Pukul setengah tiga sore mereka baru pulang dari kampus, Diandra sengaja menunggu Abelano di taman dengan teman-teman nya karena memang mereka biasanya pada seneng di taman kampus karena bisa menggunakan Wi-Fi sepuasnya, Abelano juga melarang jika Diandra pulang terlebih dahulu apalagi mereka sudah janji akan menemui Mama Abelano sore ini.
"Pacar kamu masih posessive?" tanya Airin yang kini asik dengan makanan ringannya sedangkan Gisel kini sedang mendownload drama Korea agar bisa dia tonton di kos nya.
Namanya anak kos bisa aja memanfaatkan setiap peluang yang ada, apalagi kampus menyiapkan fasilitas seperti ini mereka sebagai mahasiswa yang baik akan memanfaatkan hal itu dengan semaksimal mungkin, mereka juga sudah bayar setidaknya mereka tidak akan rugi jika menggunakan nya.
"Ya biasa sih, tapi aku udah maklum aja sekarang yang penting kan aku udah tau apa yang memang sebenarnya dia rasakan" jelas Diandra.
"Aku dukung sama Dia Weh, kakak tingkat yang dingin tapi nggak pelit terbaik emang" puji Gisel yang selalu dapat traktiran ketika mereka sedang nongkrong.
"Sa ae lun remahan rempeyek" goda Airin.
"Lah apa masalahnya, remahan rempeyek malahan yang di cari cari loh" ujar Gisel yang sama sekali tidak merasa tersinggung.
selama kuliah mereka selalu bersama-sama bisa dikatakan mereka sangat dekat hingga sampai saat ini berteman baik, sekarang memang berteman harus pilih pilih setidaknya kita berteman dengan orang-orang baik yang selalu berpikiran positif agar kita bisa seperti itu pula. Pergaulan di kuliahan seperti ini terkadang sangat mempengaruhi jika kita bersama dengan teman yang salah maka kita juga yang akan merasakan sakitnya di akhir nanti.
Abelano tau hal itu, kerasnya di pertumbuhan menuju dewasa pasti akan banyak hal yang bisa membuat kita merasa terguncang, baik dengan cobaan maupun hidup sebagai manusia yang beranjak dewasa, Abelano hanya tidak ingin kekasihnya berjalan di jalan yang salah dirinya pula selalu membatasi pertemanan Diandra karena dengan alasan seperti itu, dia tidak mau kekasihnya akan salah jalan sehingga membuatnya menyesal di kemudian hari.
"Eh denger-denger anak bisnis semester lima bakalan ke Amerika loh kunjungan kerjanya" ujar Airin yang sangat update dengan perkembangan di fakultas ekonomi, maklum saja dirinya anak BEM sehingga membuatnya bisa paham dengan apa yang terjadi di sini.
"wah gila sih, enak banget pasti mahal mana pasti lama?" ujar Gisel.
"Pasti, dong katanya denger-denger dua mingguan nggak sih? bisa dibayangkan ada berapa uang itu? kalau bukan orang berada kayaknya nggak bakalan ikut deh" ucap Airin.
"pacarmu ikut Ndak Di?" tanya Gisel.
Diandra tidak tau karena Abelano sama sekali belum mengatakan hal itu padanya, karena itulah dia tidak tau dengan hal ini. Seketika Diandra merasa sedih bagaimana dirinya tanpa Abelano untuk dua Minggu? dia selalu saja setiap hari bersama tapi kini dia rasanya terlalu berat jika tidak bersama dengan Abelano terlalu lama.
Diandra kini celaka benar-benar terjebak dengan pesona Abelano, bahkan dirinya sama sekali tidak pernah seperti ini dulu aja ketika Abelano harus ke luar negeri dia sangat merasa senang karena tidak ada orang yang memerintah dan posessive kepadanya, tapi waktu berlalu dan kini semuanya berubah Abelano menjadi orang yang penting baginya dan dia merasa jika tidak bisa tanpa Abelano disisinya.
"kok diem Weh? nggak kesurupan kan?" tanya Airin.
Di taman kampus kan sangat asri takutnya nanti Diandra diem-diem kesurupan penghuni sini, kan nggak lucu sekali bisa saja malahan nanti Airin dan Gisel yang akan di bantai oleh Abelano karena telah membuat kekasihnya seperti itu.
"Gila ya, kalau kesurupan beneran gimana?" ucap Diandra kesal.
Diandra paling takut dengan segala macam cerita yang horor seperti itu makanya dia kesal ketika Airin mengatakan hal seperti itu, dia takut jika apa yang dikatakan oleh Airin akan terjadi benar.
"Santai aja nggak usah dipikirin, itu semua belum pasti kayaknya emang belum diumumkan jadinya pacar kamu belum kasih kabar mengenai itu" ujar Airin.
"Tuh dengerin, nggak usah overthinking dulu" ujar Gisel.
"Tapi enak ya, kapan kita bisa ke sana? Amerika loh jauh amat yak" ucap Airin berandai-andai.
"Nanti kapan-kapan kalau ada rejekinya juga bisa berangkat" ucap Diandra.
"Aamiin yang kenceng kita yak" ujar Gisel.
mereka bertiga tertawa, memang terkadang benar-benar membuat kesal tapi mereka bertiga kumpul seperti ini membuat suasana hati Diandra semakin membaik, sebenarnya dia masih sedih dengan kepergian kakeknya tapi dia selalu berusaha ikhlas karena jika dirinya terus seperti ini maka kakeknya juga akan merasa sedih di sana karena masih ada orang yang tidak rela dengan kepergiannya.
***
Abigail selaku mama dari Abelano menyambut kedatangan mereka dengan sangat baik, Abigail sangat merindukan calon menantunya itu. Abelano selalu mengatakan jika Diandra sibuk karena itulah tiap kali Sisil ingin bertemu dirinya selalu mengesampingkan keinginannya karena tidak mau Diandra terganggu olehnya.
"Mama kangen banget, kamu jarang main kesini kalau Mama minta Ano ajak kamu katanya kamu sibuk kuliahnya" curhat Abigail pada calon menantunya.
"Maafin Didi ya Ma, seharusnya Didi banyak main ke sini" ucap Diandra.
"Nggak papa sayang, kan kamu sibuk kuliah" ujar Abigail.
Padahal sebenarnya dirinya juga tidak sibuk kuliah tapi Abelano yang selalu mengajaknya kesana kemari, apalagi kalau udah berada di rumah bawaannya Abelano nempel Mulu pengennya sama Diandra terus, gimana nggak khilaf coba jika begitu terus jalan satu-satunya memang mereka harus segera menikah biar sah mau ngapa-ngapain bisa bebas tanpa takut adanya dosa.
Abelano kini ingin mengubah pembicaraan bisa jadi dia yang kena amuk mamanya jika Diandra keceplosan, mamanya akan terus merepet apalagi jika Abelano ketahuan salah.
"Ma laper ini mah, abis pulang kuliah bukannya di ajak makan malah ngobrol lama" ujar Abelano.
Diandra langsung terkejut, memang Abelano benar-benar membuatnya kesal, setidaknya mereka mengobrol basa basi terlebih dahulu tapi kini Abelano malahan benar-benar mengubah arah pembicaraan mungkin karena dirinya takut jika Diandra keceplosan dengan apa yang terjadi sebenarnya.
"Anak manja ini Di, sama kamu pasti lebih manja kan?" tanya Abigail.
"Iya Ma, manja banget kayak anak kucing yang ngikutin induknya nempel mulu" jelas Diandra.
"emang bener-bener persis sama papanya dia, kalau udah bucin nggak ada obat dan bener bener dirinya nggak bisa jauh-jauh dari orang yang dia suka, makanya mama maklum aja kalau dia mau menginap di rumah sana lagi pula yang penting ga usah macem macem aja kalau belum sah" jelas Abigail memperingatkan.
Abelano dan Diandra mengangguk, mereka juga nggak melakukan apapun sampai saat ini Abelano menjaga Diandra dengan sangat baik, dirinya menepati janji yang sebelumnya telah di katakan olehnya.
"Mama buatin makanan kesukaan Didi" ujar Abigail.
Abelano melihat mamanya yang sangat luar biasa senang sekali kedatangan Diandra kesini, Abelano merasa jika selama ini dirinya terlalu mengekang Diandra untuk tidak kemana-mana bahkan dirinya ke rumah Abelano sendiri saja sangat jarang, kebanyakan waktunya dua habiskan bersama dengan Abelano dan dengan kegiatan kuliahnya.
"Makasih ya Ma, maaf ya udah repot-repot" ujar Diandra.
"Mama seneng kamu datang" ucap Abigail.
"Makasih ya Ma, Didi seneng banget" ucap Diandra.
Diandra begitu merasa bersyukur bagaimana mungkin segalanya berjalan dengan sangat baik seperti ini? bahkan dirinya kini mendapat mertua yang sangat baik padanya, memang Abelano anak pertama dan satu satunya dirinya selalu diperlakukan dengan spesial dan kini Diandra bisa mendapatkan Abelano dan hal itu bonus sekalian dengan Restu dari kedua orang tua Abelano yang sebaik ini padanya.
ketika mereka mulai makan kini Abigail mengatakan apa yang akan dia katakan saat ini, semuanya memang karena permintaan Abelano yang ingin segera tunangan dan menikah dengan Diandra. Abelano mengatakan jika dirinya sudah mendapat restu dari orang tuanya karena hal itulah kini Abigail ingin kembali benar-benar memastikan jika Diandra sama sekali tidak pernah terpaksa bersama dengan Abelano.
"Sayang, disini mama mau bertanya jika kalian berdua tunangan dan segera menikah apakah. siap?" tanya Abigail.
"Didi siap Ma, sebelumnya Mas Ano udah bilang sama Didi mengenai keinginan baiknya, lagi pula ayah dan ibu setuju jika Mas Ano melamar Didi" jelas Diandra.
"Dengan kuliah kalian apakah kalian tidak merasa terganggu?" tanya Abigail
Sama sekali engga terganggu Ma" jawab Diandra.
Abigail kini semakin yakin jika memang mereka memang sudah siap untuk ke jenjang yang lebih serius lagi, baik Diandra dan Abelano sama-sama siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi nantinya, mereka sama-sama tau dan paham jika menikah tidak semudah itu tapi mereka akan berusaha melakukan yang terbaik nantinya.
Baik Abigail dan Abichandra sama sekali tidak akan menyerah dia akan terus mendampingi anak-anak mereka dalam membina rumah tangga, mereka akan terus menasehati dan mengarahkan mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih baik nantinya.
"Ma, pertunangannya akan dilakukan dalam waktu dekat?" tanya Diandra.
"Iya, seperti nya begitu nanti akan kita bicarakan lagi, masalahnya mama dan papa harus ke Jogja dulu kan untuk meminta ijin kepada orang tua kamu" jelas Abigail.
"Iya Ma" ucap Diandra.
Diandra benar-benar merasa jika kini segalanya semakin lebih dekat, mereka akan segera menikah dan semuanya akan segera terjadi, tidak ada hal yang lebih menyenangkan dari pada hal ini. Diandra ingin pernikahan mereka dilakukan dalam kesederhanaan setidaknya dirinya ingin menikah dulu dan bisa melakukan resepsi nanti ketika dirinya sudah lulus kuliah. Tetapi Diandra tidak tau bagaimana Abelano akan memikirkan masalah resepsi itu, laki-laki itu selalu ingin melakukan resepsi pernikahan besar besaran karena dia tidak ingin momen sekali dalam seumur hidup itu akan terlewatkan begitu saja.
"Di Jakarta atau di Jogja nikahnya?" tanya Abelano.
"Jogja sayang, kan nikahnya di tempat mempelai perempuan" jelas Abigail.
Abigail sedikit tau bagaimana adat Jawa, karena itulah kini setidaknya dia harus bertanya kepada orang tua Diandra bagaimana tata cara pernikahan dalam adat Jawa sesuai dengan daerah mereka.
