• Perkembangan yang tak diduga
Gulp Gulp Gulp!
Air itu diminum oleh Pak Tua Qi sampai airnya meluap keluar dari mulutnya. Tak lama kemudia dia batuk dan segera duduk selonjoran di atas lantai.
“Kurang ajar! Uhukk uhukkk! Dasar bocah tak tau diri, beraninya kau memukul Grand Master Tua ini.”
Semua orang terkejut karena setelah beberapa saat Pak Tua Qi mengalami kejang-kejang hebat, dirinya langsung mampu bangkit dan bahkan mampu berbicara.
Mingzhi mendekati Pak Tua Qi, dia mencoba membopongnya namun tangan kanan Pak Tua Qi menolak bantuan Mingzhi, dengan sedikit memberi dorongan pada Mingzhi Pak Tua Qi menunjukkan penolakannya.
Mingzhi tetap dengan paksa memegang tangan Pak Tua itu lalu merangkulkan tangan itu dibahunya. Setelah Pak Tua Qi mampu berdiri, Mingzhi langsung melepaskan tangan Pak Tua Qi dari bahunya.
“Seharusnya Grand Master dapat bernafas dengan lebih baik sekarang.”
Mata Pak Tua Qi terbelalak mendengar apa yang Mingzhi katakan, Pak Tua Qi menarik nafas dalam-dalam dan mencoba bernafas dengan normal, setelah mencoba beberapa tarikan nafas senyum Pak Tua Qi tampak mulai tergambar di wajahnya yang sudah keriput itu.
Pak Tua Qi berjalan sedikit berputar-putar sambil menepuk dadanya, senyumya itu tidak luntur bahkan beberapa kali dia terdengar tertawa.
“Sodara Su? Apa Sodara benar-benar sudah berhasil membuat Grand Master Qi sembuh dari penyakit komplikasinya?” dengan wajah yang cukup bingung Wuzi mengatakannya.
“Penyakit komplikasi apa?! Grand Master hanya mengalami hal yang biasa di alami oleh para praktisi ilmu beladiri,” jawab Mingzhi dengan memasang wajah sombongnya.
“Grand Master Qi! Selamat atas kesembuhan Grand Master! Juni*r ini mengharapkan kesehatan Grand Master akan selalu terjaga, dan semoga Grand Master diberkahi dengan umur panjang,” Mingzhi membungkukkan badannya di hadapan Grand Master Qi yang kala itu berjalan kesana kemari dengan wajah kegirangan.
“Anak muda! Angkat kepalamu, Nak! Jangan merasa merendah pada Orangtua ini, Orangtua ini sepenuhnya berterimakasih pada Anakmuda.”
Mingzhi langsung merangkul kedua bahu Pak Tua Qi yang saat itu menundukkan dirinya di hadapan Mingzhi, Mingzhi membuat Pak Tua berdiri dengan tegap.
“Akan sangat tidak pantas apabila Grand Master seperti Pak tua Qi menundukkan kepalanya pada Juni*r ini.”
“Sangat sopan! Sungguh Anakmuda yang sangat sopan, maafkan Orangtua ini karena sudah meragukan dan juga sempat memarahi dirimu, Nak. Seumur hidup Orang tua ini tidak akan melupakan budi baik yang telah Anakmuda ini berikan. Tolong terima permintaan maaf Orang tua ini.”
“Hahaha... Daripada mengatakan hal itu... Bukankah Juni*r ini juga melakukan tindakan yang kurang pantas bagi Grand Master, Juni*r ini sudah melukai seluruh murid perguruan Grand Master, Juni*r ini juga meminta maaf pada Grand Master.”
“Anakmuda ini terlalu sungkan, Anakmuda ini diperbolehkan oleh Orangtua ini untuk memanggilnya Kakek Qi, atau setidaknya Kakek. Orang tua ini akan sangat senang mendengarnya.”
“Respect Point di konfirmasi! Host telah mendapatkan seribu Respect point dari Pak Tua Qi.”
“Seperti yang diharapkan dari seorang tokoh besar di provinsi Sanming. Point Respect yang diberikan sangat besar, kelihatannya dengan Point Respect aku dapat membuka Gift yang tidak biasa dari System, sekarang Point Respect ku masih kurang, setidaknya setelah medapat Respect dari Pak Tua Qi membuat Point yang dibutuhkan semakin kecil,” dalam hati Mingzhi.
“Kalau begitu Kakek Qi bisa memanggil saya Nak Su.”
Melihat Pak Tua Qi merangkul Mingzhi dengan ramah membuat orang yang melihat menjadi iri, tak sedikit orang mulai menyukai Mingzhi, para murid dari Aula Naga bahkan bersedia memanggil Su Mingzhi dengan sebutan Kak Su. Dan para master Aula Naga memanggil Su Mingzhi dengan sebutan Adik Su.
Pujian demi pujian ia dapatkan, Point Emosi yang sudah mencapai nol mulai kembali terisi perlahan-lahan.
“Ehem! E... Kakek Qi, saya sudah memenuhi apa yang sudah saya katakan sebelumnya, jadi... Apa Kakek Qi bisa membiarkan Juni*r ini pergi?”
Pak Tua Qi tersenyum ramah, Mingzhi dan Wuzi yang sedari tadi telah berdiri di atas arena, mereka mulai menatap satu sama lain dan mereka merasa lega, sepertinya Pak Tua Qi sudah tidak keberatan untuk membiarkan mereka pergi.
Wuzi dan Mingzhi memberi hormat pada Pak Tua Qi, setelah itu mereka melangkah pergi dengan perasaan ringan.
Saat Mingzhi telah melangkahkan kakinya setapak dua tapak, siapa sangka tangan Pak Tua Qi menahan bahu Mingzhi secara tiba-tiba.
Mingzhi berbalik perlahan, Pak Tua Qi Masih tersenyum ramah, tapi ada satu hal yang berbeda, nampak urat di dahi Pak Tua itu keluar.
“Nak Su! Kakek sangat berterimakasih atas pertolonganmu, untuk Nak Su yang sudah melukai semua Murid Aula Naga dan bahkan mencederai para Master di Aula ini, Kakek Tua ini bersedia memberikan Nak Su pengampunan.”
“Hehe.... Lalu... Ini kenapa, Kek?” dengan keringat yang mengalir dari dahinya Mingzhi mengatakan hal itu.
“Bukankah kau sudah memperlakukan cucu orang tua ini dengan sangat baik?” Pak Tua Qi mengatakannya dengan nada sark*s meskipun mulutnya masih tetap tersenyum.
“Nak Su... Semua orang yang ada disini melihatnya loh... Hanya butuh waktu beberapa jam sampai berita itu tersebar, kau pikir bagaimana perasaan Qiu Kecil nanti? Ah... Diperlakukan seperti itu oleh seorang pria dihadapan banyak mata. Sudah, oh... Cucu Kecilku yang malang.”
“Karena itu Nak Su!” dengan nada bersemangat Pak Tua Qi mendekati wajah Mingzhi sambil tetap memegangi bahunya.
“Kau sebagai pria yang telah memperlakukan Cucu Kecil Pak Tua ini... Harus menikahinya!!!” sambung Pak Tua Qi sambil membelai janggut panjangnya, dengan senyum dan matanya yang tertutup.
Su Mingzhi hanya diam mematung dengan posisi mulut menganga setelah mendengarkan hal itu, hal itu juga cukup mengejutkan Wuzi yang mendengar dengan jelas. Bagaimanapun seisi Aula Naga mendengar hal itu.
“Sungguh rubah tua yang licik! Dia memanfaatkan kerugian yang dialami cucunya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.” kata Master Hong Xiyun dari kejauhan arena.
“Wah! Pak Tua itu ingin mengikat murid berbakat yang dilatih langsung oleh Master Cong untuk menjadi menantu di keluarganya.”
“Su Mingzhi adalah suatu keberadaan yang langka di lima provinsi besar, dia memiliki ilmu seni beladiri yang tinggi, bahkan murid seusianya tidak mampu bertahan untuk beberapa gerakan darinya, dia juga mampu mengalahkan seorang Master yang lebih tua darinya. Terlebih... Dia sepertinya memiliki pengetahuan tentang pengobatan.”
“Pak Tua Qi terlalu licik, tapi... Meski aku sendiri mengatakannya, jika aku diposisi Pak Tua Qi, sudah pasti aku akan melakukan hal yang serupa. Saat dewasa nanti Su Mingzhi akan menjadi naga yang namanya akan besar di lima provinsi.”
Tangan Su Mingzhi dingin, wajahnya pun terlihat pucat, dia tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini.
“Pe... Per... Pernikahan? Bu... Bukankah itu tidak disengaja.”
“Nak Su, disengaja atau tidak disengaja itu tetap saja, semua sudah terjadi seperti itu. Kau sebagai seorang pria harus bertanggung jawab!”
“Tapi kan pernikahan itu... Di usia kami yang masih muda bukankah.... Kakek Qi? Apa kau akan membiarkan Cucu Kecilmu kehilangan masa mudanya yang tidak akan pernah dia rasakan untuk kedua kalinya? Apa kau rela melakukannya?” desak Mingzhi.
“Yosh! Batalkan saja Pak Tua!” dalam hati Mingzhi.
“Tentu saja tidak, bagaimanapun masa muda Qiu Kecil itu juga penting untuk membuatnya berkembang, menghentikan masa mudanya begitu saja... Kau pikir Kakek Tua ini orang yang tak punya hati?”
“Benar Pak Tua! Lega kau bisa mengatakannya.” dalam hati Mingzhi, Mingzhi menghela nafas lega mendengar hal itu.
“Kalian hanya akan bertungan!”
“Eh???”
“Apa kau mencoba menolak hal itu?” dengan memberikan tatapan yang penuh tekanan, mata Pak Tua Qi memelototi Su Mingzhi.
“Dengar Nak! Jika Mastermu mendengar kau mempermalukan seorang gadis sedemikian rupa di depan banyak orang, Mastermu itu pasti juga akan marah, dan dia akan merasa malu jika muridnya itu adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Jika masalah ini terdengar sampai ke telinganya kau pikir akan bagaimana kau jadinya?”
“Ya tidak gimana-gimana, beritanya sudah sampai ke Master Cong, dan Master Cong sendiri yang akan kau tunangkan dengan Cucu Kecilmu. Ah! Pak Tua ini benar-benar memaksa, Point Emosiku juga baru kembali, tak mungkin juga aku harus membuat keributan lagi. Ah...” dalam hati Mingzhi.
“Host! Mungkin ini tidak seburuk itu, coba Host pikirkan! Jika Host menjadi menantu di salah satu Keluarga Besar, seberapa kuat pengaruh Host dimasa depan?! Hal ini akan memudahkan Host untuk menguasai dunia.”
“Benar! Disana sisi positifnya, tapi... Pertunangan tetap saja....”
Mingzhi menatap Pak Tua Qi dengan serius.
“Baiklah! Juni*r ini bersedia bertunangan dengan Cucu Kakek Qi,” ucap Mingzhi.
“Jangan mengatakannya seperti kau menerimanya, ini sudah menjadi tanggung jawabmu. Hahahah,” kata Pak Tua Qi.
Mingzhi akhirnya dibiarkan pergi dari arena oleh Pak Tua Qi, wajah Pak Tua Qi sangat bahagia, sembari melihat Mingzhi melangkah pergi senyum Pak Tua itu tidak luntur sedikitpun.
“Sodara Su! Selamat atas pertunangannya. Haha... Meski belum diresmikan tapi semua itu sudah dipastikan, kau akan menjadi Suami dari wanita yang sangat luar biasa nantinya,” goda Wu Zi.
Hong Wuyi menjitak kepala Wuzi dengan keras.
“Jangan menggodanya!” dengan wajah kesal Hong Wuyi mengatakannya.
“Saat pertama kali dia masuk ke Aula Paviliun Keluarga Hong wajahnya yang seperti bayi polos itu sedikit membuatku tertarik, terlebih saat dia mengalahkan Kakak Xili dan performanya ketika menghadapi lusinan murid dari berbagai Paviliun... Tak pernah kutemui lelaki dengan tatapan lembut tapi segagah dirinya. Itu membuatku sedikit tertarik, sedikit! Ya! Hanya sedikit! Tapi mendengar dia yang akan ditunangkan kenapa rasa sakit disini yang kurasakan begitu banyak?” dalam hati Hong Wuyi.
Dari jauh Wu Shian berlari mendatangi Mingzhi, diikuti Wu Shuan yang ingin menahan kakaknya. Wu Shian memeluk Mingzhi ketika dia sampai.
“Kakak! Su Mingzhi itu akan ditunangkan dengan Sodari Qi Qiu Wei, sebaiknya Kakak menjaga sikap!”
Pak Tua Qi yang melihat itu langsung datang mendekati Mingzhi dengan aura kemarahan.
“Nak Su!!! Kau akan menjadi tunangan Qiu Kecil, kuharap kau tau caranya menjaga perasaannya!”
Wajah Wu Shian menjadi kesal mendengar Pak Tua Qi membentak Su Mingzhi, saat Wu Shian ingin mengatakan sesuatu Mingzhi membuka mulutnya terlebih dahulu.
“Pak Tua!!! Kuharap kau tidak salah paham! Meski kau mempertunangkanku dengan Cucu Kecilmu itu, tidak ada perasaan yang tumbuh di hati kami berdua. Pertunangan ini hanyalah hal yang memang harus dilakukan karena sebuah ketidaksengajaan semata,”
“Jangan pikir karena aku akan menjadi menantu di rumah Qi mu ini kau bisa menghalangi kebebasanku untuk memilih siapa yang kucintai. Pak Tua! Jika aku bisa memberimu dua puluh tahun hidupmu, jangan kau pikir aku tidak bisa mengambil dua puluh tahun itu kembali,” sambung Mingzhi.
Sambil membelakangi Pak Tua Qi dan hanya melihat dirinya dengan sedikit menoleh ke belakang, Su Mingzhi memberikan tatapan tajam pada Pak Tua itu.