Episode 10 #luka_yang_tak_berdarah Pilihan sulit Setelah setuju untuk menolong Rizam, aku ke kamar ibu dan meminta mbak Riani meninggalkan kami. Banyak hal yang ingin ku bicarakan dengan beliau. Selama bicara, sesekali beliau tersenyum, sesekali beliau menangis. Pembicaraan kami berhenti saat Rizam datang. Ibu menggenggam tanganku erat seolah meminta kekuatan. "Apa ibu baik-baik saja?" Rizam bertanya seraya duduk di tepi ranjang. Aku memilih berdiri dan membiarkan mereka duduk bersisian. "Ibu baik-baik saja nak." Beliau menghela nafas berat. "Aku benar-benar minta maaf ibu. Sungguh semua itu hanya kesalahan." Ibu menatap Rizam lama sebelum membawa laki-laki itu ke dalam pelukan. Beliau kembali menangis. Air mataku ikut mengalir, betapa seorang ibu sangat menyayangi anaknya. Mata