25"Kamu marah pada keputusan papa dan mama Ndra?" Andra menatap papa dan mamanya, namun Andra hanya diam, menggerakkan tangan menyendok puding buatan mamanya, sempat berkerut keningnya lalu meraih air minum, meneguknya pelan lalu menatap papanya. "Kaget aja Pa, karena Papa tidak pernah membicarakan ini secara serius, hanya beberapa kali itupun bergurau, aku tak mengira jika Papa langsung melamar Inayah waktu itu juga." "Lalu bagaimana?" "Kita kan cuma nunggu Pa, pihak wanita kan yang nentukan ini lanjut atau tidak?" "Intinya kamu nggak keberatan kan?" Andra menghela napas dengan ragu lalu mengangguk perlahan. Helene pindah tempat duduk menjadi lebih dekat di sebelah Andra. Mengusap bahunya perlahan dan Andra menoleh berusaha tersenyum meski berat. "Mama tahu jika kamu keberatan, tan