Melihat Kiran yang tak juga keluar dari ruangannya, Mahesa berdecak kesal. “Jangan banyak berbasa-basi lagi. Kubilang keluar sekarang, Kiran!” Mahesa meninggikan intonasi suaranya.
“Tapi kenapa kau tidak ingin kita melanjutkan ciuman kita tadi? Aku akan membuatmu puas—“ Kiran berusaha membujuk Mahesa lagi.
Namun Mahesa mengangkat sebelah tangannya di udara. Sebagai tanda bahwa dia ingin Kiran menghentikan ucapannya.
“Dengar, Kiran. Asal kau tahu, bahkan ciumanmu sama sekali tidak menarik bagiku. Aku tidak merasa b*******h sama sekali.”
Kiran membeliakan matanya, mulutnya terperangah mendengar ucapan Mahesa yang sangat berbeda dengan apa yang tadi lelaki itu katakan padanya.
“Bohong! Tadi kau sendiri yang bilang kalau kau sangat menyukai ciumanku yang membuatmu b*******h. Iya, ‘kan?
