Drian yang sedang kebingungan dan bersedih hati sibuk berbicara sendirian kepada dirinya sendiri sembari mendorong motornya keluar parkiran. Sepertinya dia melampiaskan kekecewaannya dengan mengutuki tempat makan tersebut, mencari-cari alasan hanya untuk mengeluarkan sumpah serapahnya terhadap sikapnya yang terlalu lamban untuk mendapatkan hati Malika “Permisi Pak? Apa sekarang kita sudah boleh pergi?” tanya seorang wanita kepada Rivaldi yang berdiri di salah satu dekat tiang restoran tersebut. Dengan gaya berwibawa dan dewasa, Rivaldi menjawabnya sembari tersenyum anggun, “Tentu saja. Ayo kita berangkat sekarang. Pastikan semua data dan keperluan yang kita bahas sebelumnya sudah rampung sebelum akhir bulan depan." *** “Hari ini kamu dari mana saja?" tanya Rivaldi ketika dia sudah ti