Pagi itu, Lita terbangun oleh suara bel paviliun. Gangguan sepagi ini membuat Lita mengerang pelan sambil menyingkap selimut. Menoleh ke samping dan Leo masih begitu terlelap. Sama sekali tak bergeming dengan suara bel yang membabi buta. Lita segera memungut pakaian tidurnya yang semalam dilemparkan Leo ke lantai, mengenakannya dalam perjalanan ke pintu. Tak akan terkejut jika si pembuat onar pagi ini adalah Olivia.
Tetapi tebakannya salah, Rianalah yang berdiri di depan pintu.
“Ri …”
“Apa Leo sudah bangun?”
Lita mengernyit, keresahan yang tampak menghiasi permukaan wajah Riana lebih jelas dari sebelumnya. Ketika ia menggeleng, Riana langsung menarik lengannya keluar dan menutup pintu paviliun di belakangnya. Membawanya ke tepi teras. “Ada apa, Riana.”
“Kau tahu tuan Cheng, kan?”
Lit
