Dominator Sesungguhnya

1772 Kata
 • Dominator sesungguhnya. Suasana menjadi berubah, siapapun yang berdiri disana menyaksikan itu pasti bisa merasakan tekanan yang luar biasa. Nandong sang peremuk! Dengan badan kekarnya dan tingginya yang mencapai 192 cm itu, dengan rambut tipis-tipis dan tatapan mata seorang pembunuh berdarah dingin. Darahnya mendidih sehingga dapat dilihat betapa merahnya wajahnya saat ini. Nandong membuka kancing demi kancing yang ada di bajunya. Lalu dia melempar baju itu kebelakang. Badan kekar itu terlihat lebih sangar ketika otot bahunya bahkan mampu menampilkan urat. “Pria basket! Kau akan hancur hari ini.” kata Nandong. “Gawat! Aku pernah melihat senior Nandong bertarung sebelumnya, tapi... Dia tidak pernah menunjukkan wajah seperti itu. Bahkan dia seperti bermain-main dengan lawannya, dan lawannya selalu pulang dengan bagian tulang retak bahkan hancur di tubuhnya. Jika dia bahkan sampai seserius ini maka...” kata Zhiqing. “Ini adalah hasrat membunuh!” kata Wu Zi. “Apa senior Nandong akan membunuh Mingzhi?” Tanya Wu Shuan. “Jika dia mampu merobohkannya, maka sudah dipastikan...” jawab Wu Zi. Tanpa disadari Mingzhi memasang kuda-kuda dengan sendirinya. “Reflek?! Tak disangka aku akan bereaksi ketika melihatnya. Gorilla ini memberikan suatu firasat yang buruk. Jelas-jelas ini akan berbeda dari sebelumnya.” pikir Mingzhi dengan wajah cemas sambil melihat ke arah Nandong. “Aku menghormati pria sepertimu, kau sungguh pria dengan niat yang mulia. Datang kemari untuk menyelamatkan teman-temanmu.” “Awalnya aku datang dengan niat itu, tapi setelah melihat wajah dan sikapmu yang menjengkelkan itu aku jadi merubah niatku.” “Aku kesini datang bukan untuk menyelamatkan mereka! Aku datang kesini untuk menendang p****t gorillamu itu!” Sambung Mingzhi. “Kalau begitu aku tidak akan ragu!” Nandong melompat ke arah Mingzhi dengan cepat dan meninjunya. Mingzhi menangkis pukulan itu dengan kedua tangannya dan terpental kebelakang. “Tsk! Dengan badan sebongsor itu gerakannya benar-benar sangat cepat.” dalam hati Mingzhi. Mingzhi melihat kedua tangannya. Kedua telapak tangannya bergetar karna efek pukulan tersebut. “Huffft... Bergetar, rasanya seperti kesemutan... Terlebih ini lumayan sakit. Padahal selama ini tidak ada yang mampu membuatku merasa sakit.” “Saudara Su!!!!” Sebuah pukulan melesat ke perut Mingzhi yang kehilangan fokusnya. “Blurrrrgghhh!!!” Mingzhi terlempar kebelakang, terdorong kebelakang hingga hampir kehilangan pijakannya namun dia masih berhasil berdiri. “Ini sakit!!! Jika orang lain yang terkena pukulan ini dia pasti mati, aku saja dengan tubuh yang sudah ditingkatkan bahkan merasa ingin memuntahkan isi perutku. Dia datang padaku dengan niat membunuh! Orang ini harus segera kukalahkan!” pikir Mingzhi. “Banyak yang tidak mampu melawan si kerdil br*ngsek ini, serangan mereka tidak ada yang berguna di depannya. Tapi tampaknya pukulan telak senior Nandong mampu menyakitinya. Jika itu senior Nandong, maka si kerdil br*ngsek ini tidak akan mampu melawannya.” dalam hati Saoqi. “Saudara Su! Kau tidak apa-apa?!” “Si pria gorilla ini... Dia tidak begitu mengerti bela diri, yang dia tau hanyalah cara memukul dengan asal. Tapi... Kekuatan pukulannya itu bukan main-main, meskipun pukulan yang dia lancarkan asal, namun pasti akan tepat pada sasarannya. Petarung yang mengandalkan kekuatan benar-benar merepotkan.” pikir Mingzhi. Nandong kembali mendekati Mingzhi dengan cepat, Nandong menyerang berulang-ulang dan Mingzhi menangkis serangannya dengan tempo yang sama. “Kuhh! Pukulannya benar-benar berat, hanya menangkisnya saja membuat tanganku kesakitan. Dia bahkan tidak berhenti memukul, pria ini bertarung tanpa berpikir. Tidak! Hanya ada satu yang dia pikirkan. Menghabisiku!” dalam hati Mingzhi. Nandong berhenti memukul dan malah menangkap tangan Mingzhi. “Sial! Ini sulit dilepaskan... Tenaganya benar-benar mengerikkan.” Mingzhi berpikir sambil berusaha melepaskan genggaman Nandong. Lalu Nandong meraih leher Su Mingzhi dan dia mencekiknya dengan sebelah tangan. “Saudara Su!!!” Mingzhi diangkat tinggi-tinggi oleh Nandong, tangan Mingzhi ingin memukul wajah Nandong, tapi meski sudah beruaaha tangan Nandong lebih panjang daripada jangkauan tangan Mingzhi. “Gawat! Senior Nandong akan membunuh Saudara Su! Kita harus menolongnya!!!” seru Wu Zi. Zhiqing dan lainnya melihat Mingzhi dengan rasa cemas, sedangkan mereka tidak tau harus berbuat apa dihadapan Senior Nandong yang bahkan mampu memberikan mereka rasa takut. Saoqi berdiri menatap kegirangan. Wu Zi berlari kearah Mingzhi, Mingzhi melirik ke arah Wu Zi yang berlari seperti orang gila. Mingzhi melambaikan tangannya ke bawah, memberikan isyarat supaya Wu Zi kembali ke tempatnya. Wu Zi terhenti, dia tertegun dan tak tau harus bagaimana. “Saudara Su!” Teriak Wu Zi. “Bahaya terkonfirmasi, pasokan oksigen yang di peroleh Host menurun, Host akan berada di posisi tidak sadarkan diri ketika pasokan oksigen dalam tubuh host mencapai titik nol. Menghitung pasokan oksigen...” System mulai menghitung dari angka 65 % dan terus turun menjadi 50, 35, 20 dan semakin turun. “Rasanya urat di dahiku mau meledak! Dia bukan hanya mencekik tapu juga mencoba mematahkan leherku.” Mingzhi mengangkat tangan kanannya ke atas, lalu dengan cepat dia mengkarate tepat di atas pergelangan tangan Nandong. Cengkramannya makin kendor. Lalu Nandong menambahkan tangan satunya untuk mencekik Mingzhi, Mingzhi berhasil menghalaunya. Nandong berteriak dengan keras dan berusaha menguatkan kembali cengkramannya. Mingzhi kembali mengkarate di titik yang sama. Kemudian Mingzhi berhasil lolos dari cekikan Nandong. Mingzhi terjatuh kebawah, Nandong memegang tangannya yang dikarate Mingzhi. “Uhukk Uhukkk! Uhukkk!” Mingzhi mencoba mendapatkan kembali kesadarannya. “kadar oksigen naik, mencoba mengembalikan vitalitas Host ke kondisi awal.” Nandong mencoba menutup telapaknya, bahkan dia tidak dapat mencengkram sekarang. Dengan cepat sebuah tendangan melesat ke otot paha Nandong yang tengah berdiri memandang tangannya. “Dia masih punya kekuatan untuk melakukan itu bahkan setelah kucekik?” Dalam hati Nandong sambil meloto ke arah Mingzhi. Mingzhi yang melihat Nandong melototinya reflek langsung mundur menjauhi Nandong. Nandong mencoba berlari mendekati Mingzhi dengan cepat, dan seperti tersetrum, otot pahanya menjadi lembek dan bahkan Nandong tak dapat merasakan sebelah kakinya menginjak lantai, akhirnya dia jatuh terperosot ke depan. “Aku tidak bisa merasakan kakiku!” pikir Nandong. Mingzhi menghela nafas panjang. Semua yang menyaksikan Nandong terjatuh mulai merasa kalut. “Bos, bos besar jatuh! Arrgghh!!!” “Bagaimana seorang yang bahkan lebih kecil darinya bisa menjatuhkan bos besar?! Dia monster! Tidak! Dia iblis!” Mingzhi melangkah dengan santai mendekat ke arah Nandong, kakinya berhenti di depan kepala Nandong. Nandong mendongak melihat wajah Mingzhi. Ekspresinya seperti kosong, dia tidak marah ataupun senang, hanya kosong. Nandong yang menyaksikan sendiri bak diterpa angin dingin yang membuat sekujur tubuhnya membeku. Mingzhi kembali berjalan, kali ini mengarah pada kaki Nandong. “Kau... Bukankah kau mengatakan sesuatu yang lucu sebelumnya? Haha... Meminta Wu Shian merangkak ke kasurmu?” Mingzhi menginjak kaki Nandong yang masih bisa bergerak sekuatnya dan mematahkanya. “Rrrrrrrrggggg!!!” Nandong mengerang dengan keras, bahkan mulutnya sampai mengeluarkan liur saking tak tahannya dengan rasa sakitnya. Tiger Claws ketakutan, bulu kuduk mereka berdiri, kaki mereka gemetar dan baju mereka mulai dibahasi keringatnya sendiri. Mingzhi menduduki punggung Nandong dan menekan kepalanya dengan tangan ke lantai. “Sekarang katakan padaku, apa sekarang kau bahkan bisa merangkak ke kasurmu sendiri?” Nandong yang melirik ke arah Mingzhi merasa takut melihat senyum yang dipancarkan Mingzhi saat bicara. “Su Mingzhi... Dia sekuat ini? Bahkan Nandong bisa di taklukkan. Semua orang yang menyerangnya di tundukkan. Orang ini...” pikir Wu Shuan, menatap Mingzhi dengan wajah ketakutan. Zhiqing dan lainnya gembira. Mingzhi menatap ke arah langit, sambil menduduki Nandong dia seolah sedang bersantai. “Ahhhh.... Selesai sudah...” Dalam hati Mingzhi dengan senyum lega. “Quest kelas S! Highschool Dominator selesai! Host telah berhasil menduduki posisi nomor satu di akademi Sanming dengan mengalahkan orang terkuat, Niu Nandong. Gift akan diberikan pada Host.” Saoqi tiba-tiba berlari terbirit-b***t ke arah pintu, langkahnya tampak goyah karena kakinya yang tidak berhenti gemetar. “Minggir! Minggir!” Saoqi berteriak. Zhiqing dan lainnya menjauh dari pintu. Saoqi berusaha keras membuka pintunya, bahkan dia lupa kalau itu terkunci. Dengan wajah ketakutan dan air mata dan juga ingus yang tak berhenti keluar dia terus berusaha membuka pintunya apapun yang terjadi. “Kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa kenapa tidak mau terbuka! Aaaaaaaaa! Seseorang keluarkan aku dari sini, ayah! Ayah! Tolong selamatkan aku!!!” Mingzhi menepuk pundak Saoqi. Saoqi terkejut dan dia jadi lemas, dia terjatuh bersandar pada pintu. “Br*ngsek! Jika kau berani melukaiku maka ayahku tidak akan melepaskanmu... Dengar! Kau tidak boleh melukaiku atau kau akan dalam masalah.” Mingzhi mendorng kepala Saoqi dengan kakinya dan membenturkannya ke pintu tiga kali. “Kau tidak bisa melakukan ini padaku!” Mingzhi menginjak kepala Saoqi jatuh ketanah. “Su Mingzhi sangat kejam, dia bahkan tidak bisa mentolerir apapun.” Pikir Wu Shuan. “Aku tidak bisa menghentikan saudara Su. Dulu bahkan ketika dia ditindas dan diperlakukan seperti anjing, kami semua tetap menginjak-injak kepalanya. Aku tidak bisa menghentikan balas dendamnya. Bahkan jika dia ingin menginjak kepalaku juga.” dalam hati Zhiqing. Yang melihat itu memiliki perasaan yang sama dengan Zhiqing. Mereka hanya mampu membiarkan hal itu. “Sampah! Aku sudah bilang padamu, kau tidak bisa menyakitiku!” Mengzhi menendang perut Saoqi. “Blurghh!! Kau! Kau! Ayahku tak akan melepaskanmu.” Mingzhi jongkok di depan Saoqi, dia menjambak rambut Saoqi dan membuat kepalanya saling berhadapan. Dengan mata yang saling bertemu. “Aku tidak menyakitimu, dan aku menyakitimu ayahmu akan tetap datang padaku. Lalu apa bedanya jika kulakukan ini?!!” Saoqi pingsan seketika. “Ekspresi yang disembunyikan oleh wajah tampannya itu sebenarnya adalah topeng iblis. Sekarang hanya ada satu hal yang pasti. Jangan menyinggungnya!” dalam hati Wu Shuan. Mingzhi berdiri dan kembali menghela nafas. Dia menoleh ke arah Zhiqing dan lainnya. Tampak wajah mereka seperti habis mendapat kabar buruk. Tak satupun dari mereka mengeluarkan sebuah kata. Mingzhi sudah kembali pada dirinya, wajahnya tak lagi memberikan kesan untuk menyebar terror. Dia hanyalah orang tampan yang biasa, namun tak satupun yang berani mengatakan sesuatu padanya. “Wu Zi, Zhiqing, Liurong... Pakailah ini!” “Ah! Ini salep yang waktu itu, terimakasih saudara Su!” Walau berkeringat Zhiqing membuat senyum di wajahnya. “Saudara Su? Apa perutmu baik-baik saja?” tanya Wu Zi. “Haha... Hanya sedikit lapar.” Mingzhi tersenyum. “B begitu ya... Baguslah, hehe....” Mingzhi mengeluarkan dua buah kain dari sakunya dan memberikannya pada Xiaoran dan Wu Shuan. “Kalian terlalu berkeringat... Pakailah!” Mingzhi tersenyum manis. “Dia iblis dalam bentuk malaikat!” Wu Shuan mengatakannya dalam hati dan wajahnya merona. Seseorang datang dengan kaki gemetar sambil memegang kunci. “Kakak! Saya membawa kuncinya, saya akan segera membukakan pintunya untuk kakak Su.” “Hmmm??? Si tinju bintang!” “Tidak berani! Tidak berani! Dihadapan kakak Su saya tidak berani bersikap seperti itu.” Eeeeeee.... Semunya berekspresi seperti melihat orang d***u. “Mereka tampak ketakutan... Apa aku semengerikan itu ya?” Pikir Mingzhi sambil melihat ke arah teman temannya yang menundukkan kepala mereka. Untuk mengembalikan semuanya ke keadaan semula maka Mingzhi mendapatkan ide bagus. “Kawan-kawan.... Mari saling bertukar nomor telpon!” Mingzhi tersenyum lebar. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN