Ethan Keys

1128 Kata
Rambut bergelombang tersebut ia kuncir kuda, memperlihatkan leher jenjang yang segera dipasangi Ethan sebuah rantai untuk binatang peliharaan. Gadis itu menungging, bongkahan kenyal tersebut tak luput dari tamparan keras jemari berurat Ethan dan membuat panas menjalar ke seluruh tubuh Andrea. Ruangan dengan suasana Sadism terasa mengerikan, memberikan suasana gelap yang mirip dengan ruangan eksekusi pada umunya. Peralatan terpajang rapi di setiap sudut ruangan, di setiap lemari kaca dan bergantungan langit-langit ruangan. Sebuah ranjang, kursi dan meja berwarna merah memberikan kesan erotis. Namun bukan digunakan untuk keperluan pada umumnya, hanya untuk kegiatan tersebut. Ethan membuat ikatan simpul di sekujur tubuh gadis itu, menekan setengah tubuhnya agar telungkup di atas meja sementara jemarinya bebas bergrilya di bongkahan kenyal gadis tersebut guna menyesakkan sebuah buttplug ke dalam lubang keriputnya yang disertai rintihan Andrea. Tak lupa ia memasangkan ballgag pada mulut Andrea, ia mundur perlahan. Melihat keindahan yang membuat kegilaannya bertambah, d**a gadis itu bergetar. Keringat mulai mengucur namun ia tetap berusaha setenang mungkin. "kau takut?" Andrea menggeleng tanpa dapat berbicara, gadis itu ingin merasakan sensasinya. Yang katanya selalu membuat seseorang menginginkannya lagi dan lagi. Walau dalam hati ia sendiri tidak yakin. "kau makhluk terindah yang pernah ku lihat" Ethan memberikan semacam cairan di sekujur tubuh Andrea, tanpa gadis itu mengerti. Yang ia rasakan hanyalah cairan tersebut terasa lengket dan wangi, jemari Ethan terus mengusapnya hingga Andrea merasa cairan tersebut sampai ke b****g dan selangkangannya. Andrea mendesah kuat, saat Ethan cukup lama bermain disana. Sangat basah dan lembab, dan Ethan sangat menyukainya. Entah kapan lelaki itu membuka seluruh pakaiannya, Ethan berdiri di hadapan Andrea dan mengelus lembut kepalanya. "open your mouth, little girl!" Andrea berusaha membuka mulutnya meski tersumpal sesuatu semacam bola kecil yang memadati mulutnya, Ethan menurunkan benda bulat tersebut tak lama Andrea merasakan benda tumpul menyeruak masuk kedalam mulutnya. "like this princess?" "yahh..." dengan terengah-engah gadis itu menjawab, menyukai benda yang kian lama makin mengeras tersebut berada di dalam mulutnya yang basah dan lembab. Ethan menyeringai, Andrea bahkan lebih menggemaskan daripada anak balita yang sedang mengulum lolipopnya. Ethan menjambak rambut Andrea, melepaskan pagutan bibirnya yang baru saja membuat kejantanannya menjadi sangat keras. Bibir itu berlumuran salivanya sendiri, Ethan kembali memasangkan Ballgag dan beralih ke bagian belakang tubuh gadis itu. "well, kini hukumanmu Princess." mata gadis itu tertutup, tapi ia dapat merasakan sesuatu menembus dirinya dengan sekali hentakan. Andrea mengerang keras, Ethan dapat melihat gadis itu sedang mengambil kenikmatannya. Ethan bergerak sesuai irama, membuat Andrea memekik karena benda itu terus menyeruak hingga membentur dinding rahimnya. Bagian sensitif dari semua wanita... Desahan Andrea makin membuat Ethan menggila, ia mempercepat tempo seiring keringat bercucuran keras dari dahi dan leher hingga tubuhnya. Memberi kesan eksotis di tubuh keras dan sempurna miliknya, sementara gadis itu terus menjerit menikmati sensasi yang sangat luar biasa yang ia terima. Yang ternyata sangat menggiurkan, sangat memabukkan hingga tak sadar mulutnya yang tersumpal sesuatu terus mengumpat tidak jelas kepada pria yang membuatnya menggila itu. "what do you say little slut?" Ethan menjambak rambutnya, membuat tubuhnya melengking sempurna. "harder...!" titah Andrea yang disertai seringaian Ethan. "as your wish, my babygirl." Andrea menjerit, jeritan yang menggema di ruangan temaran itu. Ketika Ethan menungganginya dengan brutal dan keras, hingga beberapa menit kemudian tubuh berotot itu ambruk di atas Andrea. Pelepasan yang luar biasa tidak pernah pria itu dapatkan dari wanita manapun, namun gadis muda yang setengah mati ia cintai ini berhasil membuatnya menggila. Ethan mendekap Andrea dalam tubuh kekarnya di atas ranjang berwarna merah, mengelus pelan tubuh mungil yang masih dalam keadaan naked tersebut. Andrea... Gadis itu dapat melihat jelas ruangan yang menjadi rahasia besar seorang Ethan Keys, lampu yang telah menyala dengan terang berhasil memperlihatkan kumpulan peralatan yang tak dimengerti gadis itu. Sesuatu yang selalu Ethan harapkan, mendekap gadisnya seusai percintaan mereka terwujud sudah. Dan ia tidak akan pernah melepaskan gadis itu lagi. "Marry me?" "No!" jawab Andrea mantap, Ethan tersenyum sembari menggigit bahu yang memunggunginya tersebut. "begitu keras kepala." ucap Ethan, Andrea hanya tersenyum menanggapi. "beri aku waktu..." balas Andrea. "setidaknya 5 tahun lagi." sambungnya. "apa yang kau tunggu?" tanya Ethan, Andrea mengecup buku-buku jemari Ethan, benda kenyal tersebut menyentuh jarinya terasa sangat lembut. "kau takut akan umurmu?" pertanyaan Andrea memberikan kesan jahil disertai gelak tawa gadis itu. "keep laughing on me! In fact, i'm the one who can make you scream harder." balas Ethan ketus tanpa menghilangkan senyum kekaguman dari gelak tawa Andrea. "kau mau menceritakan tentang cincin itu?" Ethan tak mengira, Andrea dapat mengetahui kejanggalan dalam dirinya setelah melihat cincin tersebut. Ethan menggeleng, ia belum ingin menceritakan sesuatu yang seharusnya tidak diketahui Andrea. Lagipula, itu urusannya dengan Arthur. Arthur... Ethan menyeringai, Pria itu akan membumi hanguskan dirinya jika mengetahui pria b******k sepertinya berhubungan dengan putri yang selalu ia jaga, rasa protektif Arthur terhadap Andrea yang sangat besar. Ia pasti akan mengamuk kalau dirinya akan menyakiti Andrea, namun hal tersebut tidak akan terjadi lagi. Ethan berjanji itu, ia melirik sekilas wajah Andrea. "apa yang terjadi padamu dan Ayahku, Ethan? Kalian telah lama bersahabat namun kau tidak pernah menemuinya hingga pada saat kita bertemu." Ethan tersenyum miring, Andrea sungguh gadis yang sangat cerdas. Yang mempunyai rasa ingin tahu secara berlebihan. "kau tahu, jika gadis secerdas dirimu menjadi seorang CEO. Kau sudah pasti dapat mengalahkan diriku." Andrea menepuk d**a bidang Ethan. "mengapa kau selalu mengalihkan topik?" protes gadis itu yang hanya dibalas senyuman Ethan. Dengan gemas, Ethan menggigit kulit yang terasa kenyal gadis itu. Membuat geli di sekujur tubuh Andrea tanpa memperdulikan protes gadis tersebut. "stop it, Ethan! Geli..." ucap Andrea sembari menyingkirkan tubuh Ethan yang terus mengurungnya. "masih sakit kah?" mata setajam elang milik pria itu melirik ke bawah, yang hanya dibalas anggukan gadis itu. Milik gadis itu masih terasa perih, menahan gesekan benda yang cukup besar milik Ethan. "bagaimana rasanya?" tanya Ethan mengingat Andrea yang mulai terbiasa menjalani kehidupan seks yang terbilang tidak wajar. Andrea melirik langit-langit ruangan, berpikir beberapa saat sebelum membuka suara. "aku rasa, aku akan terbiasa dengan itu." ucapnya antusias yang ditanggapi dengan senyuman manis Ethan. "jambang ini membuatmu terlihat mengerikan." Andrea mengelus dagu dan rahang Ethan, jemarinya serasa digelitik oleh bulu-bulu halus tersebut. "tapi kau menyukainya." balas Ethan. "well, sepertinya sudah saatnya bercukur." Ethan beranjak dari tidurnya, mengambil sesuatu dari dalam lemari masih dalam ketelanjangannya tanpa ada rasa malu. Sementara gadis itu meneguk salivanya sendiri melihatnya, jika dirinya tidak dilanda rasa perih kini ia pasti sudah berteriak menjerit ingin segera dihukum oleh pria itu. Dan tak lama Ethan membawa beberapa alat cukur, Andrea tidak mengira bahwa ada alat cukur di dalam ruangan ini. Andrea dengan sigap mengoleskan cairan putih s**u tersebut di setiap sudut rahang dan dagunya, dengan lembut serta perlahan ia menarik alat cukur tersebut guna membersihkan bulu-bulu halus. Mata Ethan menyipit, mengamati sisi indah gadis yang memiliki segala keunikan tersebut. Ia akui, dia adalah seorang b******n yang sangat beruntung dapat memperoleh gadis sebaik Andrea.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN