Mereka duduk di sana hampir dua jam lebih, Belva tertidur dengan bersandar pada Virgo. Sedangkan Virgo masih sangat sadar menunggu mentari terbit. Tangannya melingkar di pinggang Belva. Memegangnya agar tak terjatuh. Dia sering duduk sendirian di sana setelah pulang dari misi atau tugas. Hidup sebatang kara membuatnya merasa bebas dan sepi. Tapi dia menyukainya, menikmati malam sendirian, membiarkan angin membelai kulitnya, dia tiga merasa sedih. Untuk apa yang dijalaninya, selama ini dia berusaha menikmatinya. Namun kehadiran seorang gadis mengusik kebiasaan yang selama ini telah dia nikmati. Agak terganggu, tapi kedatangan Belva membawa jalan untuknya. Suatu hari, Belva akan membantunya membalaskan sakit hatinya. "Bangunlah!" Virgo mengguncang tubuh Belva dengan sebelah tangannya.