Sore ini banyak hal yang mereka bicarakan, sangat jarang sekali mereka berbicara mengenai hal-hal serius seperti ini. Abelano memang sudah mengutarakan apa yang dia inginkan sejak lama kepada kedua orang tuanya itu, ketika kedua orang tua Diandra menyetujui maka saat itu pula Abelano langsung memberi kabar kepada orang tuanya bahwa dirinya bisa segera melamar Diandra secara resmi.
pukul lima sore kini mereka pamit pulang, Abelano akan mengantarkan Diandra pulang ke rumah dirinya tidak bisa menginap karena ada hal yang harus dia bicarakan dengan papanya malam nanti.
"Ma, aku nganterin Didi pulang dulu" ucap Abelano.
"Iya sayang, hati-hati di jalan" ujar Abigail.
"Maa Didi pulang ya?" ucap Diandra.
"Iya sayang, main lagi ya besok besok" ujar Abigail.
"Baik ma, sehat-sehat salam buat papa ya" ujar Diandra.
"Iya sayang, nanti mama sampaikan pada papa" ujar Abigail.
Diandra dan Abelano langsung masuk kedalam mobil, rasanya Abelano selalu ingin bersama dengan Diandra tapi dirinya juga tidak boleh egois dia pula harus segera mengurus lamaran karena dia ingin segera pernikahan ini berlangsung segera, ketika semua terjadi lebih cepat maka dirinya pula akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya karena hubungan mereka sudah terikat oleh suatu status yang sah.
"Sayang, nanti malam mau makan apa?" tanya Abelano.
"Didi mau masak aja Mas, nanti temenin Didi belanja dulu ya? beberapa bahan masak udah habis nggak ada sayuran juga" jawab Diandra.
"Iya sekalian belanja dulu ya sebelum pulang" ucap Abelano dan diangguki oleh Diandra.
Abelano lebih senang Diandra memasak, dirinya tidak suka jika Diandra keluar rumah tanpa dirinya. Abelano sangat khawatir karena di luar sana tidak seaman yang Diandra kira, walaupun terlihat biasa saja tapi aslinya Abelano selalu meminta pengawal untuk menjaga Diandra tanpa sepengetahuan dirinya.
"Besok Masakin ya sayang, aku pengen makan masakan kamu lagi beberapa hari ini sama sekali nggak makan apa yang kamu buat" ucap Abelano manja.
"Iya Mas, besok sarapan di rumah dulu aja ya?" ujar Diandra.
"Makasih sayang" ucap Abelano.
Diandra wanita penurut, apapun yang Abelano minta dan perintah pasti akan dilakukan dengan sangat baik dirinya bahkan sangat jarang membantah, mungkin memang Diandra sadar jika kini segalanya di biayai oleh Abelano, dirinya juga tau bagaimana Abelano yang mencintai dirinya karena hal itulah Diandra sama sekali tidak ingin mengecewakan Abelano, dirinya orang yang baik dan sangat tepat untuk Diandra sampai kapanpun Diandra tidak akan melepaskan Abelano untuk orang lain karena dia tidak akan bisa kehilangan orang yang dicintainya.
"Ayo turun," ajak Abelano ketika sudah sampai di supermarket.
Terkadang Abelano selalu ikut turun, dirinya sama sekali tidak masalah jika menemani Diandra berbelanja dia senang melihat kekasihnya bahagia.
"Kamu mau beli sayuran apa? bumbu masak masih atau udah habis sayang?" tanya Abelano cerewet.
"beberapa ada yang habis Mas, ya udah kita mulai belanja yuk aku lagi mikir enaknya masak apa gitu Mas" jelas Diandra.
Abelano tersenyum, kekasihnya sudah bagaikan ibu rumah tangga yang kini menyiapkan makanan apa yang pantas untuk suami dan anak-anak nya kelak, hal hal seperti itu membuat segalanya menjadi lebih indah walaupun hanya hal sederhana.
bersambung