• Malam yang Dingin
Di bawah sinar lampu jalan di malam yang dingin nan gelap. Mingzhi dan Mrs. Ann berjalan santai, dengan telapak tangan yang disembunyikan di dalam saku jaket hangat mereka.
“Apa kakak yakin tidak mau pulang?”
“Tidak, aku ingin jalan-jalan sebentar.”
“Kalau ada yang melihat kita berdua berjalan bersama di malam hari, bagaimana kakak akan menjelaskannya di sekolah? Bukannya ini akan membuat masalah untuk kakak?”
“Ini Fuzhou, bukan Sanming. Tak ada siswa yang tinggal disini selain kamu.”
“Benar juga.”
Wajah yang cantik, dengan senyum yang tulus, tatapan matanya menatap jauh kedepan, langkah kakinya yang centil dan cara Mrs. Ann menyeka rambutnya yang terurai menutupi wajahnya. Membuat setiap lelaki yang melihatnya akan merasakan ketertarikan, bahkan Mingzhi pun merasakannya.
“Bukankah kita terlihat seperti sepasang kekasih? Ya ampun, apa yang kupikirkan sih... Dia itu guruku, hubungan antara murid dan guru itu menentang hukum, astaga...”
Wajah Mingzhi memerah, lalu dia melihat ke arah Mrs. Ann.
“Sekian lama aku mengenal kakak Ann, namun aku tak pernah memiliki kesempatan menatapnya begitu lama, namun hari ini... Kami berdua berjalan berdampingan, aku dapat melihat wajahnya dengan jelas, bukan hanya kecantikan hatinya, namun wajahnya pun memancarkan perasaan yang sama. Tingkahnya yang kekanak kanakan dan juga polos, bagaimana mungkin ada peri seperti itu?”
Wajahnya semakin memerah dan karna jantungnya berdebar kencang tidak karuan Mingzhi berjalan lebih cepat hingga menyalip Mrs. Ann dan meninggalkannya sedikit di belakang.
Mrs. Ann melihat tingkah itu dan dia berlari kecil lalu merangkul tangan Mingzhi untuk membuatnya melangkah lebih pelan. Hal itu membuat Mingzhi tidak mampu menunjukkan wajahnya pada Mrs. Ann.
“Kau terburu-buru sekali, apa kau merasa kedinginan untuk berjalan-jalan diluar sebentar?”
“Ya ampun! System, apapun yang terjadi kau harus membuat detak jantungku stabil, buat dia tidak dapat mendengarnya. Lakukan apapun yang bisa membantu situasiku ini, tolong!” dalam hati Mingzhi.
“Kalau begitu...”
Mrs. Ann memasukkan tangannya kedalam kantong jaket Mingzhi dan mengambil tangan Mingzhi, menggenggamnya erat dan memasukkannya kedalam kantong bajunya.
“Bagaimana? Apa kau merasa lebih baik, katanya kalau seseorang melakukan ini maka akan membantunya merasa lebih hangat.” kata Mrs. Ann sambil tersenyum dengan wajah polosnya.
“Membuat lebih hangat? Ini malah membuat otakku terbakar, ya ampun... system apa kau tidak bisa melakukan sesuatu soal ini? Ahh!” dalam hati Mingzhi.
Mingzhi menyembunyikan wajahnya dari Mrs. Ann dengan menatap langit, dia tak ingin Mrs. Ann melihat wajahnya yang tersipu karena kejadian tidak disengaja itu. Karena Mingzhi tidak kunjung menjawab maka Mrs. Ann melihat ke arah Mingzhi, tampak telinganya memerah dan juga seperti Mingzhi mencoba menyembunyikan wajahnya ketika malu. Seketika tangan yang bergandengan tersebut terlepas dan Mrs. Ann tersentak menjauh sedikit dari Mingzhi.
“Bbbbbbb bukan begitu! A a a a a a a ku hanya melakukan ini karena kau merasa kedinginan dan tidak bermaksud...” dengan wajah yang juga mulai memerah, Mrs. Ann memgatakannya dengan terbata-bata.
“Ehem! Aku mengerti!” Mingzhi mengatakannya tanpa menatap wajah Mrs. Ann dan sambil menggaruk pipinya karena merasa grogi.
“Aku tidak melakukannya karena aku menyukaimu atau apa..”
“Aku paham!”
“Dan lagipula kau ku anggap seperti adik kecilku.”
“Hmmm!””
