Alan masih gelagapan ketika Rima meninggalkan dirinya dengan air mata yang masih turun, dengan segenap perasaan yang tak menentu, Alan mengejar Rima, memegang tangannya dan menahan sang istri. "Lepasin!" ucap Rima pelan tapi menekan kata-katanya. "Kamu kenapa cepat marah seperti ini?" tanya Alan, ia sendiri tahu bila sudah salah, tapi sekadar mengatakan maaf pun seperti tertahan di tenggorokan. Rima melepaskan tangan Alan dengan kasar. Saat ini ia merasa sangat marah. "Jangan seperti ini di rumah ibu, kasihan mereka kalau lihat kita berantem." "Mereka pun tahu, kalau kita bertengkar, itu pasti sumbernya dari kamu!" Alan menghela napas, kemudian kembali memegang tangan Rima untuk membawa istrinya itu duduk dan menenangkan keadaan. Tapi Rima kembali melepaskan tangannya. "Mas! Kamu in