Anta terdiam. Dia ingat bahwa sudah hampir dua bulan dia tidak datang bulan. Dan setiap melakukan bersama Zu, Zu juga tidak memakai pengaman dan menyemburkan cairannya ke dalam rahimnya. Anta terbodoh saat itu juga. Dia lalu meneteskan air matanya. Bingung dia harus melakukan apa sekarang. Dia bukan menangisi kehamilannya. Dia bahkan sangat bahagia mendengar kabar kehamilannya. Tetapi yang dia khawatirkan adalah bagaimana nasib calon anaknya seandainya tidak ada satupun yang bisa menerima dirinya dan bayi yang dia kandung itu. “Jangan menangis Nona.” Ucap Han lembut pada Anta. “Mr. Han, bagaimana ini. Zu sudah tidak menginginkan diriku lagi. Dan aku tidak mau dia tahu kalau aku mengandung anaknya. Aku tidak mau dia menyakiti bayi kami.” Ucap Anta ses