Merendah untuk Meroket

1826 Kata
 • Merendah untuk Meroket Mingzhi kembali masuk ke dalam aula, kedua orang itu tetap berdiri disana sambil bergaya. “Maaf senior, aku telah mengabaikan kalian.” “Tidak masalah, kau... Kau bilang namamu Su Mingzhi kan.” “Benar senior.” Mingzhi menjawab sambil menunduk. “Junior Su, apa kau tau peraturan dalam paviliun Hong? Seorang yang memasuki aula pertarungan setidaknya harus datang dengan niat untuk bertarung. Kami semua disini berlatih dan bertarung setiap hari. Jika kami belum bertarung, kami tidak diperbolehkan keluar dari aula ini.” kata Hong Xili. Wu Zi mendekati Mingzhi dan berbisik ke telinganya. “Sodara Su, itu semua tidak tertulis dalam paviliun keluarga Hong, itu cuma alasan agar mereka bisa bertarung dan mempermalukanmu, dulu mereka juga mengatakan hal yang sama pada Zhiqing.” “Zhiqing pernah melawan orang ini?” Wu Zi mengangguk. “Sodara Wuzi, nampaknya setelah mengatakan hal itu dengan keras, para master dibelakang sama sekali tidak keberatan mendengarnya. Apa mereka ingin melihatku bertarung?” kata Mingzhi. “Sodara Su, maafkan aku, keluarga Hong Ku adalah maniak bertarung, bagi mereka seorang pria tidak layak dihargai kalau tidak mampu bertarung, jadi para penatua dan master dibelakang ingin menilai apa kau layak atau tidak untuk dihargai.” Mingzhi melihat Hong Xili dan Hong Liwei. “Kedua senior, maafkan aku... Junior ini tidak mengetahui peraturan seperti itu, jadi... Bisakah kedua senior memberikan pengertiannya pada junior ini?” kata Mingzhi. “Haha.... Sudah kuduga, pria ini pengecut... Gadis-gadis akan berpikir ulang untuk kagum padanya.” “Hmm! Pria bermodal tampang apa gunanya jika tidak bisa melindungi tampangnya sendiri.” Dalam hati Xili dan Liwei. “Kalau begitu junior ini pamit dulu.” Mingzhi berbalik dan hendak berjalan keluar aula. “Eit eit eit! Maafkan aku junior Su, aku takutnya tidak bisa membiarkan hal itu. Ini adalah peraturan mutlak paviliun Hong kami.” kata Xili. Su Mingzhi tersenyum kegirangan. “Benar junior... Setidaknya... Kau harus mendaratkan sebuah pukulan pada kami atau kau membiarkan kami mendaratkan pukulan padamu.” sambung Liwei. “Tapi aku tidak mengerti caranya bertarung, hehe...” “Ah.... Itu senyum malaikat dalam wajah seorang iblis, nampaknya sekali lagi aku akan melihat sodara Su dalam devil mode. Habislah mereka.” dalam hati Wu Zi. “Junior Su, jika kau ingin pergi dari paviliun ini, maka kau harus bertarung.” “Ah... Kalau itu memang peraturan paviliun Hong maka aku akan melakukannya.” “Bagus! Terimakasih atas pengertian Junior Su.” “Mari ikuti kami memasuki arena.” Kedua orang itu berbalik untuk menuntun Mingzhi ke arena, semua orang yang melihat langsung kembali duduk bersila dengan wajah tersenyum merendahkan Mingzhi. “Haha.... Mari lihat bagaimana kami mempermalukanmu.” “Mencoba menarik perhatian murid gadis paviliun Hong kami, selain aku orang luar tidak akan kubiarkan mendapatkannya.” Dalam hati kedua orang sombong itu. Mingzhi, Xili dan Liwei sudah berdiri di tengah arena. “Sodara Wuzi, habislah temanmu itu... Kakak Xili dan kakak Liwei pasti akan mempermalukan temanmu cukup buruk.” “Oh... Itu belum pasti, kau tidak tau saja temanku itu seperti apa. Catat omonganku ini baik-baik, tambahkanlah temanku Su Mingzhi ini ke dalam daftar orang yang tidak boleh disinggung.” Di arena... “Junior Su, bagaimana kalau kau pilih salah satu dari kami untuk melawanmu?” “Hah? Melawan diantara kalian? Bukannya ini agak berlebihan? Bukankah senior ini adalah murid terbaik nomer satu dan dua, orang biasa sepertiku untuk melawan kalian itu...” “Hahaha... Kau benar juga junior, maafkan kesalahanku, bagaimana aku bisa menjadi orang tanpa belas kasih. Kalau begitu, apa junior mau memilih satu orang untuk dilawan?” “Ah... Itu terdengar lebih baik.” “Apa senior bisa membiarkanku melawanmu?” sambung Mingzhi. “Tentu saja, eh???” Xili kebingungan. “Junior, bukankah kau ingin memilih murid lain selain kami berdua?” Kata Xili. “Karena senior bilang senior itu orang yang berbelas kasih, kenapa aku tidak memilih senior saja? Mungkin senior bisa menahan untuk tidak memukulku terlalu keras.” “Hahaha...tentu tentu. Aku bahkan akan menggunakan satu tangan.” Mingzhi tersenyum manis namun dalam hatinya... “Cihhh sombongnya orang ini, lihat bagaimana kau akan malu sendiri.” “Liwei, turunlah dari arena dan lihatlah aku mengurus bocah cantik ini. Haha....” Liwei turun sesuai perkataan Xili. Dan kini diatas arena hanya ada Mingzhi dan Xili. Xili dan Mingzhi saling memberi hormat, lalu Xili dengan sebelah tangannya dia mencoba mengeluarkan beberapa jurus yang telah ia pelajari. Tangan kanannya memukul dengan gerakan yang sangat cepat, pertunjukan itu membuat murid lainnya kagum. “itu dia kakak Xili, dia memang patut dengan gelar sebagai murid nomer satu paviliun Hong. Pukulannya sangat cepat namu tanpa suara.” “Kau benar, kakak Xili sudah ada di level yang berbeda.” “Walau dengan tangan satu aku tetap merasa kasihan pada bocah yang bernama Su Mingzhi itu.” Mendengar pujian itu membuat telinga Xili naik turun karena gembira. “Hehe... Apa kau dengar itu? Kekaguman seseorang bukan hanya bisa didapat dari sekedar tampang, kalau kau kuat, orang lain juga akan menyanjungmu.” dalam hati Xili. Mingzhi tetap menatap Xili tanpa memberikan gerakan sedikitpun. “Anak ini hanya diam saja? Dia tidak memasang kewaspadaan sedikitpun, kelihatannya dia memang tidak tau beladiri. Hmm! Kalau begitu ini akan mudah, aku akan memukul wajah menyebalkannya itu lebih dulu.” pikir Xili. Mingzhi tersenyum pada Xili. “Sial, wajahnya malah semakin menyebalkan, kalau begitu kau rasakan pukulanku ini...” Xili langsung berlari ke arah Mingzhi. Xili memukul ke arah wajah Mingzhi, Mingzhi tidak beranjak dari tempatannya berdiri. Tangan kanan Xili yang hampir mendekati wajah Mingzhi di halau dengan tangan kanan Mingzhi, Mingzhi menghempaskan tangan Xili, dengan tangan melebar Mingzhi mendapat peluang untuk menampar Xili. Xili tertampar dan terhempas dengan langkah sempoyongan ke sebelah kiri Mingzhi. Semua orang terkejut mendengar kerasnya suara tamparan itu. “Bagaimana mungkin kakak Xili dihajar lebih dulu oleh bocah Su itu?” “Ya ampun, tamparan itu pasti cukup keras sehingga kakak Xili pun terhempas ketika terkena.” Xili langsung berdiri sambil memegang pipinya yang langsung membengkak dan merah. “Sial! Kau bilang kau tidak tau beladiri.” “Hah? Aku memang bilang begitu. Tapi apa aku bilang kalau aku tidak mengerti cara menampar orang? Senior Xili, apa kau menantangku karena berpikir aku tidak bisa beladiri? Apa ini? Seorang ahli beladiri ingin membully orang biasa? Benar benar tak tahu malu.” “Bangk*! Aku akan menghajarmu dengan serius kalau begitu!” Xili mendekati Mingzhi dan mengarahkan kakinya untuk menendang wajah Mingzhi, Mingzhi balas menendang bagian bawah lutut kaki Xili, Xili terangkat dan terdorong mundur. Xili berhasil mendarat dengan baik walaupun dia harus terhempas beberapa langkah ke belakang. “Kuhh! Dia jago, siapa orang ini? Apa aku akan di permalukan olehnya? Tidak akan!” Saat Xili hendak berdiri Mingzhi sudah berlari mendekatinya, Mingzhi menyiapkan sebuah pukulan. Xili memasang kedua tangannya untuk melindungi wajahnya, Mingzhi memukulnya dengat sangat keras sehingga Xili terhempas ke belakang. Xili tetap melakukan sebuah pertahanan sambil terus mundur kebelakang. Mingzhi menyerang secara membabi buta, beberapa pukulan Mingzhi masuk ke sela-sela pertahanan Xili dan mengenai rusuk Xili beberapa kali. “Sial! Meskipun tidak patah, tetap saja rusukku sakit ketika dia memukulnya, aku tidak bisa terus bertahan seperti ini.” Xili mundur hingga keluar dari matras dalam arena, melewati para murid duduk menontonnya. Mingzhi lalu menendang Xili namun Xil menghindarinya, alhasil sebuah boneka kayu yang menjadi media latihan murid paviliun Hong dibuat patah menjadi dua bagian atas dan bawah. “Pa... Patah! Patah! Boneka kayunya patah hanya dalam sekali tendang.” “Ya ampun, itu kan boneka kayu yang sudah lama ada di aula ini, dan banyak yang sudah berlatih menggunakannya, tapi tidak ada dari satupun murid disini yang mampu menendangnya sampai sekuat itu.” “Kalau kakak Xili yang terkena tendangan tadi...” “Gawat, aku harus menghentikan pertandingan ini sebelum ada korban dari aulaku, anak yang dibawa Wuzi kesini sepertinya bukan orang sembarangan.” pikir penatua paviliun keluarga Hong. Xili berlari merangkak seperti monyet dengan wajah yang ketakutan. Murid perempuan yang melihat Mingzhi dari dekat merasa sangat senang. “Ya ampun dia tampan sekali, dia juga kuat, dan berbakat.” “Kukira senior Xili akan mempermalukan pria itu, ternyata malah sebaliknya.” Mingzhi menoleh ke arah kedua gadis yang membicarakannya. Badump! Hati mereka terpana pada tatapan tajam mata Su Mingzhi. Mingzhi tersenyum hangat pada mereka dan mulai melompat kembali memasuki arena. Xili yang sudah ada di arena merasa ketakutan dengan kehadiran Mingzhi yang datang untuk menghampirinya. “Dia lebih parah daripada Wang Zhiqing, tekanan yang dia berikan benar benar ada di level yang berbeda, dia juga memahami teknik beladiri yang sama dengan teknik yang dipelajari aula Hong, siapa Su Mingzhi ini?” dalam hati Xili sambil melangkah mundur sedikit demi sedikit. Mingzhi hendak berlari menerjang Xili tapi seseorang memegang bahu Mingzhi, Mingzhi secara reflek memegang tangan itu dan Mingzhi membanting orang yang memegangnya ke depan. Orang itu terangkat dan berhasil mendarat dengan mulus setelah bersalto, Mingzhi langsung memukul ke arah orang itu dan dengan cepat oran itu membentuk sebuah pertahanan diri dengan kedua tangannya. Pertahanan itu gagal menahan serangan Mingzhi, tinjuan Mingzhi berada tepat dibawah pertahanan itu, sedikit saja Mingzhi tidak menahan diri maka pukulan itu akan membuat orang yang menahannya kesulitan untuk bernafas. “Aku gagal menahan pukulan anak ini, dia lebih memilih menghindari pertahananku, tapi reflek secepat apa hingga dia menyadari celah kecil seperti itu. Kalau dia tidak melihat wajahku dan berpikir aku salah satu murid yang mencoba ikut campur pertarungannya, maka sudah pasti tinjuan itu akan kudapatkan.” Mingzhi menahan serangannya karena sosok yang tadi memegang pundaknya tampak seperti seorang pria paruh baya yang menjadi salah satu master paviliun keluarga Hong. “Ayah!” kata Hong Xili. “Pertarungan ini dimenangkan oleh Su Mingzhi!” kata ayah Hong Xili. “Ayah! Tapi aku masih belum kalah dan masih mampu berdiri, ayah tidak bisa memutuskannya seenaknya.” “Apa kau tidak menerima keputusanku ini? Apa kau ingin mempermalukanku lebih jauh lagi? Lawanmu adalah orang yang lebih berbakat dan dia jauh lebih kuat darimu. Bagaimanapun kau harus mengakuinya.” Mingzhi memberi hormat pada ayah Hong Xili, lalu memberi hormat pada Xili. “Master paviliun Hong, anda tidak perlu terlalu keras pada senior Xili, ini hanya sebuah pertandingan persahabatan, menang dan kalah dalam pertandingan ini tidak akan dihitung, bagiku ini adalah kesempatan bertukar saran dengan murid peseni beladiri lainnya.” kata Mingzhi. “Junior Su sangatlah rendah hati, itu benar-benar sikap yang langka. Memiliki bakat seni beladiri yang tinggi namun menjaga diri agar terlihat lebih rendah, sikap yang tidak mementingkan arogansi, master ini terkesan dengan junior Su.” “Master Hong tidak perlu sungkan.” “Kalau boleh tau... Dari perguruan mana junior Su berlatih?” “Master Hong, saya tidak memiliki perguruan, saya hanya berlatih dari seorang master.” “Oh ya? Master mana yang mampu melatih murid berbakat seperti Junior Su?” “Saya adalah murid satu-satunya dari master Cong!” kata Mingzhi. Semua orang terkejut bukan kepalang, dan point emosi yang didapatkan oleh Mingzhi bertambah begitu banyak. Mingzhi tersenyum manis setelah itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN