• Aura Dingin
“Sial! Beraninya dia memprovokasiku secara terang-terangan, meskipun dia hanyalah anak kecil, tetap saja, omongannya benar-benar membuatku khawatir. Terlebih... Dia bisa mengalahkan Panlong yang kemampuannya lebih baik dari siapapun disini, kutakutnya tidak ada yang sebanding dengan bocah Su ini dalam anggotaku. Sial! Anak ini berbahaya, harus dibereskan secepat mungkin sebelum dia dewasa.” pikir Li Yifei.
“Bunuh anak ini!” perintah Li Yifei.
Beberapa anggota Harimau Giok mengambil benda di dekat mereka seperti kursi dan juga botol beer yang sudah di pecahkan sehingga memiliki ujung yang tajam. Dengan benda-benda itu sekelompok orang berlari ke arah Mingzhi.
Mingzhi menghindari setiap serangan dari mereka satu persatu, dengan keahliannya dia mampu mengalahkan sekelompok orang bersenjata hanya dalam beberapa tarikan nafas.
“Belajar dari mana bocah ini sampai dia bisa semahir itu dalam bela diri? Tak ada rasa takut walau nyawanya terancam, ini seperti dia sudah mengalami hal-hal seperti ini berulang kali. Apa dia benar-benar hanya bocah sma?” dalam hati Li Yifei.
“Gawat, seluruh anak buahku maju satu persatu untuk membantu tapi tak satupun dari mereka dapat melukai anak ini, jika begini terus maka... Dia benar-benae akan menghancurkan Harimau Giok.” sambung Li Yi Fei.
Li Yifei meraba pinggangnya dan mengambil sebuah pistol, dia segera mengarahkannya pada Mingzhi.
“Bocah! Harimau Giok yang ku besarkan selama bertahun-tahun tidak akan dihancurkan oleh anak kecil sepertimu!” Li Yifei berkoar.
Sebuah peluru ditembakkan dari pistol itu.
Mingzhi menghindarinya secara reflek. Mingzhi berlari kebelakang dan berseluncur ke bawah meja judi lalu menendang meja itu dari bawah hingga setengah terbalik. Meja itu dijadikan penghadang sehingga Li Yifei kesulitan menembak Mingzhi.
“Sial! Meja judi yang sangat berat, anak ini mampu menendangnya hingga posisinya berbalik, seberapa kuat kaki anak ini?” pikir Li Yifei.
Li Yifei terus menembaki meja itu untuk membuat lubang, tapi meja itu terlalu tebal untuk ditembus. Beberapa anak buah Li Yifei yang tersisa juga segera mengambil pistol mereka dan mengarahkannya ke arah yang sama.
“Situasi ini benar-benar sudah di luar kendali, aku tak habis pikir, orang seperti Li Yifei ini bahkan tidak ada ampun pada seorang bocah Sma. Tapi ntah kenapa aku... Merasa sudah terbiasa dengan ini semua, suara tembakan, bau mesiu, bahkan bau darah... Apa ini berkat skill Peerless Agent yang baru kudapatkan?” dalam hati Mingzhi.
****
Sementara di bawah lantai, tempat keluar masuk lift dan tangga darurat.
“Oy oy oy! Itu suara tembakan, bukannya penyusupnya hanya satu orang?”
“Kau benar, memangnya perlu berapa tembakan untuk membunuh satu penyusup?”
“Ada yang tidak beres.”
“Mari kita ke atas dan lihat apa yang terjadi!”
****
Belasan orang yang menjaga lantai bawah semuanya naik ke atas, mereka menyaksikan rekan mereka menembaki sebuah meja judi. Banyak rekan-rekan mereka tergeletak sambil mengerang kesakitan di lantai, peluru-peluru itu berterbangan di atas mereka.
“Ini... Apa yang terjadi...”
“bagaimana seorang penyusup berhadapan dengan puluhan orang dan dia masih tetap selamat, siapa orang ini?”
Li Yifei mengangkat sebelah tangannya untuk mengisyaratkan supaya anak buahnya berhenti menembak.
“Siapapun periksa kondisinya, dari puluhan peluru itu pasti ada satu atau dua peluru yang menembus meja itu dan mungkin mengenainya.” kata Li Yifei.
“Ba ba baik tuan besar!” jawab anak buah Li Yifei dengan Gugup.
Orang itu maju secara perlahan sambil memegang pistolnya dengan erat, tangannya gemetar dan keringatnya tidak berhenti mengalir.
Mingzhi menempel pada meja sambil berusaha menguping.
“Kiri atau kanan?” dalam hati Mingzhi.
Suara langkah kaki yang berusaha diredam sebaik mungkin oleh anak buah Li Yifei, Mingzhi mencoba untuk mendengarnya, suaranya nampak samar dan Mingzhi secepat mungkin pindah ke arah sebaliknya.
Suaranya terdengar semakin kuat dan tanpa di sadari sebuah pistol melalui pandangan Mingzhi, pistol itu tepat di depan mata.
Anak buah Li Yifei berbalik secepat mungkin untuk menyerang Mingzhi. Mingzhi memegang moncong pistolnya dan menariknya sekuat tenaga sehingga orang yang memegangnya pun ikut tertari ke arah Mingzhi.
Sebelum orng itu menarik peatuknya, Mingzhi yang memegang moncong pistol itu mendorong pistol tersebut ke arah samping sehingga pistol itu lepas dari tangan anak buah Li Yifei, Mingzhi menendang d**a orang itu dan menembaknya secara tiba-tiba.
Gerakan itu murni sebuah reflek pada tubuh Mingzhi, Mingzhi secara tidak sengaja membunuh pria itu.
Pandangan Mingzhi tiba-tiba kabur, semua yang dia lihat di depannya seakan berputar-putar. Semua yang di dalam erut Mingzhi seakan melonjak ke atas. Mingzhi menahan mual, dan juga pusing, tangannya gemetar dan dingin, dan wajahnya pun mulai pucat.
Sementara itu di tempat Li Yifei, semua wajah nampak tegang mendengar satu suara tembakan yang baru saja dilepaskan.
“Mo Lang... Kenapa Mo Lang tidak segera kembali?” Anak buah Li Yifei yang lain merasa cemas.
“Sial! Bocah itu masih hidup. Siapapun segera bunuh dia! Cepat!” kata Li Yifei.
Anak buah Li Yifei saling menatap satu sama lain dengan mata yang ketakutan, akhirnya beberapa dari mereka maju walau sebenarnya mereka semua ketakutan.
“Peringatan! Darah pada tubuh Host melonjak secara tiba-tiba, jantung Host memompa tidak teratur, tekanan darah gagal mengalir ke otak, tingkat kesadaran Host menurun. Sebuah debuff terdeteksi. Memulai ulang pemulihan tubuh Host secara otomatis dalam tiga...”
Orang orang Li Yifei semakin dekat.
“Dua...”
Hanya tinggal beberapa langkah lagi menuju meja.
“Satu!”
Mingzhi menghembuskan nafas panjang, tangannya kembali hangat dan Mingzhi bisa merasakan pistol di tangannya, tangannya berhenti gemetar, pandangannya kembali jernih dan jantungnya kembali tenang.
Mingzhi berdiri secara tiba tiba dan menembak lima orang yang mendekatinya dengan cepat.
Mingzhi kembali bersembunyi, dia meraba pakaian orang yang baru saja dia tembak, Mingzhi menemukan peluru dan dia segera mengisi amunisinya.
Dengan cepat Mingzhi berlari sambil menunduk menjauhi meja judi, Mingzhi menembaki orang-orang Li Yifei.
Mingzhi berhenti di balik pilar besar sambil memegang pistolnya.
“Cepat! Cepat! Bawa tuan besar keluar!”
Anak buah Li Yifei yang tersisa segera mengerumuni Li Yifei dan melindunginya berlari menuju lift.
Mingzhi mengintip, semua musuhnya memperlihatkan punggung mereka, melihat kesempatan itu Mingzhi segera menembaki mereka, satu persatu dari anak buah Li Yifei berguguran, namun Li Yifei dan sedikit anak buahnya yang tersisa berhasil melarikan diri ke lift.
Sambil berlari ke tangga darurat, Mingzhi mengambil pistol-pistol di lantai.
Sesampainya di tangga darurat Mingzhi tetap berlari, bahkan agar mempercepat turunnya, dia melompat melewati 8 anak tangga demi 8 anak tangga.
Mingzhi segera sampai di bawah, nampak tak ada seorangpun yang lewat. Mingzhi langsung berdiri di depan lift sambil memegang pistolnya, dia mengarahkan tepat ke lift dan bersiap menunggu lift itu terbuka.
Ding! Lift terbuka, perlahan wajah Li Yifei terlihat jelas.
Melihat Mingzhi di depannya dengan pistol yang mengarah langsung ke kepala Li Yifei, membuat Li Yifei melotot karena terkejut.
Bang! Sebuah tembakan di lepaskan, seseorang memasang badan menutupi arah tembakan Mingzhi.
Li Yifei terjatuh kehilangan kekuatan tumpuan kakinya. Mulutnya menganga dan keringatnya keluar dari segala tempat di tubuhnya.
Sisa sisa anak buah Li Yifei berjatuhan tepat dihadapannya. Pemandangan yang mengerikan terpampang jelas dihadapan Li Yifei.
Melihat seorang pemuda yang tidak diketahui asal usulnya menembak orang dengan wajah yang tak bergeming sedikitpun, seakan-akan pria itu memancarkan hawa dingin.
Sekarang tinggal Li Yifei seorang diapit sudut-sudut lift membuatnya tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.
Dia sangat ingin meraih tombol lift tapi tubuhnya tak mampu untuk berdiri.
Mingzhi berjalan perlahan mendekati Li Yifei sambil menodongkan pistolnya.
Li Yifei ketakutan.
Ctkk! Ctkk! Mingzhi menarik pelatuknya dan tak satu peluru pun keluar dari pistol Mingzhi.
Li Yifei yang meringkuk menutupi kepalanya dengan tangannya perlahan mendonga ke arah Mingzhi.
Dia melihat seorang pemuda dengan pandangan yang kosong, tak ada satupun yang terlihat dari matanya, bahkan belas kasihan pun tak tercermin dari mata pemuda itu.
“Mmmmm....mmmmm .....mm mm ma mamm mam mafkan aku! Tuan Su mmma ma afkan aku! Aku, aku .... Aku... Tidak .. Bermaksud...”
Mingzhi membuang pistolnya dan langsung menarik kerah tuxedo Li Yifei, Mingzhi menyeret Li Yifei keluar dari lift.
Dengan tangan yang terkatup memohon ampun pada Mingzhi, Li Yifei tetap di seret keluar dari lift dan dilemparkan ke lantai oleh Mingzhi.
Dengan pistol lain yang dia ambil sebelumnya Mingzhi mulai menodongkan kembali ke dahi Li Yifei.
Gigi Li Yifei bergemeretak, tangannya tetap terkatup meminta ampunan dari Mingzhi.
Saat Mingzhi ingin menarik pelatuknya, seseorang tiba berlari ke arah Li Yifei.
“Ayah!”
Mingzhi langsung mengarahkan pistolnya ke Li Saoqi dan menembak lantai tempat dia akan menginjakkan kakinya. Li saoqi berhenti dan pistol tersebut kembali mengarah ada dahi Li Yifei.
Datang lagi seorang pemuda dengan gips dan juga membawa tongkat. Nandong si pria bertubuh besar merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya. Tempat yang dia sebut markas besar porak poranda, pecahan botol dimana mana, meja meja terlempar jauh dari tempatnya, beberapa noda darah dan mayat tergeletak di dekat lift.
Seorang pemuda yang pernah dia lawan berdiri tegak dengan sebuah pistol di tangannya, pria yang dia besar besarkan dan agung agungkan bersimpuh dihadapan pemuda itu dengan wajah yang menyedihkan.
“Tuan Su! Tuan Su! Tolong jangan bunuh aku, aku.... Aku minta maaf. Aku sungguh minta maaf, aku menyesal telah menyinggungmu, aku tak akan pernah melakukannya lagi, aku tak akan mengganggumu atau orang-orangmu, jadi tolong! Tolong... Tolong ampuni aku. Aku... Aku akan memberimu kompensasi, aku akan lakukan apapun, jangan ambil nyawaku.”
“Su Mingzhiiii!!!” Li Saoqi berteriak dengan wajah yang penuh dengan amarah.
“Saoqi tutup mulutmu!” kata Li Yifei.
“A... Ayah?”
“Aku menghancurkan barmu, apa kau keberatan?”
“Tidak, tidak, tidak sama sekali tuan!”
“Aku menyakiti dan membunuh anak buahmu, apa kau terima?”
“Iya tuan, aku menerimanya.”
“Aku menghancurkan martabatmu, menghancurkan apa yang kau sebut dengan harimau giok, apa kau dendam padaku?”
“Tidak, tidak tuan, saya tidak berani.”
“Ingat kata katamu.”
“Ba baik tuan!”
Mingzhi membongkar pistolnya dan membuangnya di depan Li Yifei.