nico juga langsung menghubungi Dion dan menanyakan di mana dia saat malam kelam itu terjadi, kenapa Dion pulang dan tidak mencarinya. "Loh, waktu itu ada seorang pelayan mendatangi gue dan mengatakan kalau lu udah pulang duluan, katanya karena istri lu nyariin." "Sial! Jadi semuanya memang sudah direncanakan!" "Apa maksudnya?" Dion benar-benar tidak tahu kejadian setelah itu, dia juga tidak membahasnya dengan Nico, begitupun dengan Nico yang juga tidak membahas apa-apa lagi. "Gue akan ceritakan semuanya, sekarang lu ke rumah sakit Pelita Harapan, istri gue pingsan dan masuk rumah sakit. Karena ada hal penting yang akan gue jelaskan." Setelah mengatakan itu dan Dion menyanggupi permintaan Nico untuk datang ke rumah sakit, Galih juga sedang mencari tahu semuanya dan harus selesai saat itu juga. Nico mengantongi ponselnya dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat Selma. Dia melihat istrinya yang sudah membuka mata dan ada Dikta di sampingnya. Selma meliriknya sekilas dan ada air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Pergi!" Nico berhenti melangkah saat Selma mengucapkan itu, Nico tahu itu diperuntukkan padanya, tetapi Nico tidak peduli, dia harus menjelaskan pada Selma jika semuanya tidak benar. "Lu kenapa nggak tau diri banget, sih? Selma udah nggak mau ketemu sama lu lagi, jadi jangan pernah liatin muka lu itu karena membuat Selma sakit hati lagi!" Dikta menjadi emosi kembali saat melihat wajah Nico, ingin sekali dia memukul wajah itu lagi. Dikta tidak akan membuat Nico menyakiti Selma lagi. "Sayang, tolong dengarkan penjelasan ku dulu, aku tidak pernah berselingkuh darimu, aku tahu kamu pasti telah di hasut oleh Prilly. Jadi kamu harus mendengarkan dan melihat semua bukti yang akan Galih berikan, jangan percaya apa pun pada wanita ular itu, sebelum kamu tahu apa yang terjadi sebenarnya!" Selma hanya diam saja dan tidak ingin melihat wajah Nico. Selma masih berusaha menata hatinya, dia harus bisa menerima jika memang Nico berselingkuh darinya sampai memiliki anak dari wanita lain. "Alah, lu nggak perlu nyari bukti lagi karena semua bukti itu udah ada, selingkuhan lu itu udah membeberkan semua bukti bahkan hasil tes dari rumah sakit beserta foto USG itu real, dan bukti yang paling memalukan adalah foto-foto lu sama selingkuhan lu yang bukan merupakan editan dan itu adalah foto asli, jadi jangan coba mengelabuhi Selma ataupun memalsukan bukti lain untuk membersihkan nama lu karena semuanya sudah terlambat!" "Sebaiknya lu diem dan jangan ikut campur dalam permasalahan rumah tangga gue karena lu adalah orang lain dan bukan siapa-siapa di sini, atau jangan-jangan lu emang yang merencanakan semua ini?" sindir Nico. Selma mendengar semuanya, dia juga sempat terkejut dengan apa yang di ucapkan Nico, tetapi lagi-lagi wanita itu berusaha membentenginya hatinya agar tidak luluh sebelah semuanya terbukti. Entah itu perkataan Nico atau cerita Prilly yang telah membeberkan bukti-bukti padanya. "Dikta, aku ingin istirahat. Aku mau sendiri," lirih Selma yang masih bisa di dengar oleh Dikta dan Nico. "Sayang—" "Udah, lu denger nggak apa yang di katakan Selma, dia ingin sendiri dan jangan ganggu dia!" Dikta menghalangi Nico yang akan mendekati dan menarik pria itu untuk keluar. "Aku ada di luar kalau kamu butuh bantuan," ujar Dikta berbalik sebelum mencapai pintu. "Lepasin, gue mau ngomong sama istri gue!" Nico menghentakkan tangan Dikta yang memegang lengannya. Dia berjalan cepat ke arah Selma dan langsung memegang tangan sang istri. "Selma, apa hanya ini kekuatan cintamu padaku? Apakah selama ini aku pernah berbuat hal-hal buruk ataupun sesuatu yang menyakiti mu? Aku akui aku memang salah karena tidak mendengarkan mu untuk memecat Prilly, tetapi setelah dia menjebak ku, aku langsung memecatnya, wanita itu memang licik dan ingin menghancurkan keluarga kita, kalau kamu percaya jika yang di kandung Prilly anakku, ayo kita buktikan tes DNA dan Galih sedang mengumpulkan bukti jika malam itu aku benar-benar di jebak dengan di kasih obat, karena aku nggak sadar dengan apa yang terjadi, setelah itu aku bangun wanita itu udah ada di samping ku dan nggak memakai pakaian apapun," jelas Nico panjang lebar. Dia harus menjelaskan secepatnya agar masalah ini bisa cepat terselesaikan. Jangan sampai berlarut-larut karena akan menimbulkan banyak kesalahpahaman. Sedangkan Selma langsung menoleh dan menatap mata Nico untuk mencari kebohongan di mata tersebut. Namun, Selma sama sekali tidak menemukan kebohongan di sana, hanya ada ketegasan dan kekhawatiran di dalamnya. "Kenapa kamu nggak cerita kalau kamu di jebak? Kenapa kamu diam saja? Kalau memang kamu di jebak oleh wanita itu, seharusnya kamu cerita padaku, bukan malah menyembunyikan seperti ini?!" Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN