• Senyum Lebar
Putaran ketiga pembagian kartu dimulai, sang juru kartu mulai membagikan kartunya dari kiri ke kanan lagi seperti putaran pertama.
Mingzhi terus memperhatikan sang juru kartu, dia terus melihat pada caranya membagikan kartu pada para pemain.
“Di awal dia membagikan kartu dari kiri ke kanan, lalu dari kanan ke kiri, dan sekarang dia membagikannya dari kiri ke kanan lagi. Jika dia konsisten dalam memutar kartu maka aku bisa mengganti kartu yang dikocoknya dengan semua kartu Royal Flush di giliranku, jadi aku sudah pasti akan menang. Tapi sang juru kartu malah membuatnya rumit, jika aku mengganti kartuku dengan imaginerku dn ternyata kartu yang kuganti ada di tangan orang lain, maka mereka pasti curiga pada kemampuanku. Lebih baik aku mencari tau bagaimana caranya membuat diriku menang dengan mengganti kartu tanpa satupun orang yang curiga.” pikir Mingzhi.
Taruhan berjalan dan nilainya semakin tinggi, di putaran ketiga seharusnya semua penjudi akan memiliki pondasi yang kuat dalam kartunya, setidaknya salah satu dari mereka sudah ada yang mendapatkan Three of a Kind, dan itu sudah cukup untuk memenangkan taruhannya.
Diputaran ke empat sang juru kartu malah membagikan kartunya secara acak dan tidak berurut pada posisi orangnya.
“Di acak?! Memang benar kalau mengacak kartu seperti itu bisa mengurangi prasangka seseorang, jelas kalau urutan pembagian kartu disajikan dengan cara yang berbeda, kemungkinan orang akan berfikir kalau ini adil, tapi di sisi lain, ini adalah pedang bermata dua. Tuan Li Yifei sebagai tuan rumah bisa dituduh melakukan kecurangan jika pada akhirnya dia menang. Itu tidak penting mau dia dituduh atau tidak, sekarang yang terpenting adalah bagaimana caranya aku mendapat Royal Flush. Aku tidak bisa melihat kartu yang keluar dan aku juga tidak bisa melihat kartu yang lawanku pegang. Jadi satu-satunya cara di ronde kedua dan seterusnya, akulah yang harus mengatur kartunya.”
Taruhannya semakin besar dan sudah menyentuh angka 400.000 yuan.
“Putaran keempatnya saja sudah 400.000, kalau aku ikut di awal dan tidak memikirkan apapun dan terus bermain maka sudah dipastikan aku akan kalah. Sepertinya Cong Wei benar-benar di cintai dewi fortuna.” dalam hati Mingzhi sambil tersenyum.
Mingzhi melihat raut wajah para peserta.
“Judi adalah permainan yang di dasarkan dari keberuntungan. Tapi tak semuanya seperti itu, sekarang judi bisa diakali dengan beberapa kecurangan dan juga strategi. Contohnya orang-orang ini, kartu keempat sudah keluar dan wajah mereka sama sekali tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Tak ada yang terlalu merasa senang, dan tak ada yang terlalu terlihat gelisah. Bukan keberuntungan, tapi bagaimana caranya berakting dan bagaimana cara menggertak lawan supaya pass, tak peduli kartu seperti apa yang kau pegang. Jika gertakanmu berhasil membuat mereka pass maka kau akan menang. Wajah seorang penjudi adalah wajah paling menipu di dunia.” pikir Mingzhi.
Mingzhi melihat wajah tuan Gou yang semeringah.
“Senang bukan berarti kartunya bagus, bisa jadi dia hanya berakting. Tapi jika kartunya benar-benar bagus maka bertaruh terlalu besar tidak akan baik bagi lawannya. Strategi permainan gertakan dan juga akting bisa membuat lawan bimbang. Mereka benar-benar penjudi handal.” pikir Mingzhi.
Mingzhi menaikkan sebelah senyumnya.
“Tak peduli seberapa mahirnya kalian dalam berjudi, tak peduli cara curang seperti apa yang akan kalian lakukan, aku dan System tetap akan memenangkan permainan ini.” dalam hati Mingzhi.
Mingzhi menemukan cara yang bisa membuatnya menang dengan mudah. Pada ronde pertama permainan berhasil dimenangkan oleh tuan Gou, dia berhasil mendapat 1.200.000 yuan dalam sekali jalan dengan kartu Four of a kind, dia berhasil menang dari tuan Shi yang mendapatkan Full House, sedangkan peserta yang lainnya memilih pass.
Di ronde ke dua, saat sang juru kartu mengocok kartunya dengan seksama Mingzhi segera menukar kartu-kartu dengan skill Imaginernya.
“Tuan Gou menang begitu banyak, dan putaran pertama ronde ke dua ini dimulai darinya, kalau begitu aku akan memberikannya kartu yang bagus dan membuatnya bertaruh dengan harga setinggi mungkin. Aku akan ambil As Wajik dan angka 6 wajik sampai 9 kau akan memilikinya, saat kepercayaan dirimu mulai meningkat di putaran ke empat maka di putaran kelima akan jadi tamparan yang kuat untuk orang sombong sepertimu.” Mingzhi tersenyum.
Mingzhi mulai mengatur kartu yang dibagikan, dengan begini meskipun dia tidak mampu melihat kartunya, dia akan tau kartu apa saja yang ada di tangan lawannya karena Mingzhi sendiri yang sudah mengaturnya.
“Silahkan pasang taruhannya tuan dan nyonya!” ujar sang juru kartu.
Seperti biasa taruhannya dimulai dari angka 10.000 yuan, tapi Mingzhi malah menambahnya menjadi 15.000.
“Tuan Cong?! Apa ini? Kartu baru dilempar sekali dan anda malah menambah taruhannya, pondasi yang kuat hanya bisa di dapat dengan tiga kartu, jika hanya satu kartu dan anda sudah yakin bisa menang, bukankah anda tidak berpikir sama sekali?” ucap tuan Gou.
“Benar, berhenti di taruhan pertama pada ronde sebelumnya, di angka sepuluh ribu dan anda menaikkan harganya di pembuka ronde kedua. Apa anda mengerti cara berjudi?” kata nyonya Ling er dengan ketus.
“Sial! Tuan Cong ini tidak dimengerti maunya apa, dia seenaknya sekali. Karna dia yang berhenti di awal tadi aku kehilangan banyak uang ke tuan Gou. Intuisinya sepertinya sangat tajam dalam berjudi.” pikir nyonya Ling er.
Mingzhi tertawa. Semua orang memandang padanya.
“Hmm... Kalian ini, sebenarnya apa yang kalian ributkan dengan uang 15.000? Itu hanya 15.000, bukannya kalian sudah kehilangan lebih banyak dari itu? Apa kalian sudah takut? Lebih baik berhenti disini dan serahkan uang taruhannya padaku, sebelum kalian kehilangan semuanya.” kata Mingzhi.
Mendengar ucapan Mingzhi yang begitu implusif memancing mereka dan menambahkan juga taruhannya.
Di putaran ke dua Mingzhi juga mengatur pembagian kartunya, tak peduli mau dibagikan seacak apapun urutannya, pikiran Mingzhi selalu bisa mendahuluinya lebih awal. Mingzhi mengatur kartu yang bagus untuk beberapa orang karena ini hanyalah ronde-ronde awal.
“Meskipun mereka terlihat emosi padaku, tapi mereka tidak menunjukkan kemarahan mereka sampai mereka ingin mempertaruhkan segalanya. Aku tak perlu mengatur kartu bagus untuk mereka di awal, permainan ini akan di tutup dengan meriah, aku pastikan itu.” dalam hati Mingzhi.
Di putaran ke dua ini mereka sudah saling berakting, menambahkan sedikit taruhannya untuk menggertak satu sama lain, Mingzhi hanya mengikuti taruhan tertingginya saja.
Putaran ketiga, kartu yang mereka miliki sudah memiliki pondasi kuat. Semuanya sudah nampak sedikit tegang, keringat mereka mulai bercucuran kecuali tuan Gou dan pak tua Xi. Mingzhi sudah mengatur kartu mereka tuan Gou akn berpikir miliknya akan menjadi Straight Flush, dan pak tua Xi akan berfikir punyanya Four of a Kind dengan 4 karu bernilai 5.
Kedua orang itu saling menaikkan taruhannya, sedangkan yang lainnya mulai kebingungan dengan kartu yang di pegangnya. Akhirnya yang lain memutuskan pass.
“Sepertinya tuan Gou dan pak tua Xi memiliki kartu yang sangat bagus, saya tidak berani menaikkan taruhannya lebih dari 60.000. Saya pass!” ucap Li Yifei.
“Saya juga pass!” kata nyonya Ling er.
Yang lainnya mengikuti dengan menutup kartunya dan menaruhnya di meja.
“Taruhannya, bisa kita tambah jadi 80.000?”
Mingzhi menyodorkan chip senilai 80.000 ke meja dan semuanya merasa kesal.
“Tuan Cong?! Itu sudah separuh uang yang anda bawa, menggertak seperti itu tidak ada gunanya.” kata tuan Gou.
“Maaf tuan Gou, sepertinya saya berubah pikiran.”
“Hahaha! Seharusnya kau main perlahan saja tuan Cong, jangan menyia-nyiakan uangmu yang sedikit itu.” sambung tuan Gou.
“Saya all in! Maaf tapi hanya ini yang saya punya.”
Mingzhi menaruh semua chipnya dan melepaskan jam tangan yang baru dia dapat dari tuan Lan dan melemparkannya ke atas meja judi.
“Bocah!!!” Pak tua Xi berdiri dan menunjuk Mingzhi dengan perasaan marah.
“Uang yang ku taruhkan bahkan tidak sebanding dengan uang yang cucu and habiskan dalam semalam, pak tua Xi, jangan terlalu emosional seperti itu, kau sudah tua dan itu tidak baik bagi kesehatanmu.”
“Bocah kurang ajar! Terlalu sombong, kau pikir kau bisa menang, hah?”
“Sudah saya bilang, hentikan saya dalam sekali jalan, kalau ada jalan lainnya kalian akan saya buat kehilangan semua yang kalian bawa.”
“Sepertinya tuan Cong yakin dia bisa menang di pertandingan ini. Apa dia cuma menggertak atau memiliki kartu yang bagus, kita hanya bisa melihat di akhir pertandingan. Kelihatannya orang ini punya strateginya sendiri.” pikir Li Yifei.
Kartu keempat dikeluarkan, tuan Gou dan pak tua Xi semakin nampak kegirangan, semuanya seakan sesuai keinginan mereka.
“Hahaha! Aku beruntung! Tinggal satu kartu lagi maka Straight Flush.” pikir tuan Gou, dia memegang erat kartunya saking girangnya.
“Tak kusangka, ini sesuai dengan keinginanku, Four of a Kind, paling bagus tuan Gou dan si Cong Wei ini dapat Full House atau Three of a Kind. Aku menang, aku pasti akan menang. Tak peduli kartu seperti apa yang keluar setelah ini aku pasti menang.” pikir pak tua Xi.
Pak tua Xi dan tuan Gou saling menatap satu sama lain.
Mereka berdua tersenyum seakan akan menang dalam pertandingan ini. Mereka langsung menaikkan taruhannya, sekarang mereka mengeluarkan 500.000 yuan di putaran ini.
Meja judi itu mulai dikelilingi oleh orang-orang, semakin ramai yang menyaksikan permainan itu.
“Ya ampun, taruhannya sudah sampai 500.000, apa pantas menghabiskan sebanyak itu dalam satu ronde?”
“Kelihatannya kartu yang di pegang tuan Gou dan pak tua Xi sangat bagus.”
“Mereka mungkin mendapatkan keberuntungan kali ini.”
“Tapi bagaimana dengan orang yang satunya, ituloh pria yang menanggalkan pakaiannya. Kelihatannya dia sudah kehabisan uang. Kalau dia tidak ikut maka semuanya sia-sia, tapi kalau dia ikut dia akan mendapat sebanyak yang dia taruhkan. Masih ada uang kembalian untuk tuan Gou dan pak tua Xi.”
“Hahahah.... Tapi apa kau pikir pria itu akan menang? Dia pasti Kick out di ronde ini. Hahahah”
Semua orang mulai saling berpendapat satu sama lain. Hanya satu hal yang di pikirkan oleh Mingzhi.
“Gila! Ini adalah lonjakan point emosi yang sangat banyak, hahahah.... Menarik semakin banyak perhatian orang lain dan point emosiku akan membeludak semakin banyak, ini bagus! Kalau begitu....”
“Tuan Gou, Pak tua Xi.... Kalian akan memberikan harga berapa untuk kedua ginjal saya?” Mingzhi tersenyum lebar.