Ibell membuka matanya perlahan-lahan. Bau tajam obat-obatan khas rumah sakit mulai menyerbu indera penciumannya. Pemandangan serba putih serta infus yang ada ditangan kirinya membuatnya sadar bahwa saat ini dia ada dirumah sakit. Ingatan-ingatan sesaat sebelum dia kehilangan kesadaran diri pun bermunculann dibenaknya. Jurit Malam, lemari yang rubuh dan Om Radja! Ya dia ingat Om Raja berusaha melindungi sekujur tubuhnya dengan tubuh besarnya sendiri. "Alhamdullilah Neng. Eneng udah sadar? Ayo diminum dulu teh manisnya Neng, biar nyawanya ngumpul dulu." Mbok Darmi membantu Ibell minum sambil mengelus-elus punggungnya. Dia sebenarnya kasihan sekali melihat nasib malang nona mudanya. Hidupnya begitu pahit, bahkan sejak dia terlalu kecil untuk mengetahuinya. "Mana yang sakit Neng? Kalau ada