Wajah mereka memerah dan tidak mampu menatap satu sama lain. Suasana menjadi canggung untuk beberapa saat, lalu Mrs. Ann melangkah maju mendekati Mingzhi dan tanpa melihat pada Mingzhi Mrs. Ann mengelus kepalanya Mingzhi.
“Yosh yosh, adik kecil... Kau jadi semakin tinggi dan kakakmu sulit meraih kepalamu sekarang.”
“Emmm.... Kalau begitu....”
Mingzhi menunduk sedikit hingga tanpa sadar kepalanya sejajar dengan Mrs. Ann dan tanpa sengaja mereka saling menatap. Kecanggungan kembali terasa setelahnya.
Mereka berdua tersentak dan berdiri saling membelakangi. Bak pasangan baru yang merasa malu-malu kucing bila dekat dengan pasangannya.
“Ya ampun, apa-apaan itu tadi, mata kami saling bertemu dan dadaku serasa sesak... Untuk pertama kalinya aku dibuat deg-degan oleh seorang pria. Perasaan hangat macam apa ini?”
“Dia guruku, dia guruku, dia juga kakakku, dia juga kakakku.... Tapi perasaan apa ini? Saat aku melihatnya dan dia melihatku rasanya sekujur tubuhku menjadi panas namun otakku membeku dan berhenti berpikir. Yang kudengar hanyalah jantungku yang terus memompa.”
Setelah mereka saling memikirkan hal-hal semacam itu lalu mereka saling bertatap lagi, mereka saling menahan rasa malunya sehingga masing-masing dari mereka berharap rasa canggung itu hilang.
“Emmm.... Karena kakak tidak dapat mengelus kepalaku dengan benar, walau ini terlihat agak lancang tapi, aku...” Mingzhi mengatakannya sambil meraih kepala Mrs. Ann dan tanpa menatapnya Mingzhi mulai mengelus kepala dengan rambut halus itu.
Dan di malam yang dingin itu ntah kenapa terasa seperti angin panas yang menerpa menghangatkan suasana yang mereka rasakan.
****
“Sekolah tampak lebih baik setelah beberapa masalah yang terjadi sudah terselesaikan. Berkat system aku tak perlu tertunduk lagi, sekarang aku mampu melihat semuanya, wajah ceria orang-orang yang menatapku, hmmm.... Apa mereka sebelumnya bahkan memasang wajah seperti itu ketika melihatku? Yang terpenting adalah... Sekarang aku lebih bisa menikmatinya.” Dalam hati Mingzhi.
Mrs. Ann berjalan dari arah yang berlawanan dengan Mingzhi, membawa beberapa buku sambil berjalan dengan tegas.
“Bu guru Ann!” Mingzhi dan Wu Shuan memberi menyapa Mrs. Ann dan membungkuk memberi hormat. Tampak wajah Mingzhi memerah saat melakukannya.
“Kalian belajar yang giat! Dua hari lagi akan diadakan ujian tengah semester!” Mrs. Ann mengatakannya dengan tegas dan penuh wibawa. Tak tampak diwajahnya sebuah rona atau apapun yang menyiratkan bahwa dia tersipu di depan Mingzhi. Mrs. Ann tetap menampakkan sosok guru yang tegas dan berwibawa ketika di sekolah.
Setelah Mrs. An berpapasan dengan Mingzhi dan sudah berjalan perlahan jauh maka rona di wajah Mrs. Ann muncul perlahan semakin memerah, dengan degupan di d**a yang perlahan makin kencang.
“Mingzhi? Apa kau demam?”
“Ah! Tidak ketua! Maksudku Wu Shuan... Aku tidak apa-apa.”
“Apa terjadi sesuatu dengan mereka?” pikir Wu Shuan.
Di dalam kelas sudah banyak siswa yang telah menduduki bangkunya masing-masing. Terlihat Tianfan dan Xia Baili menyapa Mingzhi.
“Teman sekelas Su!”
“Hai! Apa kabar?” Jawab Mingzhi.
“kami baik! Haha...” Xia Baili mengatakannya dengan wajah berkeringat, tampak di wajah mereka kalau keduanya tidak baik-baik saja.
Xia Baili dan Tianfan seperti menyembunyikan sesuatu, Xia baili berkeringat sedangkan Tianfan memegangi perutnya seolah menahan rasa sakit.
“Kalian benar-benar baik, atau kalian sedang menyembunyikan sesuatu? Dimana Wu Zi, Zhiqing dan Liurong? Kenapa mereka tidak bersama kalian?”
Xia Baili dan Tianfan menundukkan kepalanya, lalu Mingzhi melihat ke arah Fang Xiaoran.
“Xiaoran? Apa yang terjadi?”
Xiaoran tampak ingin menghindari pertanyaan tersebut, diselimuti rasa takut dan ragu dia mencoba sebaik mungkin tidak memberi tahu Mingzhi. Xiaoran menoleh ke arah Xia Baili dan Tianfan, keduanya menggelengkan kepalanya mengisyaratkan untuk jangan mengatakan apapun.
“Kalian... Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah ini ada kaitannya denganku? Apa Saoqi membuat perhitungan dengan kalian?”
“Teman sekelas Su, sebenarnya... Kami telah dihajar oleh geng Tiger Claws.” walau sempat ragu, Xia baili mengatakan hal itu.
“Apa? Tiger Claws?! Itu adalah geng terbesar di akademi, dan Senior Nandong dari kelas 3 merupakan pemimpin dari geng ini.” kata Wu Shuan.
“Hah? Jadi disekolah ini ada geng?” Tanya Mingzhi.
“Awalnya sekolah ini memiliki beberapa Geng dengan sekelompok anak kaya nakal di dalamnya. Namun setelah masuknya senior Nandong ke sekolah ini jumlah geng yang ada semakin menyusut dan sekarang hanya ada satu yang benar-benar berdiri. Kisah tentang pemberantasan banyak geng yang telah dilakukan oleh senior Nandong telah menjadi lagenda dari mulut ke mulut. Mereka menyebutnya... Nandong si peremuk. Dia suka sekali menghancurkan bagian tubuh lawannya hingga patah hanya dengan genggamannya. Banyak orang takut melawannya.” kata Xia Baili.
“Dan sekarang teman-teman sedang berada di tangan orang semacam itu? Bagaimana jadinya kalau ini dibiarkan. Aku harus kesana!” dengan penuh emosi tiba-tiba Mingzhi ingin pergi namun Wu Shuan memegang tangannya.
“Mingzhi, tunggu dulu! Latar belakang senior Nandong bukan hanya habis disitu, kabarnya... Dia adalah salah satu eksekutif termuda dari kelompok harimau giok. Jika kau melawannya, bukan hanya Tiger Claws, tapi Harimau Giok juga akan turun tangan untuk mengejarmu.” kata Wu Shuan.
“Lalu apa?! Mereka telah ditahan disana, mereka pasti dalam keadaan yang tidak baik sekarang, jika aku tidak segera kesana dan menyelamatkan mereka...”
“Tunggu saja! Kau mungkin mampu menghajar kelompok Saoqi sendirian, tapi sekarang beda, senior Nandong bukanlah lawan yang bisa kau pukul lalu jatuh begitu saja. Ini berkaitan dengan keluarga Li, jadi biar mommyku yang mengurusnya.”
“Wu Shuan, kau tau Aunty Wu mengatakan kalau posisi keluarga Wu dan Li saat ini hanya selisih sejengkal saja. Aku tidak ingin melibatkannya, disini teman-temanku sudah menjadi sasaran, aku tidak ingin ada korban lainnya, terlebih jika harus menjadi perang antara keluarga besar.”
“Lalu bagaimana kau akan melawan mereka? Dengan apa? Siapa yang akan mendukungmu? Kau akan datang sendiri?”
“Teman sekelas Su, ketua kelas Wu benar... Jika kau datang, maka semua akan sesuai keinginan mereka.” kata Tian Fan
“benar! Aku dan Tian Fan juga Xiaoran dilepaskan tidak lain hanya untuk memberitahumu soal ini.”
“Umm! Sekaligus agar tidak menimbulkan kecurigaan terhadap guru ketika kami semua tidak ada disini. Kupikir... Tiger Claws tidak akan melakukan sesuatu yang berlebihan sampai jam istirahat. Teman sekelas Su, pergi sekarang hanya akan membuat guru curiga, dan jika kau dipanggil ke kantor kepala sekolah lagi, aku takutnya kau benar-benar akan dikeluarkan dari sini.” Kata Xia Baili.
“berurusan dengan senior Nandong saat jam istirahat kurasa adalah pilihan terbaik. Terlebih, apapun yang menjadi permasalahannya senior Nandong selalu lolos dari mata para guru.” Sambung Tian Fan.
“Mingzhi.... Apa rencanamu?”
“Aku akan bicara dengan mereka!”
****