Part 9 Anak Angkat

1313 Kata
“Zayn jangan macem-macem deh. Aku bisa menendangmu loh.” Bisik gadis itu dengan tajam. Tapi aku tidak peduli, aku mendekatkan bibirku ke bibirnya, bahkan sedikit melumatnya. Entah apa yang ada di otakku saat ini, yang pasti bibir seksi merah merekah itu sangat menggodaku untuk mencicipinya. ** Rein Dua detik berikutnya terdengar jeritan mengaduh tertahan keluar dari mulut Zayn yang tanpa senonoh menciumku. Aku menendang burungnya hanya dengan setengah tenagaku saja. Tapi lihatlah bahkan itu berhasil membuat Zayn melihatku dengan marah, matanya bahkan kemerahan menahan sakit, marah dan tentu saja, malu. “Tenang saja, burungmu masih bisa terbang kok. Ah ya Zayn, satu yang kamu belum ketahui, aku salah satu anggota SDI walau lama tidak aktif lagi. Jadi kombatan jarak dekat tentu saja menjadi kelebihanku.” Bisikku, sambil membantunya berdiri. Tentu saja Zayn dengan pongahnya menolak uluran tanganku. Tapi aku tahu dia penasaran apa itu SDI, jadi tak ada salahnya aku memberi informasi tambahan padanya kan? “Ah ya, for your info, SDI tuh Self Defense Indonesia, sebuah organisasi yang menaungi Krav Maga. Hmm… sepertinya kamu juga baru dengar Krav Maga ya?” Aku tahu Zayn berusaha berpikir ditengah serangan ribuan jarum di burungnya itu. Ha.. ha… siapa suruh dia bikin masalah denganku? “Krav Maga itu seni bela diri militer tangan kosong yang dikembangkan di Israel. Artinya adalah pertarungan jarak dekat, Zayn. Jadi jangan pernah macam-macam denganku yah. Aah aku pulang dulu ya, terima kasih tadi tebengan dan traktiran nontonnya. Bye Zayn…” Kuberikan kecupan jarak jauhku padanya, kemudian aku melangkahi kakinya, yang masih terduduk dengan wajah meringis menahan sakit. *** “Nah itu ceritanya, habis itu aku gak tahu lagi apa yang terjadi deh. Si Zayn itu nekat ketemuan ama si Medusa atau malah batalin kencannya gegara burungnya lagi tusuk jarum.” Ujarku mengakhiri cerita kepada dua temanku ini. Mereka takjub mendengarnya, kemudian tertawa terbahak-bahak. “Hebat… hebaat kamu Rein. Tapi awas hati-hati loh lelaki model gitu biasanya pendendam. Siapa tahu dia akan balas dendam padamu.” Dila memperingatiku. “Pasti, karena aku sempat melihat kilatan petir di matanya pas aku melewatinya. Dia belum tahu aja kan siapa itu Reina Maharani hahaha. Sekarang dia tidak akan mungkin berani macam-macam lagi padaku.” Kataku dengan yakin. *** Zayn Awas aja ya Rein kalau aku sampai tidak bisa menghasilkan benih berkualitas gara-gara tendanganmu ini. Gagal pula rencana kencanku sama Clara, karena untuk jalan pun sangat susah. Sakit banget! Sialan itu si Rein. Ini juga sudah dua hari kenapa masih ngilu begini sih? Apa aku perlu periksa ya ke dokter? Tapi ntar pas cerita penyebab gak elok aja aku bilang ditendang gadis bar-bar luar biasa yang baru saja aku cium. Beruntung Clara juga ngerti aku gak bisa muasin dia dulu beberapa hari ini. Aku masih memikirkan beratus skenario yang akan digunakan untuk balas dendam pada Rein. Hanya saja aku tidak menyangka Rein bisa Krav Maga, setahuku itu beladiri terlarang, maksudnya menggunakan jurus terlarang jika diperlukan, seperti menendang o***g juniornya ini, atau mencolok mata lawan bila perlu. Nanti deh kalau sudah sampai apartemen aku akan cari info tentang Krav Maga. Rupanya Rein bukan gadis sembarangan. *** Rein Sudah lewat seminggu dari saat tendanganku ke o***g junior Zayn, sekarang hari Sabtu, dan aku datang karena diminta Ibu Peri. Eyang sudah beberapa kali menanyakan kapan aku akan datang, kata ibu peri. Tapi aku lumayan sibuk sebentar lagi akan sidang terbuka untuk mempertahankan tesis. Jadi aku harus pandai membagi waktu. Seperti saat ini, aku tidak bisa berlama-lama menemani eyang. Tidak sampai dua jam dan aku harus pamitan. Sebenarnya eyang sedih, tapi mau bagaimana lagi, aku masih ada urusan yang harus kuselesaikan. Selama aku belum menjadi anggota keluarga Brotoasmoro, masih terserah kan untuk kapan bisa datang? Ibu Peri memaksa Zayn untuk mengantarku pulang, tapi tentu saja Zayn menolak. Masih ada dendam kesumat di hatinya akibat perbuatanku minggu lalu. Baru dua hari kemudian dia bisa berjalan normal. Tadi saja saat dia melihatku, aku yakin pasti mendadak otongnya terasa nyut-nyut seperti berasa baru ditendang lagi. Dan aku semakin senang karena senyuman ejekanku membuat Zayn tambah meradang. “Ibu Peri, tidak apa-apa saya pulang sendiri pakai taksi. Tidak perlu khawatir, Insya Allah saya bisa menjaga diri kok.” Aku berkata seperti itu sambil melirik ke arah Zayn. Dia langsung melengos. Aku senang karena aku yang menang saat ini. “Diantar Pak Sudin saja ya, Rein. Ini si Zayn emang kebangetan kok. Mengantar calon istri kok gak mau.” Ibu Peri masih saja mendumel tidak jelas. “Bu, saya belum memberi keputusan loh, jadi statusnya Zayn memang bebas.” Aku mengingatkan ibu peri. “Maka dari itu, Rein, tolong segera katakan iya. Toh sebentar lagi kamu lulus magister kan? Saya sudah mempersiapkan posisi untukmu di kantor. Terserah kamu mau join kapan.” Ibu peri masih saja mengomporiku. “Iya ibu, akan saya pikirkan nanti ya , kapan-kapan, sesudah sidang terbuka ya jadi saya mikirnya benar-benar deh.” Putusku akhirnya saat tidak sanggup melihat pengharapan di wajah cantik ibu peri. *** Zayn “Zayn, kamu kenapa sih tidak segera mengiyakan saja keputusan mama untuk menikahkan kamu dengan Rein? Dia perempuan yang cocok untukmu. Lagipula eyang juga sreg banget dari sejak pertama kali bertemu Rein.” Kembali aku mendengar omelan mama karena tidak juga segera mengiyakan untuk menikahi Rein. “Iya, eyang suka Rein. Eyang mau Rein jadi mantu di sini.” Kata eyang terbata. Aku selalu lemah jika sudah eyang yang meminta, tapi untuk kali ini sepertinya aku tidak bisa langsung memenuhi permintaan eyang. Menikahi seorang gadis yang aku bahkan baru bertemu beberapa hari? “Tuh dengar sendiri kan apa kata eyang?” Timpal mama, yang bisa kulakukan hanyalah menengok ke arah mama dan eyang, pasrah. “Kenapa gak sama Kevin aja sih mah? Sepertinya perempuan bar-bar itu lebih suka ke Kevin daripada aku!” Aku menolak dengan tegas. Kevin hanya melihat ke arahku dengan malas. “Karena mama tidak mau kamu bersama Clara. Dan Rein perempuan yang sangat cocok untukmu.” Mama membalasku, berkata tak kalah tegas. "Darimana mama tahu Rein cocok untukku? Mama sudah menyelidikinya?" "Tentu saja, sangat detail dan jelas. Dia dari keluarga terpandang dan berpendidikan semua." Mmm, sudah pasti tentu saja mama sudah mencari info sejelas mungkin tentang Rein. "Tapi aku gak mau mah. Lagipula kenapa harus anak gadis itu sih?" Suara kesal penolakanku semakin menjadi. "Karena cuma dia yang dengan tulus mau mengurusi Eyang. Selama ini mana ada perempuan-perempuan yang kamu bawa yang mau merawat Eyang? Boro-boro merawat, mereka malah melihat Eyang dengan jijik, terutama si Clara itu, yang kamu gila-gilai." Kan mama mulai lagi berkata dengan nada tajam, mengingat hal yang dulu, menghentikan kegiatan makannya dan gantian melihat ke arahku yang terkejut dengan pernyataan mama itu. "Tapi mah..." Aku masih berusaha protes. "Tidak ada tapi-tapian. Gak ada Eyang, gak akan ada mama, dan kamu gak akan mungkin juga ada di dunia ini. Saatnya kita berbakti pada Eyang. Pokoknya Mama ingin dia jadi anggota keluarga kita." Tiap kali mama berkata hal berbakti ini dengan tegas. Eyang tersenyum melihat ketegasan mama. "Ya sudah gampang itu, jadi anak angkat saja sih mah, apa susahnya. Tinggal sahkan saja ke pengadilan. Beres kan?" Aku kembali menolak. Mama tersenyum sinis, "Mmm... ide bagus tuh. Dia akan mama jadikan anak angkat, dan 40% kekayaan Brotoasmoro akan menjadi haknya, 20% ke amal dan 40% kalian!" Mama pun segera pergi meninggalkan kami dengan hati kesal, mendorong kursi roda eyang dengan hati-hati menuju kamar. "Haaa apaa? Gak bisa gitu dong mah... Mamah... tunggu... Kita bicara lagi. Mamah….” ** Yess... Rein beneran nendang o***g jr si Zayn hahha. Rein ini beda ama Gadis yang lemah lembut, Rein tomboy. Kasian loh itu Zayn sampai beberapa hari ngerasain nyut nyut Pingin cepet masuk ke konflik tapi gak bisa krn takut ada time gap. Ini makanya lebih cepat aja ya untuk setting waktunya. Oiya silakan add akun ig-ku di rieka_sri_dewi Ada beberapa trailer bagusss banget di situ, semoga minggu depan sudah bisa tayang semuanya. Aku tunggu kehadian kalian yaa...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN