Bertemu Paman

807 Kata
Bulan hanya menyunggingkan senyuman saja untuk membalas perkataan Surya. Begitu dasi telah rapi, Bulan memberikan jarak antara dia dan majikannya itu. "Terima kasih Bulan." Surya kemudian beranjak keluar begitu menghabiskan sarapan yang dibawa oleh Bulan di kamar. "Oh ya Bulan kalau ada dokumen yang tertinggal tolong kamu bawa ke perusahaan. Kamu bisa minta sopir untuk membawamu, tinggal katakan saja aku yang memberi perintah." "Baik Tuan." Surya lantas masuk ke dalam mobil dan pergi dari kediamannya. Bulan kembali masuk ke dalam rumah untuk membersihkan ruangan milik Surya dan lain-lain. ❤❤❤❤ Perusahaan Alexandra Selaku direktur dari perusahaan milik sang Kakek, Surya bekerja dengan sangat teliti. Dia tak mau ada kesalahan sedikit apa pun dari beberapa file yang sedang dia lihat. Meski demikian, pria itu tetaplah tampan dengan wajah yang serius membuat para karyawan wanita bisa menatapnya lama termasuk sekretarisnya. Terbukti dari jendela sekretaris Surya terus melihat pada bos sampai-sampai dia tak menyadari seseorang masuk. Sosok yang masuk itu menggeleng melihat tingkah dari sekretaris sang direktur. "Tutup mulutmu yang menganga itu, air liurmu mengotori meja tahu?!" Sekretaris itu tampak kaget dengan suara dari si tamu. "Eh Tuan Galaksi," ucapnya bernada pelan. "Kalau kamu mau kerja yang benar dong, jangan selalu lihat keponakan saya. Memang sih Surya itu tampan tapi ingat tanggung jawabmu sebagai seorang sekretaris." Galaksi lalu bergerak masuk menyapa sang keponakan. "Selamat pagi Surya," sapa Galaksi. Sifatnya pun berubah 180 derajat. Muka Galaksi yang begitu garang langsung melunak saat dia menyapa Surya. "Selamat pagi Galaksi." Wajah Galaksi kembali berubah. Kali ini dia cemberut. "Kok kamu tak sopan sama aku, kita memang seumuran tapi aku ini Pamanmu tahu?!" Surya mendelik kesal dan beralih pada file yang dia baca. "Katakan apa maumu, aku sedang banyak urusan." Galaksi berdeham kemudian mengambil tempat duduk di sofa yang berada di ruang kerja milik sang keponakan. "Aku dengar kau punya pelayan pribadi," "Lalu?" "Ya kenalkan aku sama dia. Siapa tahu jodoh gitu," balas Galaksi dengan sengihan. Bukannya respon baik malah Surya mendesis kesal mengejek pamannya itu. "Dasar lelaki mesum." Bagaimana tidak Galaksi di sebut seperti itu oleh Surya sendiri pasalnya sang keponakan sangat tahu tabiatnya Galaksi. Dia adalah pria playboy yang selalu menggoda para wanita dengan menggunakan wajahnya yang cukup tampan. Semua itu dia lakukan semata-mata hanya untuk mencari kesenangan dan pastinya Surya tak ingin Bulan menjadi korban selanjutnya. "Pria m***m? Kau juga pria m***m kok, aku mendengar ceritanya dari Tom kalau kau berada satu kamar dengan seorang gadis cantik dan kau ingin menciumnya." balas Galaksi namun Surya mengabaikan hal tersebut. Sepasang matanya mencari-cari sesuatu di meja kemudian menggerutu pelan. Ada dokumen yang tak dia bawa dan ini merupakan sebuah bencana. Galaksi ada di sini sedang jika Bulan datang ke perusahaan mereka akan bertemu. Tidak! Surya tak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia kemudian mengambil jas untuk dia pakai berpura-pura sedang ingin pergi keluar. "Ada meeting lagi ya?" "Iya, sebaiknya kau pergi. Aku akan lama sekali berbincang dengan klien." "Tapi--" "Pergilah!" Pada akhirnya Galaksi menyerah lalu pamit undur diri. Sepeninggal Galaksi, Surya mengembuskan napas lega lalu bergerak keluar juga sembari menelepon. "Halo, Ibu Dona tolong panggil Bulan aku ingin bicara dengannya." Surya terus berjalan sambil menunggu pelayan pribadinya untuk menerima telepon. Begitu dia masuk ke mobil pribadi terdengarlah suara Bulan yang menyapa. "Halo Tuan Surya," "Bulan kamu bawa dokumen berwarna map kuning ke perusahaan saya akan tunggu kamu di parkiran." "Baik Tuan." Telepon ditutup sementara Surya duduk diam di dalam mobil. Tampak dari kejauhan, Galaksi menatap tajam pada Surya. Dia merasa aneh dengan keponakannya itu. Katanya mau pergi bertemu klien tapi kok belum jalan juga. Galaksi pun memutuskan untuk tinggal barang sebentar. Pria itu ingin tahu apa yang dilakukan oleh Surya. Satu jam lebih menunggu mendadak datanglah sebuah mobil mendekati mobil milik keponakan. Surya keluar dan berjalan menghampiri mobil asing sementara pintu mobil asing terbuka lalu menampakkan sosok gadis berkacamata membawa sebuah map. Galaksi langsung menarik kesimpulan bahwa gadis yang bersama dengan Surya adalah sosok pelayan pribadi. Dia tanpa sadar mendecak kesal dan mengerti kenapa Surya bertingkah aneh, rupanya Surya ingin bertemu dengan si pelayan pribadi. Dia pun merasa kesal karena dipermainkan. Senyum ganjil disunggingkan oleh Galaksi. Dia keluar dari mobil lalu menghanpiri mereka sekedar menyapa mereka saja. "Oh jadi ini kliennya." Baik Bulan dan Surya kaget, mereka melihat pada Galaksi yang berjalan menyapa mereka atau lebih tepatnya Bulan. "Hai, kau pasti pelayan pribadinya Surya. Perkenalkan namaku Galaksi, aku adalah Paman Surya. Siapa namamu?" tanya Galaksi sembari mengulurkan tangan. Bulan hendak menerima uluran tangan dari Galaksi namun tiba-tiba Surya menarik tangan miliknya Bulan untuk menggenggamnya erat. "Namanya Bulan." Galaksi menunjukkan wajah kesal. "Kau curang, aku bertanya padanya bukan padamu." "Terserah mau bilang apa, kau sudah tahu namanya bukan sekarang pergi dan jangan menampakkan muka lagi pada Bulan." Si gadis yang diperebutkan malah diam dan lebih tertuju pada tautan tangan. Semburat merah muncul di pipinya Bulan saat merasakan betapa hangatnya tangan sang majikan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN