Siang sudah berganti dengan malam dan Ayra pun mulai terbangun dari tidur nya dan mulai menangis lagi dia tertidur karena kelelahan menangis dan berteriak untuk di keluar kan.Tapi nyatanya penghuni mansion yang mendengar teriak kan nya menuli kan semua teriakan dan permohonan Ayra.Sampai pintu kamar yang di tempati untuk mengurung Ayra pun di ketuk oleh seorang wanita Paru baya.
"Tokk...!tok...!tok...! suara pintu yang di ketuk
"Permisi nona saya membawa kan baju dan makan malam untuk nona sebelum itu anda lebih baik mandi terlebih dahulu." ungkap Bi may sambil menutup pintu dan berjalan ke arah Ayra.
Ayra masih belum menjawab pertanyaan Bi may dia masih saja meringkuk di atas tempat tidur dan menangis.
"Anda harus makan nona..."kalo anda tidak makan tuan muda pasti akan lebih marah lagi nona." ucap Bi may. dengan penuh rasa ibah.
Ayra masih saja diam dan tidak bergeming dari tempat tidur.
"Baik lah..."kalau nona belum mau makan," tapi tolong makan-makanan anda,"agar anda tidak sakit."ucap Bi may lalu berjalan menuju pintu dan keluar lalu mengunci nya kembali.
Selang beberapa menit pembantu lain pun masuk ke kamar Ayra lalu mengajak nya berbicara.
"Assalamu'alaikum..."nona muda." salam wanita tersebut sambil tersenyum.
Ayra pun kaget dan terbangun lalu duduk menghadap pelayan tersebut.
"Kita seagama...?kalau begitu tolong aku bantu aku keluar dari tempat ini puteri-puteri ku pasti sudah mencari ku sekarang." tanya Ayra penuh semangat.
"Maaf nona muda saya tidak bisa tuan muda pasti akan sangat marah kalau saya membantu anda keluar dari sini."lirih pelayan tersebut sebenar nya pelayan itu mau membantu Ayra tapi di sisi lain dia juga takut nanti nyawa nya melayang hanya karena membantu Ayra.
"Aku mohon..." tolong bantu aku puteri-puteri ku masih kecil apalagi salah satu dari puteri ku masih meminum asi dari ku,"aku mohon bantu aku sebagai seorang wanita dan sesama Ummat muslim."tangis Ayra.
"Baik lahh saya akan membantu nona muda sebagai sesama muslim tapi kalau nona sudah keluar dari sini pergi lahh yang jauh dan ke tempat terpencil agar tuan muda tidak menemukan nona lagi."
"Iya aku akan melakukan nya," sebelum itu siapa nama mu.?? tanya Ayra.
"Nama ku yanti nona,"tapi sebelum itu nona harus makan untuk mengisi tenaga nona untuk lari dari tempat ini."
"hmmm..." baik lahh."jawab Ayra.
Jam sudah menunjuk kan pukul 9 malam semua pelayan pun sudah di dalam kamar masing-masing dan Bi may pun sudah di dalam kamar nya duduk bersantai karena hari ini dia sangat lelah.Tapi sebelum masuk kekamar nya Bi may sempat ke kamar tempat penyekapan Ayra untuk melihat keadaan Ayra dan yanti.Lalu Bi may melihat Ayra dan yanti bercanda bersama lalu menutup pintu kembali dan pergi menuju kamar nya.
"Nona sekarang sudah jam 9 para pelayan yang lain pasti sudah berada dalam kamar mereka dan tuan muda pasti belum pulang sekarang,"jadi ini kesempatan untuk anda lari lewat pintu belakang," memang rumah ini banyak penjaga tapi meraka pasti berada di area depan jadi nona bisa kabur lewat belakang."penjelasan yanti panjang lebar.
Lalu yanti pun berjalan keluar dan membuka pintu melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada siapa-siapa di sana lalu yanti berbalik dan mengkode Ayra untuk mengikuti nya.
"Lewat sini nona."yanti menunjuk jalan sebelah kiri lalu mereka berdua pun berjalan terus sambil mengendap-ngendap.
Lalu mobil Adrian pun masuk ke halaman rumah yang di kemudikan oleh Rendi dia tidak menyalakan klakson mobil karena Adrian sudah tau apa yang di lakukan Ayra dan pelayan tersebut melalui CCTV yang ia pantau melalui ponsel nya.
"Ternyata pembantu bodoh itu ingin mati rupa nya." ucap Adrian yang sudah menyeringai sambil menatap ponsel nya.
"Silahkan tuan."Rendi mempersilah kan Adrian untuk turun dari mobil.
Adrian yang emosi pun langsung turun dan berlari menuju area belakang mansion besar itu.Di ikuti semua pengawal termasuk Rendi.
" Dor....."suara tembakan menggema di area belakang mansion.
"Nona..." teriak Yanti.
Dan Ayra pun berhenti berlari lalu berbalik dan alangkah terkejutnya Ayra melihat para pengawal yang banyak dan Ada Adrian di sana menatap nya dengan tatapan dingin dan penuh amarah.
"Kau ingin kabur kucing kecil..." teriak Adrian.
Ayra dan yanti masih diam membeku di tempat tak mampu berkata apa-apa.
"Dan kau pembantu sialan berani-berani nya kau membantu calon isteri ku kabur apa kau sudah tidak sayang dengan nyawa mu...?? tanya Adrian sambil berteriak marah.
"Ampuni saya tuan..." ampuni saya tuan...! saya mohon tuan...! teriak pelayan tersebut.
"Hahaha...."kau harus mati..."ucapan Adrian mampu membuat pelayan tersebut semakin menangis histeris.
Lalu Ayra yang melihat pun langsung maju ke hadapan yanti.
"Kau tidak boleh membunuh nya memang nya kau siapa berani mematikan manusia...?teriak Ayra.
"Kalau kau ingin membunuh," maka bunuh lah aku tembakan saja peluru senjata mu itu pada ku jangan kepada Yanti."Teriak Ayra sambil berdiri di di hadapan Yanti.
Adrian pun memerintah kan para pengawal tersebut untuk mendekati mereka berdua.Lalu para pengawal pun berjalan ke arah mereka dan langsung menarik Ayra dari hadapan Yanti.
"Nona..."teriak yanti.
"Lepas kan aku ku mohon lepas kan...! teriak Ayra sambil memberontak.
Lalu Adrian pun mengarah kan senjata nya kepada Yanti dan menembak kan 3 peluru.
"Dor....!dorr....!dor....! yanti pun jatuh ke lantai Darah pun mengalir keluar dari tubuh yanti.
"Yanti......!!!teriak Ayra yang langsung menggigit tangan pengawal tersebut dan lari menuju ke depan yanti.
"Tidak....!!yanti kau harus bangun...! kau harus membantu ku keluar dari neraka ini...! yanti bangun lahh...! yanti....! teriak Ayra histeris.
Lalu Adrian pun mulai berjalan menuju Ayra yang duduk sambil memeluk jasad yanti.Ayra sangat merasa ketakutan dan merasa bersalah kepada yanti.Lalu Adrian pun menarik Ayra secara paksa.
"Lepas kan aku...! jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu...! teriak Ayra kepada Adrian.
"Plak..." berani sekali kau berteriak di hadapan ku,"apa kau mau yang terjadi pada penghianat itu terjadi pada keluarga dan juga puteri-puteri mu itu...!ahh maaf aku lupa tapi puteri-puteri kita."teriak Adrian lalu menyeringai.
Ayra pun semakin histeris.
"Jangan..."ku mohon jangan lakukan itu...! mereka tidak tau apa-apa...! teriak Ayra.
Adrian pun menarik Ayra kembali menuju mansion lalu membawa nya ke ruang bawa tanah.Tempat penyekapan Ayra lalu mengunci pintu dan mulai mengangkat Ayra lalu berjalan menuju tempat tidur dan menghempas kan tubuh Ayra yang mungil itu ke atas tempat tidur.
"Ahhhh....! teriak Ayra.
"Besok kau harus menikah dengan ku...! kalau tidak makan keluarga dan puteri-puteri mu akan berakhir seperti yanti...! teriak Adrian yang penuh ancaman.
"Kau iblis...! kau pembunuh...!teriak Ayra sambil menangis tersedu-sedu.
Adrian Hanya menyeringai sangat mengerikan kepada Ayra lalu berjalan keluar dari kamar tahanan tersebut dan mengunci nya kembali.
"Kau urus mayat." Rendi kepada salah satu pengawal tersebut.
Lalu berjalan masuk ke mansion bersama Bi may.
Di rumah Ibu Ayra.
"Kemana anak itu kenapa sampai sekarang belum pulang juga...! teriak ibu Ayra.
"Mungkin dia pergi menjual diri nya di club malam ibu." ucap Ina menantu nya.
"Kalau benar yang kau katakan ku pasti kan anak itu akan keluar dari rumah ini dan aku tidak akan menganggap nya lagi sebagai anak ku." ucap Ibu Ayra yang penuh ancaman dan emosi.
"Hey kau wanita ular jangan sembarangan bicara kau kakak ku bukan wanita seperti itu."teriak Dimas yang tidak suka kakak nya itu di hina oleh kakak ipar nya.
"Jaga mulut mu anak kecil atau akan ku robek nanti...! Teriak Deni yang tidak terima isteri nya di hina.
"Kau pikir aku takut...! teriak balik Dimas.
" Kau..."ucap Deni.
Baru saja Deni ingin melangkah ke hadapan Dimas.Ibu nya langsung menghadang nya.
"Berhenti...!Kalian tidak boleh berkelahi."
"Tapi bu dia duluan yang mulai." ucap Deni
"Isteri mu itu yang memulai terlebih dulu."jawab Dimas.
"Sudah diam..." dan kau Dimas kau selalu saja membela kakak mu itu."ucap Ibu Ayra.
Dimas pun diam dan mulai duduk kembali karena dia tau kalau meladeni ibu nya berdebat tidak akan ada habis nya.
Di kamar Ayu adik Ayra.
"Ushhh..."ushh..."tenang ya sayang..."Kak cepat lah pulang puteri-puteri mu memerlukan mu," Mas..."tolong mas ambil kan s**u itu."ucap Ayu kepada suami nya.
"Ini dek..." jawab suami Ayu sambil menyodorkan s**u tersebut.
"Memang nya kak Ayra tidak bilang-bilang sama kamu dek kalau dia mau pergi lama begini.??tanya suami Ayu.
"Tidak mas..."tapi dia bilang kemarin sih..."katanya mau cari pinjaman jadi mungkin saja kak Ayra pergi mencari pinjaman." jelas Ayu panjang lebar.
Lalu mereka pun kembali terdiam dan Yasmin puteri ke 2 Ayra pun mulai meminum s**u nya dan tertidur.
"Semoga kakak baik-baik saja dan cepat kembali." ucap Ayu dalam hati.
Matahari mulai terbit dan Ayra keluar dari kamar mandi karena dia sudah terbangun dari pukul 5 pagi dan berjalan kembali menuju tempat tidur dan mulai meringkuk di atas tempat tidur.Sambil menetes kan air mata dia masih mengingat kejadian tadi malam di mana di depan mata nya terjadi penembakan kepada orang yang mencoba membantu nya.Lalu Ayra pun menangis lebih keras lagi dan berkata.
"Ya...Allah apa dosa ku di masa lalu hingga kau memberi ku hukuman seperti ini...! teriak Ayra sambil terisak.
Lama Ayra menangis dia pun mulai tertidur kembali.
Adrian pun bangun dari tidur nya dan mulai duduk lalu meraih ponsel melihat jam sekilas lalu beranjak menuju kamar mandi setelah 30 menit Adrian pun keluar dari kamar dan turun menuju meja makan.
"Bi..."tolong siapkan makanan untuk wanita Itu sekarang,"biar aku yang membawakan nya."perintah Adrian.
"Baik tuan muda." jawab bi may.
Beberapa saat kemudian sarapan untuk Ayra pun selesai Adrian mengambil nya lalu membawa nya menuju ruang bawah tanah.Lalu Adrian pun membuka pintu kamar tahanan itu hanya dengan sidik jari nya.Karena kamar tersebut memiliki 2 kunci 1,fingerprint dan satu manual.
"Klik..." suara pintu terbuka.
Adrian pun berjalan mendekati nakas dan menyimpan nampan yang berisi makanan tersebut.Lalu duduk di atas tempat tidur di samping Ayra.
"Tidak usah pura-pura tidur aku tau kau sudah bangun dari tadi." ucap Adrian santai.
Ayra masih saja diam sambil meringkuk.
"Jangan mengabaikan ku seperti ini...! teriak Adrian kesal.
Lalu Adrian pun menarik Ayra dan menduduk kan nya lalu menatap nya tajam seperti ingin memakan nya hidup-hidup dan mulai mencengkram wajah Ayra.
"Ternyata kau lebih suka di beri kekerasan di banding kelembutan."ucap Adrian dengan emosi yang hampir meluap.
"Tolong lepas kan aku ku mohon..."lirih Ayra dengan Air mata.
"Aku akan melepas mu tapi kau harus melayani ku di tempat tidur."ucap Adrian sedikit berbisik di telinga Ayra.
"Tidak.... aku bukan wanita murahan...! dan lagi aku tidak sudi tidur dengan pembunuh seperti mu...!teriak Ayra.
"Plakk...!tamparan yang keras mendarat di wajah mulus Ayra dan di sudut bibir nya sudah mengeluar kan darah kepala nya pun menjadi pusing akibat tamparan keras yang di berikan Adrian pada nya.
"Memang nya kau ini siapa...! berani-berani nya kau menghina ku."apa kau sudah tidak sayang pada keluarga mu...!bentak Adrian.
Adrian pun berdiri dan mulai menyeret Ayra keluar.Tubuh Adrian yang tinggi besar dan berjalan dengan cepat mampu membuat Ayra sesekali terjatuh tapi itu tidak membuat Adrian berhenti dia masih saja menyeret Ayra.Sampai ke ruang Tengah Mansion nya dan dia pun berhenti lalu mulai memanggil Rendi.
"Rendi....! teriak Adrian.
" Iya tuan muda."
"Saya akan menikah hari ini juga...! teriak Adrian.
" Baik tuan muda."jawab Rendi lalu mulai berjalan keluar meninggal kan mereka berdua.
"Pelayan....!pelayan....! teriak Adrian para pelayan pun lari terbirit-b***t menghampiri Adrian.
"Iya tuan muda." jawab pelayan tersebut.
"Bantu dia bersiap-siap cari kan baju yang bagus dan sopan kalian mengerti...! perintah Adrian sambil berteriak.
" Baik tuan muda."jawab 2 pelayan tersebut lalu berjalan sambil membawa Ayra tapi baru menaiki 1 anak tangga mereka kembali berhenti karna Adrian kembali memberi bersuara.
"Dan 1 lagi kalau dia tidak mau memakai nya maka nyawa kalian yang akan lenyap."ucap Adrian penuh penekanan ke pada 2 pelayan tersebut.
Dua pelayan tersebut langsung di buat takut dan bergidik ngeri lalu melanjut kan membawa Ayra naik menuju kamar Adrian.Sesampai nya di dalam kamar Adrian salah satu pelayan itu berjalan menuju walk in closet dan mencari baju yang sudah di siapkan Bi may satu hari sebelum ke datangan Ayra di mansion tersebut.
"Ini nona muda tolong pakai lahh jangan sampai tuan muda marah dan membunuh kami." ucap salah satu pelayan sambil menberikan baju tersebut dengan ketakutan.
Ayra pun menerima nya dan mulai memakai nya dia tidak merasa risih berganti baju di hadapan pelayan tersebut dalam hati nya berkata mau bagai mana lagi dia memang hanya tahanan di sini jadi harus di awasi Ayra pun takut bila nanti ada lagi yang mati terbunuh karena diri nya.
Dan beberapa menit kemudian Ayra sudah selesai dan sudah siap.
"Mari nona muda."ucap 2 pelayan tersebut dan berjalan keluar lalu 2 pelayan itu terkejut mendapati Adrian yang sudah berdiri di depan pintu.
"Minggir kalian."perintah Adrian dengan tatapan dingin.
Para pelayan pun pergi meninggalkan mereka berdua.Lalu Adrian pun menarik pergelangan Ayra menuju ruangan yang berada paling ujung dan membuka pintu tersebut lalu menyeret Ayra masuk ke dalam ruangan tersebut.
Lalu Rendi pun datang membawa seorang penghulu.