“Kenapa kau begitu terlambat, Lita,” delik Riana begitu Lita muncul dari balik pintu lift yang terbuka di depannya. Riana langsung masuk, memberikan berkas di tangannya kepaada Lita.
“Dan …” Riana menunduk mengendus pakaian Lita. “Kenapa aku mencium parfum Leo di tubuhmu?”
Wajah Lita merah padam. Memundurkan tubuhnya dari jangkauan penciuman tajam Riana. “Apa maksudmu, Riana.”
Tatapan menelisik Riana memanjat naik ke wajah Lita, kemudian seringai tipis tersemat di sana. “Kalian sangat bersenang-senangnya, ya? Ck ck ck,” ucapnya sambil mendecakkan lidahnya. “Dasar pengantin baru.”
“Apa yang kau katakan, Riana? Kami memang baru pulang dari rumah sakit. Dan aku juga sudah menghubungimu, kan?”
“Dan aku tidak tahu di mana kalian melakukannya saat kau berbicara rumah sakit,” selidik Riana l
