“Kau ini benar-benar. Bagaimana bisa dua kali aku pulang ke Jakarta dan dua kali aku mendapat kabar yang membuatku spot jantung. Ya Tuhan, Kana! Apa yang terjadi sebenarnya? Kau baik-baik saja kan?” Raya tau-tau memasuki kamar rawat Kana dengan raut panik namun juga kesal. Kana yang sedang membaca buku hanya tersenyum menanggapinya dan merentangkan tangannya minta dipeluk. “Aku sangat merindukanmu. Sibuk sekali dirimu.” Raya menyambut pelukannya dengan erat namun secepat itu melepaskan pelukannya juga dan mengecek Kana. “Aku baik, hanya sedang sial saja.” Kana menjawabnya lesu walau bibirnya melengkung senyum. Raya yang melihatnya ikut prihatin, dulu saat mereka di kampus, mereka juga pernah tidak sengaja terkunci di gudang yang kecil karena mengambil sesuatu untuk sebuah acara. Terny